"Pagi-pagi udah ngelamun aja lo, Ra. Mikirin apaan?" tanya Vania kepada Stella.
"Hmm, gue gak mikirin apa-apa kok," jawabnya sambil tersenyum manis.
"Lo udah sarapan? Muka lo pucet banget." Vania memegang dahi kepala Stella dan ternyata benar Stella sedang sakit, badan-nya panas.
"Star, Aura sakit nih!" Vania berteriak kepada Starline yang baru saja memasuki kelas dan membuat Star berlari menghampiri Vania dan Stella. "Lo sakit apa? Kenapa bisa sakit?" serbunya.
"Gue baik-baik aja kok, nggak sakit. Habis gini juga udah enakan." jawabnya lemas dan memaksakan tersenyum agar kedua sahabat-nya itu tidak khawatir.
Tidak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Semua murid yang tadinya berada di luar kelas langsung masuk ke dalam kelas dan menduduki tempat duduknya masing-masing. Adelio, Vano, dan Vinear juga masuk ke dalam kelas dan sempat memberikan senyuman singkat pada ketiga cewek tersebut.
Pelajaran pertama mereka adalah pelajaran matematika dan guru matematika mereka terkenal sebagai guru yang mematikan alias killer.
Stella merasa kepalanya sangat pusing. Ia berusaha agar tetap fokus kepada pelajaran. Tapi, ia sudah tidak kuat lagi. Perlahan matanya memejam dan kepala-nya ada di atas meja.
"Stella, siapa yang suruh kamu tidur di kelas saya?!" tanya guru itu.
"Sssstttt, Ra, Aura, bangun dong," kata Starline pelan sambil menyenggol lengan temannya itu.
"STELLA!" bentak guru itu. Masih tidak ada reaksi atau tanggapan apapun dari Stella.
Starline merasa khawatir, karena tidak biasanya sahabat-nya itu akan tertidur di jam pelajaran. Vania yang melihat muka khawatir Starline langsung maju ke depan tempat duduk Stella dan mengangkat kepalanya.
"Bu! Aura pingsan!!" teriak Vania kepada gurunya dan yang sudah pasti di dengar oleh seluruh murid satu kelas.
"Biar gue yang bawa Aura ke UKS," kata cowok itu tenang tetapi ada tersirat khawatir di mukanya. Cowok itu hanya mendapatkan anggukan dari kedua sahabat dan guru matematikanya sebagai jawaban.
Cowok itu langsung menggendong Stella ala bridal dan segera membawa gadis itu ke UKS.
"Ra, lo kenapa lagi sih? Kenapa seneng banget masuk ke UKS," kata cowok itu sambil membaringkan gadis itu di atas kasur uks.
Cowok itu segera menyuruh murid yang bertugas di uks untuk memeriksa keadaan Stella.
"Lio.."
"Ra, lo udah bangun. Ini minum teh hangatnya," kata cowok itu yang tidak lain adalah Adelio sang cassanova dingin yang sekarang berubah menjadi seorang yang sangat baik dan hangat ketika berada bersama Aura.
"Lo yang bawa gue ke uks?" tanyanya.
"Iya, habisnya lo pingsan tiba-tiba. Lo buat gue sama anak-anak yang lain panik tau Ra," kata cowok itu yang malah mendapatkan tawa dari Stella.
"Lo tuh ya, ternyata bisa cerewet juga," katanya yang membuat Lio semakin mengerucutkan bibirnya.
"Lo udah bangun Ra?!" teriak Vania heboh ketika masuk ke dalam ruang uks. Di belakang Vania ada Starline, Vano, dan Vinear.
"Udah, santai aja lagi Van."
"Lo gila?! Gimana kita mau santai kalau lo tiba-tiba pingsan gini Auristella Pratama yang terhormat," kata Star tak kalah heboh dati Vania.
"Udah, lo pada rame banget sih," kata Adelio menenangkan kedua sahabat Stella itu.
"Ih lo tuh ya, dia kan sahabat gue wajar aja kalau gue khawatir sama dia!" kata Vania sinis.
"Tauk tuh. Lo mah dia kan sahabat gue," kata Stella tak kalah sinis. "Lo sendiri ngapain disini dari tadi?"
Adelio baru saja membuka mulutnya ingin menjawab tapi malah dipotong. "Ya dia kan khawatir sama Mrs.Ice, Star." Vinear menjawab sambil menaikkan satu alisnya seakan ia puas dengan jawaban-nya sendiri dan menyenggol Adelio.
"Mau tau sesuatu gak Ra?" tanya Vania kepada Stella yang membuat mereka semua menoleh kepada Vania seakan bertanya tau tentang hal apaan?6
"Tadi pas pingsan kan gak ada yang tau tuh kalo lo pingsan dan lo malah dikira tidur sama si killer, habis gitu gue angkat kepala lo dan ternyata lo pingsan bukan tidur. Gue langsung teriak abis gitu eh gak lama ada si pangeran dari gunung es kutub utara dateng sambil bilang," kata-kata Vania terpotong sebentar karena ia ingin melihat reaksi Adelio yang ternyata sudah membesarkan matanya dan hanya dibalas kekehan kecil ole Vania. "Biar gue yang bawa Aura ke uks" lanjut Vania yang ternyata berkata bersamaan dengan ketiga teman lain-nya sambil menirukan gaya Adelio yang dibuat setenang dan sedingin mungkin.
"Muka Lio tuh tadi panik banget pas tau lo pingsan. Habis gitu dia buru-buru datengin meja lo, dia ngomongnya sih dibuat-buat supaya tenang sama dingin tapi muk-- Awwwww." Adelio segera mencubit pinggang Vano sebelum ia berbicara lebih banyak lagi.
"HAHAHAHAH, kenapa lo Van?" tanya Aura sambil tertawa melihat reaksi Vano yang kesakitan tanpa mengetahui bahwa Vano dicubit oleh Adelio.
"Anyway, thankyou ya Li," kata Vania sembari tersenyum tulus.
"Anytime, Ra."
Sedari tadi, seorang cowok yang tak lain adalah Jayvyn sang kakak, sedang mengintip keadaan adik-nya di dalam ruang uks dari jendela.
Saat pelajaran tadi, Jayvyn mendapatkan pesan dari Vania.
Kak Jayvyn, Aura pingsan tiba-tiba di kelas. Tapi udah di bawa ke uks sama Adelio. Jangan khawatir.
Jayvyn langsung segera menuju ke uks melihat keberadaan adiknya bersama Adelio. Dia terlihat sangat panik ketika sang adik belum juga sadar tetapi saat cewek itu membuka matanya membuat Jayvyn merasa lega.
Maafin kakak karena gak selalu bisa disisi kamu, maafin kakak karena gak bisa menjadi kakak yang baik. Tapi, kakak bersyukur kamu memiliki orang-orang baik dan tulus yang sayang, bisa menjaga kamu, dan selalu disisi kamu, dek. Kakak cuman bisa jagain kamu dari jauh sampai kamu siap berbicara dengan kakak lagi. I will always waiting and loving you, sist.
Setetes air mata jatuh di pipi kiri Jayvyn, dan buru-buru ia menghapusnya agar tidak ada yang melihat. Jayvyn kembali ke kelasnya karena adik kesayangan-nya sudah sadar dan segera kembali ke kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest
Teen FictionSMA Sirius adalah sekolah favorite yang terkenal akan bakat-bakat para muridnya. Bukan hal yang mudah bagi seseorang untuk masuk ke dalam sekolah tersebut. Siapa yang tidak tahu Auristella Pratama? Murid kebanggaan SMP Sirius. Sang kapten basket put...