Kisah ini fiksi, tidak berhubungan dengan tokoh, kelompok, maupun kejadian dalam dunia nyata. Mohon untuk tidak mempublikasikan ulang fanfic ini di situs lain tanpa izin dari penulis.
Dislaimer: Kishimoto Masashi
Bacalah fanfic ini di waktu luang Anda. Bagi yang muslim, jangan lupa ibadahnya...
Sincerely,
bee
I.
Ia dijuluki si dada besar. Sebuah keberkahan, sebenarnya. Karena banyak gadis-gadis seusianya yang menginginkan tubuh molek Hinata. Seperti julukan yang tersemat padanya, tak perlu penjelasan panjang lebar soal makna di balik namanya. Tentu saja ia mendapat nama itu karena tampilan fisiknya.
Dan karena hal itu pula Hinata berdiri di luar kelas 3-A dengan kaki goyah. Tugasnya mudah, dia hanya perlu menaklukkan si cyborg guru Kimia yang terkenal kaku itu. Meski dia tampan, meski dia menawan, misterius, dan banyak lagi komentar-komentar bagus soal penampilan fisiknya. Kecuali rambutnya yang lepek dan kacamatanya yang berbingkai kuno.
Bagi sebagian besar murid perempuan, Sasuke-sensei masih bisa diselamatkan. Sedikit bantuan soal gaya, dan dia bisa disejajarkan dengan ketampanan aktor ternama yang sering muncul di layar kaca. Sayangnya, dia sedingin gunung es. Bukanlah sebuah misteri bila semakin banyak siswi yang tertarik untuk menaklukkannya.
Kehadiran Hinata di depan kelas unggulan bukan karena itu. Dia di sana karena menjadi satu-satunya kandidat para cowok di sekolah, khususnya teman sekelasnya. Mau bagaimanapun kerennya (menurut para siswi perempuan) si Cyborg Uchiha itu memang terlalu merepotkan. Dia bahkan enggan memberi kelonggaran pada siswa senior yang terlambat.
Maksudnya, ayolah, mereka disibukkan dengan banyak urusan: belajar, ujian yang menjadi ancaman, hormon, hura-hura, belum lagi harapan para orangtua yang ingin anaknya masuk universitas bergengsi. Jika mereka telat, itu karena mereka begadang semalaman belajar. Yah... kira-kira begitulah.
Entah karena dia terlalu mudah mencurigai kebohongan orang atau mungkin dia sendiri pernah mengalaminya di masa-masa sekolahnya, Cyborg Uchiha pasti memberi hukuman pada para pelanggar hukum. Dia juga tak membeda-bedakan jenis kelamin atau kelas. Tapi tentu saja, murid-murid kelas unggulan yang berada di bawah pengawasannya tak pernah terlambat.
Lalu Hinata?
Ingat julukannya?
Uchiha Sasuke mungkin disebut cyborg karena sikapnya. Tapi dia juga seorang laki-laki, bukan? Dan semua laki-laki itu memiliki inti yang sama. Terkadang, mereka kembali ke dasar. Back to basic. Menjadi pejantan.
Dan karena teori tanpa dasar itulah Hinata berada di sana.
Pintu kelas digeser membuka. Hinata tak berani mengangkat wajahnya. Atmosfer kelas yang asing seolah menolak kehadiran Hinata di sana.
"Sedang apa kau di situ? Ayo masuk."
Suara Sensei selalu terdengar tenang. Hinata berharap ketenangan itu bisa menular padanya. Sedikit saja.
Ia melangkah masuk, membiarkan pintu terbuka.
Cyborg Uchiha—Sasuke-sensei menunggunya. Wajahnya tak berekspresi, akan sangat menguntungkan jika dia berada di meja judi. Karena sekarang Hinata yakin, poker face sang cyborg sudah masuk level pro.
"Kau Hyuuga?"
Hinata mengangguk malu. Kedua tangannya saling berdekapan di depan dadanya. Suara-suara siulan anak-anak cowok yang kerap menggodanya seakan menghantui tiap langkahnya. Isi kepala Hinata kini penuh dengan rayuan-rayuan yang sering diterimanya dari cowok-cowok. Semua itu makin lama makin menyudutkannya, bisa membuat trauma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten
FanficSekumpulan fic SasuHina. Beberapa terinspirasi dari lagu. AU. Crack. Canon. AR