(2)

2.9K 164 14
                                    

- Fly Over 40.000ft -




"Astaga Kinal, apa kabar? Lama tidak-"

"Boby..."

"Ya?" Boby menatap Kinal penuh tanda tanya.

"Kau sudah lihat ponselmu?"

"Ponsel? Aku baru selesai meeting..."

"Pesawat apa yang dinaiki Shania hari ini?" potong Kinal tiba-tiba disaat Boby belum mengakhiri jawabannya.

"Kenapa tiba-tiba? Aku tak yakin pesawat mana, yang jelas pesawat itu berangkat sekitar satu jam yang lalu." jawab Boby.

"Shan... Shania..." Kinal ingin menyerah, namun kenyataan kembali mendesak.




- Fly Over 40.000ft -






Boby berlari layaknya orang kesetanan. Napasnya memburu mengiringi setiap langkah yang ia ambil. Tubuhnya seakan melayang tanpa jiwa.

"Aku tak tau harus memulainya dari mana. Ini akan terasa berat untukmu..."

Sampai di area parkir, Ia langsung memasuki mobilnya. Kakinya menginjak pedal gas begitu dalam hingga hanya dalam hitungan detik hanya kibaran debu yang tertinggal disana.

"Pesawat yang di naiki Shania... tigapuluh menit yang lalu dinyatakan hilang kontak. Tak ada yang dapat memastikan bagaimana keadaan semua penumpang yang ada didalamnya. Kau harus kuat, Boby."

Suasana bandara begitu ramai. Beberapa mobil ambulans disiagakan. Tak sedikit polisi, tentara, bahkan wartawan yang berlalu lalang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Boby keluar dari mobil dan segera berlari menerobos keramaian yang ada disana. Pakaian yang semula masih melekat rapi kini menjadi tak beraturan.
Kaki Boby berhasil menerobos kerumunan manusia-manusia yang berebut mengambil posisi untuk melihat daftar penumpang pesawat itu. Mata tajamnya mencoba berkonsentrasi mencari satu nama, berharap jika nama yang dicarinya tak ada dalam deretan nama yang terpampang.

'Pramugari Shania Junianatha'
Tubuh Boby kaku tersengat syarafnya yang menegang. Kakinya terasa lemas. Kerasnya dorongan dari orang-orang yang juga ingin melihat daftar nama itu memaksanya untuk keluar dari kerumunan.

Otaknya masih belum bisa sepenuhnya menerima apa yang sebenarnya terjadi. Air mata yang semula tak menampakkan diri kini mulai mengaliri pipi Boby yang penuh akan peluh keringat. Tangisan histeris orang-orang disekitarnya seolah menampar dan menyadarkan Boby akan kenyataan.

Ia mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya, menekan tombol panggilan nomor 1. Suara yang beberapa waktu lalu mengeluarkan kalimat sayang kini berganti menjadi suara operator yang menyatakan jika nomor tersebut berada di luar jangkauan. Hati Boby perih. Ia berharap untuk segera bangun dari mimpi buruk ini.





- Fly Over 40.000ft -





'Sayang apa kau ingat tempat ini? ukiran manis yang kau buat masih tergambar jelas disana. Pohon yang menjadi saksi bisu awal cerita kita. Apa kau tak merindukannya? Kau terbang terlalu jauh membuat tangan ini tak lagi sanggup menggapaimu. Sayang kapan pulang? Aku ingin melihat senyuman yang terlukis dari bibirmu.'

Sad StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang