karma

32 0 0
                                    

Karma seperti buah yang tergantung pada cabang pohon. Menunggu kematangannya pada waktu yang tepat, pada kondisi yang tepat. Dan saat buah itu matang, ia akan jatuh menghantam tanah dibawahnya.

Apakah tidak ada cara untuk menghapus karma buruk?

Kita tidak bisa menghapus karma buruk, tapi bisa membuat dampak buruknya menjadi lebih ringan. Perbanyaklah berbuat kebajikan !.

Seperti halnya segelas air garam yang sangat asin, jika ditambah dengan air tawar, sampai gelas itu tak mampu lagi menampung dan air mulai berceceran keluar, lama kelamaan air yang asin akan mengalir keluar dan yang tersisa di gelas hanyalah air tawar saja.

Seperti itulah seharusnya yang kita lakukan dalam kehidupan kali ini. Entah sudah berapa karma buruk yang telah kita lakukan. Dan sekarang, di kehidupan ini, di saat kita berkesempatan bertemu dengan Dhamma, seharusnya kita banyak berbuat kebajikan untuk mengurangi karma-karma buruk kita.

Dan ingatlah, jika ada karma buruk yang terjadi pada Anda, janganlah membalasnya, karena disaat Anda membalasnya, disitulah ‘karma buruk baru’ tercipta. Relakan saja, dan berpikirlah positif : "Ah, karma burukku telah berkurang satu."

Mungkin kedengarannya sangat susah untuk dijalankan. Seberapa banyak dari kita yang bisa tetap baik dan bersahabat dengan orang yang telah mencuri, menipu, menganiaya dan memfitnah kita?

Tapi pernahkan Anda mencoba untuk tetap bertahan dengan tidak membalasnya, mencoba untuk berdamai dengan perasaan kecewa dan marah?

Cobalah sekali saja, berdiamlah dalam Dhamma, tutup rapat-rapat mulut Anda disaat hendak marah, disitulah Anda bertemu dengan Dhamma yang mengatakan :

Kebencian tidak akan pernah berakhir

apabila dibalas dengan kebencian.

Kebencian baru akan berakhir

bila dibalas dengan tidak membenci.

Inilah satu hukum abadi

(Dhp. 5)

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang