#PalingRempong

54 3 0
                                    


Wahai para galauers janganlah kau memperlihatkan kekalutan menjelang malam minggu, apalagi bagi kaum labil, yang iseng banget nulis status twitter dengan menyandang status jomblo ngenesnya. Eh iya, ceritanya sekarang mau malam mingguan gitu pemirsa, sayangnya beberapa para jomblowan dan jomblowati harus gigit jari, kenapa? Karena Cuma para jomblo yang bisanya melongo, cengo liat orang lagi pacaran, iya tah?

Tak tik tuk, itu bukan bunyi orang lagi ngetik naskah novel seribu halaman melainkan ketukan suara sepatu Syarah diruang perpustakaan yang sepi banget udah kayak diareal pemakaman, kalo bunyi dikit puluhan mata memandang ke sumber suara, dan syarah akhirnya jingkrak-jingkrak girang karena bisa nemuin batang hidungnya Adam yang tengah asyik baca buku pelajaran.

Beberapa menit lagi jam pulang sekolah mulai ngekring, tapi Syarah ngga mau ninggalin kesempatan bisa deketin Adam, kapan lagi dia bisa duduk bareng sama dia, sebelum ada penguntit yang bakal mengganggunya, siapa lagi kalo bukan Citra.

"Adam!" panggilnya dengan gaya sok centilnya yang dibuat-buat, Adam noleh dan tersenyum, lagi-lagi Syarah perlu istighfar kalo udah liat senyum manisnya Adam, karena syetan bisa aja merasuki tubuhnya lalu meramu bibir indahnya Adam.

"Eh, Syarah? Tumben banget ke perpus, mau belajar juga?" ujarnya sambil liat tumpukan buku yang sengaja dibawa Syarah, asal banget mungutnya mulai dari biologi, matematika, IPA, IPS, fisika, kimia dibawanya, emang tumben banget! Emang jagonya mungut jadi apaan bae dipungutnya biarpun ngga bakalan mudeng keotaknya, apalagi kalo udah ketemu Adam ckckck geleng kepala deh!

"Boleh duduk disamping Adam kan?"

"Bolehlah, dengan senang hati!" dengar kata itu, rasanya Syarah ngga bisa nahan teriak diulu hatinya, tapi karena kondisinya didalam perpustakaan otomatis dia kudu pinter-pinter nahan itu teriak kegirangannya.

Ceritanya Syarah sok sibuk baca gitu, tapi tetep matanya ngga bisa berpaling dari mukanya Adam, seolah syetan itu datang yang akhirnya bebas masuk keruang pikiran nafsunya, dimana dia membayangkan seisi ruang perpustakaan itu kosong tak ada penghuni selain dia berdua dengan Adam, lalu sesekali Adam tersenyum dengan lembutnya alhasil apabila iman kita kurang bisa berabe, yang ada bisa kejang-kejang ditempat, saking gantengnya emang ngga bisa berhenti nyebutin sosok Adam ini GANTENG.

Adam terus menatap Syarah dengan polos, Syarah begitu berbunga-bunga hatinya bisa dekat dengan Adam, membayangkan dia terbang ke awan dan bernyanyi-nyanyi bersama burung merpati yang sedang digelora asmara, angin sepoi-sepoi mengibaskan rambut panjang yang bergelombang seakan berdansa dibukit rerumputan cinta bersama Adam, melangkahkan kaki ditaman cinta berlari-lari diiringi dua ekor kelinci yang melompat riang, gaun putihnya yang panjang bak putri istana bangsawan, terus berdansa dengan girangnya, dalam bayang khayalan babu-nya tak sengaja Syarah terilit kain gaun putihnya sendiri lalu terjatuh, sontak saja membuat Adam terkejut, melihat Syarah yang sudah terkapar pingsan melek dibawah bangku yang didudukinya.

"Kamu ngga kenapa-kenapa Syarah?" Adam terlonjak untuk membantu membangkitkan tubuh Syarah, lalu merogoh sapu tangan yang selalu dibawanya disaku celana, dengan perlahan ia mengusap dan membersihkan darah mimisan yang keluar dari hidungnya Syarah.

Sayangnya lagi, lagi adegan satu itu hanya khayalan babu belaka.

"Nih susut darahnya," ujar Adam.

Krriiiiinnnggg ciihuuyyy jam pulang sekolah telah tiba.

"Adam!" panggilnya sebelum Adam berlalu pergi bergegas kekelasnya. "Nanti sore kita jalan," ternyata Syarah ngajak Adam jalan, mungkin untuk sekedar malam mingguan berdua.

PERAS GINJALWhere stories live. Discover now