Selasa, 17 Januari 2017, tepat pukul 5 sore.
Sebentar lagi jam kerja akan segera berakhir. Joni merasakan kepalanya sedikit pusing, pandangannya pun mulai memburam, ia jadi sulit membaca huruf pada layar komputernya. Joni menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian memejamkan dalam waktu beberapa detik untuk menghilangkan.
Sepertinya gue butuh kacamata..
Joni mengecek handphonenya dan mendapati sebuat pesan dari kontak bernama "Professor Gila"
"Jon, hari ini main ke lab gue ya! Ada sesuatu yang harus gue tunjukin sama lo" Begitulah isi pesan dari Professor gila.
"Ah, palingan si kampret bikin benda-benda bodoh lagi, nih." Joni berbicara sendiri, layaknya dia sudah mengetahui apa yang akan ditunjukkan oleh si Professor gila.
Sesaat kemudian, handphone Joni berbunyi "Nyaw nyaw nyaw nyaw nyaw nyaw nyaw" seperti itulah nada deringnya, suara kucing yang sedang bernyanyi, dia memang maniak kucing yang sangat bodoh. Pada layar handphonenya, panggilan masuk itu berasal dari Professor Gila.
"Halo Jon! Balik kerja langsung ke lab gue jangan lupa. Gue baru aja bikin penemuan yang bakalan mengubah dunia! HAHAHAHA I'M GENIUS!" Suara professor gila terdengar sangat nyaring di telinga Joni
"Ah palingan lo bikin alat yang nggak penting lagi" balas Joni sambil memegang kepalanya dengan satu tangan
"Gue serius kali ini, lo bakalan takjub pasti" Nampaknya Professor gila ini sangat bersemangat
"Ya.. Ya, gue udah bisa tebak, lo bikin apaan" Jawab Joni seakan dia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Oke gue tunggu, datang kesini secepatnya! Tuuut..." telepon langsung dimatikan
******
Joni mengeluarkan Blackie dari parkiran sepeda motor, ia harus menuju ke tempat Professor Gila, kemudian dari depan pintu keluar sepeda motor, Joni melihat sosok bidadari sedang menenteng sebuah helem di lengannya. Oh my god, bidadari biasanya menenteng sebuah tongkat imut, namun yang dipegang bidadari yang satu ini adalah sebuah helem.
"Joooooooon" Panggil Arina
"Arina? Ada apa? Lo belum pulang?" Jawab Joni
"Lho? Tadi kan lo sendiri yang bilang kalo gue disuruh tunggu di pintu keluar"
"HAH?"
Joni memasang wajah bingung, perasaan dia nggak ketemu Arina setelah selesai bekerja dan langsung menuju parkiran.
"Barusan lo yang bilang sendiri kalau gue harus ikut lo pas kita ketemu di tangga, masa lupa sih?" Seru Arina, ia mencoba menjelaskan pada Joni yang kelihatan bingung.
Joni semakin bingung, dia nggak mampu lagi buat berpikir, karena Joni memang nggak ketemu siapa-siapa pada saat berjalan di tangga menuju ke parkiran sepeda motor.
Bunyi klakson dari motor yang mengantri di belakang Joni terdengar cukup nyaring, orang-orang dibelakangnya sudah nggak sabar pingin buru-buru keluar, bahkan ada yang teriak "Woy mas cepetan dong! Jangan berhenti di depan pintu keluar" maklum, pintu keluar parkiran motor tersebut terlalu sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor saja.
"Ayo naik deh, udah diklaksonin tuh kita" Ucap Joni,
Dengan sigap Arina menaiki Blackie, selama 8 bulan bekerja, ini adalah pertamakalinya Joni pulang bareng dengan Arina. Meskipun Joni masih sedikit bingung dengan pernyataan Arina tadi, tapi Joni merasakan sebuah keberuntungan pada hari ini, akhirnya ia dapat membonceng Arina, cihuuuuuuuuuy!
Di tengah-tengah perjalanan, Arina bertanya pada Joni:
"Kita mau kemana sih Jon?" Tanya Arina penasaran
"Ehmm, itu.. ketempat temen gue, rin." Jawab Joni, tanggannya masih menggenggam gas menyesuaikan dengan keramaian jalanan.
"Teman yang mana? Lo ngajaknya tadi sampe serius banget gitu.." Tanya Arina lagi
Joni makin bingung, dia bertanya-tanya di dalam hatinya. Ini arina kenapa sih? Orang gue nggak pernah ngajak dia, ketemu aja enggak.
"Temen sekolah gue dulu, nanti juga lo kenal, dia orangnya emang agak aneh tapi baik kok." Jawab Joni
Seharian bekerja membuat otak Joni jadi terlalu malas buat berpikir, mungkin Arina sedang berhalusinasi bertemu dengan Another Joni. Tapi hal ini ada baiknya juga, Joni jadi bisa boncengan berdua dengan Arina. Ia menganggap hal ini adalah bagian dari keajaiban. Arina yang biasanya dingin, kok bisa-bisanya ngajak pulang bareng? Ini adalah hari yang paling beruntung buat Joni.
Selama 25 menit perjalanan, mereka berdua tidak banyak berbicara, Joni fokus mengendarai Blackie, Arina pun tidak banyak bicara, ia memang gadis yang penuh dengan rahasia. Mereka hanya berbasa-basi layaknya rekan kerja pada umunya, hingga akhirnya mereka berdua sampai di sebuah rumah besar dengan ukuran pagar yang nggak kalah besarnya, rumah itu benar-benar seperti rumah orang kaya. Joni memencet bel elektrik dan mendekatkan kepalanya ke benda itu.
Ding dong!
"Woy, gue udah sampe" Jonie berbicara dengan bel berbentuk persegi dengan penyerap suara tersebut
"Masuk aja, langsung ke lab gue" Balas suara dari bel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vremeplov
Science FictionDunia ini memiliki awal, namun tidak memiliki akhir. Tanpa batas. Waktu melintas maju dan bergerak dengan cepat. Seperti aliran air sungai yang mengalir, terkadang begitu cepat, dan terkadang belalu lambat. Kamu percaya dengan mesin waktu? mungkin a...