The Past

2.9K 311 16
                                    

"Lihat Naruto, dia sangat manis bukan?"

Naruto memalingkan wajahnya, mengikuti arah telunjuk temannya. Iris aqua miliknya menangkap sosok gadis yang tengah membaca di bawah pohon yang rindang. Bukan gadis yang menarik untuk Naruto.

"Dia dari klan Hyuuga, adik dari Neji Hyuuga. Memang mirip dengan Neji, tapi sifatnya sangat berbeda."

Kata berbeda dari sosok Neji yang angkuh menarik minat Naruto. "Berbeda?" Naruto mengulangi.

"Kudengar dia sangat pemalu dan rajin. Hampir tidak pernah bicara."

Hari setelah sibuk dengan kegiatan klub sepak bola dan diterangkan mengenai wanita bukanlah hal baik. Naruto sangat lelah dan sangat ingin pulang dan tidur. Kakinya sudah pegal dan badannya sangat bau keringat.

Lalu teman satu klub nya hanya menyuruh Naruto memperhatikan gadis pendiam, tidak menarik dan memiliki mata yang aneh. Iris pucat Hinata membuat gadis itu sangat menyeramkan seperti hantu. Meski Naruto sangat tahu bahwa iris itu adalah khas milik klan Hyuuga.

Tidak, Naruto sangat tidak tertarik. Bila pilihannya adalah gadis nyentrik, sexy, dan periang, Naruto akan mempertimbangkan. Tapi Hyuuga Hinata? Bahkan meski gadis itu pilihan terakhir, Naruto akan tetap mengatakan "tidak".

"Lalu?"

"Bagaimana kalau kita taruhan?"

Naruto mengernyit. "Aku tidak tertarik." Naruto kembali melangkahkan kakinya, meninggalkan kawannya itu.

"Dia menarik Naruto."

Naruto menghentikan langkahnya, lalu berbalik. Menatap kawannya penuh tanya.

"Gadis yang selalu kau pilih hanyalah gadis-gadis tolol, hanya mau uangmu, hanya ingin memanfaatkanmu. Meski aku tahu kau juga menikmati tubuh mereka, yang yah... Aku yakin sudah dinikmati banyak lelaki lainnya."

"Jaga bicaramu, sialan." Desis Naruto gusar.

"Dia bisa mengubahmu sobat, dia adalah wanita paling mengagumkan yang pernah kukenal."

"Kau mengenalnya?" Ejek Naruto. "Kenapa tidak kau saja yang pacaran dengannya? Kenapa harus aku?"

"..."

"Bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali."

A New Heart

"Aku pulang." Sapa Karin ketika ia membuka pintu apartemennya. Mendapati Naruto yang tengah bermalas-malasan di sofa.

"Kau tidak menjawabku, Baka." Protes Karin pada Naruo.

Naruto hanya sedikit melirik pada Kakaknya itu, lalu mengabaikannya.

Karin hanya menghela nafas, lalu duduk di sisi sofa lain yang masih kosong.

Untuk Karin, hal langka ketika ia pulang isi apartemennya rapi. Memang sih ia jarang membereskan apartemennya karena ia juga sibuk mengurus cafe. Tapi bila Naruto ada di apartemennya, setidaknya rumahnya akan berantakan dengan serakan bungkus makanan atau cup-cup ramen instan. Tapi tidak, rasanya tak banyak yang berubah.

"Kau sakit?" Karin penasaran, apa adiknya ini tengah tak selera makan? Tapi tidak mungkin.

Lalu entah bagaimana ia teringat Hinata Hyuuga, gadis yang bekerja dengannya cukup lama, anak yang gesit dan supel, manis dan pandai. Tipe pekerja keras yang disukai oleh Karin. Tapi mengingat kejdian tadi, dirinya sanksi bahwa Hinata penah menjalin hubungan dengan Naruto. Yang Karin tahu, adiknya hanya tertarik pada gadis sexy, cantik, dan aktif.

Dan memang sulit dipercaya bahwa Hinata akan mau dengan Naruto. Lalu Sasuke? Sama sulit dipercaya Karin kalau Sasuke bisa punya pacar, maksudnya Sasuke itu tipikal orang yang sangat pemilih. Jadi berpacaran dengan Hinata yang Karin yakin tidak masuk kriteria Sasuke itu mustahil.

A New HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang