Bab 4

33 2 0
                                    

Langkah cepat kukerahkan.  Aku tak mau bertemu lagi dengan orang itu. Harus seminimun mungkin untuk bertemu. Bisa mati aku kalau jantung berdegup kencang seperti ini terus menerus. 

Lirik kanan kiri. Aman. Langsung naik angkot. Itu hal aman untuk menghindari berandalan seperti dia.

Rasanya lelah jika pulang seperti ini terus menerus. Esoknya,  dia datang lagi ke kelasku. Mau apa dia datang lagi. Tompi memanggil dia lagi. Aku sudah tahu yang kemaren memanggil dia itu Tompi karena sebelum pelajaran sejarah dimulai kami memperkenalkan diri kami masing-masing. Karena guru sejarah adalah wali kelas kami. Kelas X-b.

Aku harus pergi. Lebih baik aku beribadah saja. Lebih minimum aku melihatnya rasa takutku tak sering muncul.

Usai beribadah,  orang itu masih dikelasku lagi. Aku masuk dan duduk ditempatku.
Vita dan Nita sedang menulis sesuatu di buku seperti diary.

"Kalian sedang apa? "Tanyaku pada Vita dan Nita.

"Menulis" jawab Nita.

"Iya aku tahu.  Tapi kalian menulis apa. Itu seperti buku diary." Ujarku pada Nita.

"Yuph, ini buku diary kelompok kita" ujar Nita tersenyum.

"Hah!?" ujarku kaget.

"Yaelah dia kaget gitu. Vit, jelasin gih sama Miss Formal." Aku melototi Nita yang berbicara seperti itu.

"Begini ya Tiwi. Kita kan udah akrab banget dan apa-apa sering bareng jadi gue mau kita bentuk kelompok. Kayak genk gitu deh. Yang anggotanya gue, loe, Zia, dan Nita. Disini gak ada ketua. Semua sama. Dan gue mau kita berbagi dalam keseharian kita dalam buku diary ini"Kata Vita memberi penjelasan.

"Oh, gitu. Terus nama kelompok kita apa?" tanyaku lagi.

"Eh, apa ya ? Kok gue gak kepikiran buat kasih nama genk kita" ujar Vita panik.

"Gimana kalo Girls Generation. Itu bagus banget tuh. Kita kan cewek-cewek cantik" usul Zia.

"Memangnya kita ada 9 orang. Kita ini cuma berempat. Itu kan nama girl band Korea. Cari yang lain." kataku pada ide Zia.

"Hehehe iya juga ya" Zia terkekeh mendengar perkataanku.

"Gimana kalo pretty women. Kan kita cewek-cewek kece dan seksi" Ujar Nita memberi ide gilanya.

"Kece dan seksi darimana. Asal saja" kataku pada Nita.

"Terus apa dong yang cocok dengan kita buat nama genk" kata Vita.

Kami saling berpandangan dan memulai berpikir mencari nama yang tepat untuk kelompok kami.

"Hai, boleh gabung ga sih?"Tanya seseorang yang membuyarkan pikiran kami.

"Eh, iya. Silahkan." Kataku.

"Kalian lagi sedang obrolin apa sih? Serius banget kayaknya" kata dia lagi.

"Kita lagi mikirin nama yang cocok buat genk,Lin" ujar Nita pada Linda.

Iya. Dia itu Linda. Orang yang duduk tepat belakangku. Dia orang yang ramah juga.

"Oh, ya? Boleh gabung gak jadi anggota genk kalian" tanya Linda antusias.

Eh. Kami berempat terkejut mendengar Linda. Tiba-tiba Linda mau bergabung dengan kami.

"Gue tuh dari kemarin pengen gabung sama kalian. Tisya udah punya genk di kelas sebelah. Jadi gue ngerasa sendiri aja. Terus gue nyimak genk kalian asyik, kompak. Makanya izinin gue gabung dong sama kalian" terang Linda pada kami. Kami berempat terdiam sejenak.

Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang