Brakk!!
"ALVIN!! Bego, itu molly baru dari rumah sakit lo apain bangsat!?" teriakan histeris Rayyan diantara keramain tempat parkir.
Seorang siswa dengan seragam urakan dan rompi yang tidak terkancing lari terbirit-birit ke arah motor ninja yang sudah tidak berdiri rapih di tempat asalnya.
Rayyan, bad boy paling cool di SMA Kurnia Jaya. Siapa yang tidak mengenalnya, pembuat onar, suka mukulin anak orang, di DO berkali-kali, hobby nya tawuran sana-sini tetapi memiliki hati selembut sabun lux. Bahkan dia sendiri menamakan motor ninjanya dengan sebutan 'Molly'.
"Ehh monyet, bantuin kek!" maki Rayyan memarahi Alvin yang hanya diam berdiri dan tidak membantunya sama sekali.
Laki-laki yang berdiri di seberang menaikan sebelah alisnya dan melipat kedua tangan nya di depan dada dan kakinya menahan bola basket yang sukses menjatuhkan motor Rayyan. Dia merutuki Alvin yang seenaknya melempar bola basket ke arah motor kesayangan.
"Bacot lo! Dasar laki-laki tulen!" sahut Alvin yang justru berbalik badan dan pergi meninggalkan Rayyan dengan motor nya yang masih belum berdiri.
Alvin sekarang berjalan menuju ruang kelasnya yang berada di lantai tiga, dia tidak sendiri ada Dzulvi yang selalu berada di belakangnya. Luka di kepalanya masih terbungkus rapih melilit kepalanya. Sesekali dia memantulkan bola basketnya ke tanah dan kemudian mengopernya ke belakang tepat ke arah Dzulvi dan memantul kan nya lagi ke tanah.
Alvin menghentikan aktivitas nya saat melihat gadis berambut lurus sebahu yang berwarna sedikit kepirangan dan mata setajam elang yang menatapnya balik.
Gadis itu turun dari motor dan melepaskan helm yang di kenakan olehnya dan berjalan perlahan menuju tempat Alvin berdiri, dari mimik muka yang di tunjukkan olehnya seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya.
"Ehh gue mau ngomong sama lo!" ucap gadis didepannya ketus. Ternyata dia Rain, ada apa dengan Rain? sebelumnya Alvin tidak pernah punya masalah dengannya bahkan untuk mengobrol tatap muka saja tidak pernah. Mereka berdua hanya sekedar mengenal nama.
"Emang mau ngapain?" tanya Alvin heran.
Rain menautkan kedua alisnya. Bingung. "Bukan lo! Tapi Dzulvi," jelas Rain yang sukses membuat Alvin mati kutu dan mungkin sekarang dia malu.
Tanpa diminta Alvin langsung pergi meninggalkan mereka berdua dengan tangan yang masih memantul-mantulkan bola basket kesayangannya.
"Sekarang jelasin!" pinta Rain kepada orang yang berada di hadapannya.
"Jelasin apa babe?".
"Apaan sih lo!". "Mending lo jelasin sekarang!" sungut Rain kesal dengan tingkah laku Dzulvi yang memperpanjang waktu.
"Jadi abang lo ngadu?" tanya Dzulvi dengan gaya santainya.
"Gue tau sendiri!" umpat Rain berbohong.
"Yaa, emng gue yang mukulin Mars tadi malam. Emang kenapa?" jelas Dzulvi yang sama sekali tidak merasa bersalah atas kelakuan yang di perbuatnya kepada Mars.
Rain menggelengkan kepalanya, dengan tatapan tajam ke dua pasang iris mata Dzulvi.
"Apa sih mau lo!?".
"Gue mau jadi cowok lo!" sahut Dzulvi masih santai.
"Gila lo!".
"Iya gue gila, karena cinta lo yang buat gue gila!" ucap Dzulvi yang semakin mendekat dan memotong jarak diantara mereka.
Rain terjebak dia tidak dapat mundur dan menghindar lagi. Punggungnya sudah bersentuhan dengan tembok.
Dzulvi melangkah lebih dekat dengan Rain sampai hanya beberapa milimeter jarak mereka dan mata Dzulvi tidak lepas menatap kedua iris mata Rain dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
Rain semakin menegang terakhir kali kejadian ini terjadi saat Dzulvi berani mengganggu hubungan Mars dan Venus, hasilnya Rain hampir di cium olehnya.
"Keterlaluan lo!" Rain mendorong bahu Dzulvi kencang dan berhasil memberi jarak diantara mereka.
Tanpa banyak bicara lagi Rain langsung pergi menjauh dari Dzulvi, langkahnya semakin jauh dari tempat Dzulvi berdiri dengan tas cokelat yang di selempang kan di sebelah bahunya.
"Woy, Zul!" panggil Rayyan kepada Dzulvi yang sudah selesai merapikan letak motor ninjanya.
Dzulvi masih terdiam dan tatapannya tidak lepas dari seorang gadis yang baru saja memarahinya.
"Ayokk!!" tanpa basa-basi Rayyan langsung menarik tangan Dzulvi untuk segera mengikutinya.
®
Bel istirahat berdering indah di telinga para siswa kelas XI IPA 2. Sorak-sorai ramai dari seluruh penjuru kelas sangat mengganggu telinga Alvin and The Chipmunks.
"Berisik banget anjing!" maki Dzulvi yang terbangun dari mimpi indahnya, langsung memarahi beberapa siswa yang mengeluarkan polusi suara.
Betapa senangnya saat mengetahui bahwa guru fisika sedang berhalangan hadir, kesempatan itu langsung di manfaatkan untuk tertidur cantik di kelas dengan tas yang sebagai bantal oleh Alvin dkk.
"Wadauu gue lupa kalau hari ini kita kan ada tanding sama geng nya Cool-cool bangsat" ucap Dzulvi yang teringat janjinya untuk beradu tanding basket dengan siswa kelas XI Bahasa 3.
"Arghh, gue udah nyaman sama bantal hello kitty punya Chika," lagi-lagi Rayyan mengeluarkan sifat kelembut hatinya. Entah apa niat dirinya datang kesekolah, kadang membawa bantal, kadang guling, kadang selimut.
"Najiss, emng nggak ada ilernya adek lo apa?" tanya Alvin yang sedikit geli dengan sikap Rayyan yang sudah seperti ini.
"Nggak ada!"
"Ehh nggak tau dah!"
"Bodo ahh!" jawab Rayyan yang masih menempelkan kepalanya di bantal berbentuk kepala hello kitty milik adiknya. Chika.
"Pantes jomblo," ejek Alvin yang menimbulkan tawa pada teman-temannya. Rayyan yang tersindir langsung menekuk mukanya nya dan mengubah nya sedikit garang.
"Kambing lo semua!" sungut Rayyan yang langsung melempar-lemparkan bolpoin kearah teman-temannya.
Plakk!!
Suara hantaman bolpoin yang mengenai kepala seseorang selain mereka bertiga.
"Auww... " jeritan yang keluar dari bibir siswi yang juga terkena timpukan Rayyan.
"Ehh mangap mba Ren, Zainudin nggak sengaja!" ujar Rayyan cengar-cengir.
Sebenarnya Rain paling tidak suka jika namanya dipanggil menjadi "Ren" tapi itu sudah biasa jika Rayyan yang memanggilnya.
Dia hanya melirik tajam ke arah Rayyan dan segera bergegas keluar kelas bersama Yasmine teman sebangku dan sahabat untuknya.
"Sombong banget sih, gue kedipin lemes luh!" geram Alvin yang sebelumnya tidak pernah mengeluarkan kata-kata seperti itu kepada Rain. Entah apa maksudnya dan Alvin tidak suka dengan type cewek seperti Rain yang dingin terhadap laki-laki.
Ternyata kuping Rain tajam dan mendengar semua ucapan Alvin yang sedikit risih di telinganya.
"Sini abang kedipin," ucap Alvin yang bangkit dari kursi.
Rain tidak menyahut, dia hanya terdiam sejenak dan terlihat Yasmine yang berusaha menenangkan nya dari gangguan Alvin and The Chipmunks.
Haii I'm come back!!
Maafkan adiknya maudy ayunda ini yaa jika banyak typo bertebaran dimana-mana.
Jangan lupa voment ya kawan kawan!! Thanks 😚Lope-lope banyak dari adiknya maudy 😚💞💞💞
Venozaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionSeorang Rainna Azeera yang beranggapan bahwa cinta hanya akan menyakiti diri sendiri. Kisah cintanya di masa lalu dan kebencian yang mendalam menyulitkan dirinya untuk jatuh cinta lagi pada seorang bad boy seperti Alvin. Alvin tau cinta juga bisa...