Aku tidak tau apakah ini salah atau benar, karna orang lain mengatakan padaku bahwa itu salah, Tetapi aku merasakan ini seperti sesuatu yang sangat.... Entahlah aku tak dapat mengungkapkannya, jadi biarkan aku seperti ini, mencoba yang terbaik untuk tidak membiarkan ini terjadi lagi, terkadang kita tak perlu menempatkan diri kita di posisi terbaik untuk membuat keputusan terbaik.
Kau berusaha untuk menjadi yang terbaik yang kau bisa, tetapi itu semua bisa kau lakukan jika kau tak memberikan semua yang kau punya, kau hanya menipu dirimu sendiri dengan itu. Berikan semua yang kau punya Seperti Tuhan yang memberikan semua yang kau butuhkan, kehidupan, ke bahagiaan, dan rasa aman di setiap langkahmu karna kau mempunyai Tuhan yang akan selalu menjagamu di setiap langkahmu. Aku memberikan semua yang aku bisa dan yang aku punya agar kau merasa nyaman dengan berada di dekatku, namun terkadang..... aku lemah dan aku seperti tak mampu melakukannya, dan itu seperti aku tak memberikan diriku anugerah, entahlah... aku hanya seperti tak mengerti, hanya cara itu.
Aku berada di keramaian namun entah mengapa hati ku terasa sepi, aku merasa sendirian padahal banyak orang yang mengelilingiku, aku berada disini namun nyawaku seperti berada di tempat lain, karna begitu sibuk dengan pikiranku sendiri aku sampai tidak sadar bahwa Rafael menghampiriku.
" Hey... Ngelamun aja " Rafael datang menghampiri Jovanna dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajah tampannya. Kadang aku berfikir apakah itu hanya sebuah fake smile agar dapat membuatku merasa semua akan baik-baik saja.
" Hey.... Udah selesai kelasnya? Ish.. kata siapa Gue ngelamun, Gue nggak ngelamun kok " jawab Jovanna dengan senyum manis di wajah cantiknya.
" Emhhh.. masih ada satu lagi sih setengah jam lagi, nggak papa kan nunggu gue sampai selesai, atau lo mau pulang duluan aja? " Bahkan aku tak mampu memalingkan wajahku dari tatapan mu yang begitu teduh, seakan kau bisa memberikanku sebuah kenyamanan dan kebahagiaan, tapi... Kenapa hatiku seperti ragu untuk menerimamu, menerima setiap perlakuan dan perhatianmu.
" Gue tunggu aja deh kayaknya, lagian males juga di rumah sendirian "
" Hem.... Okey yaudah gue ke kelas dulu ya " kata Rafael sambil mengacak rambut panjang Jovanna lembut lalu pergi menuju kelasnya. ' Dan aku berharap suatu saat nanti kamu tidak akan pernah mengecewakan ku Rafael, karna aku mulai merasa mencintaimu '
❄❄❄❄❄❄
" Jova... Sorry lama, tadi ada urusan senat dulu " kata Rafael yang sudah duduk di samping Jovanna dengan senyumnya yang tak pernah memudar. "mau langsung pulang atau gimana? Tapi gue laper, makan dulu deh ya " lanjutnya dengan cengiran lebar di wajahnya.
" Yaudah yuk makan, dari pada anak orang mati karna kelaparan " jawab Jovanna sambil berdiri dari duduknya.
Mereka berjalan dengan bergandengan tangan menuju mobil Rafael, Rafael membukakan pintu mobilnya untuk Jovanna, pipi Jovanna bersemu menerima perlakuan manis dari Rafael.
" Jova mau makan apa? " Tanya Rafael sesampainya di kafe langganan mereka karna mereka sering makan di sana, dan menurut mereka kafe suasana kafe ini sangat nyaman dan makanannya enak.
" Aku Spaghetti aja deh, terus minumnya air mineral aja " jawab Jovanna yang pandangannya dari tadi terfokus pada tabnya karna sedang berdiskusi dengan temannya mengenai bisnis yang akan mereka kerjakan melalui chat.
" Yaudah samain aja deh mbak, tapi minumnya jus alpukat " setelah pelanyan itu pergi Rafael mengarahkan pandangannya kepada Jovanna yang sedari tadi asik sendiri dengan apa yang ia kerjakan. " Ah.... Berasa makan sendiri gue, padahal di temenin cewek cantik " sindir Rafael yang sukses membuat Jovanna menghentikan kegiatannya.
" Hehehe.. sorry Raf, tadi gue ada urusan dikit sama temen gue jadi cuekin lo deh... " Kata Jovanna merasa bersalah. ' aduh... Bego banget sih gue, udah tau lagi makan sama Rafael ini malah asik sendiri '
" Silahkan di nikmati Mas Mbak " kata pelayan itu ramah sambil menghidangkan makanan
" gak papa, emang lo lagi ngapain sih? " Jawab Rafael.
" Ini lo tau kan gue lagi bangun bisnis sama temen gue, terus kita tuh tadi lagi diskusiin di mana tempat yang pas untuk bisnis kita itu " jelas Jovanna.
Lalu mereka berdua memakan makanan mereka masing-masing dalam kondisi yang hening tanpa pembicaraan apa pun.
" Jova, sorry ada saos di bibir Lo " kata Rafael sambil mengelap saos yang berada di sudut bibir Jovanna, dan Jovanna nampak salah tingkah dengan perlakuan Rafael tersebut. ' aduh... Rafael kenapa sikap Lo manis gini ke gue sih,
Gue kan jadi baper '
_-_-
YOU ARE READING
Mercy
RandomKau tunjukan padaku kesempatan terbuka, Lalu engkau pergi dan menghempaskanku, Aku tak bisa terima ini lagi