"Hujan dapat pergi dan datang kapan aja, sama seperti cinta yang dapat pergi dan datang seiring berjalannya waktu."
>>>>>>
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar semua percakapan mereka dan orang tersebut langsung pergi menyusul sahabat karibnya. Untuk memberitahukan sebuah informasi yang sangat penting.Tak lama perginya Selvi dkk, Siva dan Angel pun sampai di kelas dan membuyarkan lamunan panjang Upi, mereka pun mempersiapkan pelajaran selanjutnya karena memang bel sudah berbunyi dari 5 menit lalu.
>>>>>
Upi mulai membuka lembaran buku biologi karena Ms. Nita memberikan segunung tugas. Kini Upi mulai mempelajari biologi dengan fokus dan mengerjakan tugas tersebut.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu beserta langkah kaki lain mau memasuki kelas ini. Karena terlalu fokus Upi tidak menghiraukannya. Namun siswi - siswi mulai berjingkrak kegirangan.
"Gila sekali" bisik Upi sambil melirik teman teman nya.
"Siapa yang membuat mereka jadi gila begini?" Pikir Upi bertanya tanya.
Karena rasa penasaran yang begitu besar Upi mengangkat kepalanya dan ia dapat melihat sosok cowo berbadan tegap dengan gaya cueknya memasuki kelas, dan menghampiri meja guru. Ya, dia Andre.
"Sepertinya dia mempunyai urusan dengan Ms. Nita, entah siapa yang peduli?." Pikir Upi cuek.
Tanpa menghiraukan apapun Upi kembali fokus dengan tugasnya. Namun usahanya gagal untuk kesekian kalinya karena Ms.Nita memanggil namanya.
"Upi" panggil Ms. Nita. Dengan segera Upi melangkahkan kakinya menuju tempat Ms. Nita berdiri.
"Yes, ma'am?" Ucap Upi.
"Tolong bantu Andre antarkan semua buku ini ke perpustakaan." Pinta Ms. Nita sambil menunjuk susunan kamus biologi.
"Baik, ma'am."
Siswi siswi di kelas Upi banyak yang memandang Upi dengan tatapan membunuh, sinis, dan lainnya. Sedangkan yang di pandang hanya melemparkan tatapan bertanya.
Lain halnya deng sahabat sahabat Upi mereka malah membuka mulut dengan lebar.
Selama di koridor menuju perpustakaan tidak ada yang mau membuka pembicaraan.
Tok.. tok..
"Permisi ma'am, saya ingin mengembalikan kamus." Ujar Upi.
"Oh iya taruh aja di sana." Tunjuk bu ema ke meja di depan nya.
"Ok deh ma'am, permisi." Ucap kami berdua. Dan hanya di jawab anggukan kepala.
Tanpa Upi sadari ada sepotong kulit pisang yang tegeletak tepat di depan Upi. Baru dua langkah Upi pun terjatuh dan segera memejamkan rapat rapat matanya sambil menunggu rasa sakit yang akan menderanya, namun ia merasa heran kenapa badannya tidak sakit?
"Kenapa ga sakit ya? Apa gue udah mati? Whaa Mom anak mu yang cantik jelita ini sudah meninggal." Batin Upi panik.
Dengan perlahan Upi membuka matanya, betapa terkejutnya ia meliat sepasang mata hazel sedang menatapnya, dengan tangan yang berada di punggung nya.
Segera Upi tersadar dan menjauh dari pelukan Andre.
"Ehm ma.. makasih." Ucap Upi disertai muka yang mulai memerah.
"Nope." Jawab Andre dengan senyum kecil di wajahnya.
Dibalik semua kejadian itu ada seseorang yang melihat semuanya sambil mengepal erat erat tangannya.
"Awas aja lo cabe." Geram gadis itu.
Bel pulang berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, Upi beserta kedua temannya jalan beriringan menuju lantai satu.
Baru saja menapakan kaki di koridor lantai satu, Upi sudah bertemu malaikat Gibril yang menghalangi jalannya.
"Heh gue ingetin ya sekali lagi lo ga usah kegatelan deh jadi cewe. Pake acara pura pura jatoh, cih drama queen." Cerca Selvi sambil mendorong dorong badan Upi.
Namun lagi lagi hanya dianggap angin berlalu oleh Upi dan ke dua temannya. Karena kesal Selvi pun bertindak.
"Heh jalang, lo denger ga sih apa yang gue bilang." Bentak Selvi sambil mendorong Upi.
"Enak aja lo panggil gue jalang, lo tuh Cabe busuk." Balas Angel.
"Udah udah jangan di dengerin kalo cabe busuk ngomong, mending kita pulang." Ujar Siva.
"Sialan lo jalang, liat aja gue ga akan tinggal diem." Geram Selvi.
Lagi dan lagi seorang cowo misterius melihat kejadian tersebut. Dan melenggang pergi begitu saja dengan senyum licik muncul di bibirnya.
Kali ini Upi pulang menggunakan jasa motor Siva, karena hari ini Abang nya yang kutu kupret itu tidak bisa menjemputnya.
Sedangkan Angel sudah pergi duluan karena ada urusan mendadak.
"By the way Siv, emang bener ya si Angel lagi deket sama si Argo." Tanya Upi penasaran.
"Huh? Argo siapa?" Tanya Siva bingung.
"Aduh kok lo bego banget sih, itu lo tiga cowo yang tadi ada di kantin." Ucap Upi kesal.
"Ihh itu mah si Arga bukan Argo Upi." Balas Siva.
"Ih kan tadi gue udah bilang si Arga tapi lo mikirnya si Argo lo mah ogeb banget." Ujar Upi. Sedangkan Siva hanya memutar kan bola matanya.
"Whatever" ucap Siva.
"Jadi?" Tanya Upi penasaran.
"Yup bener setau gue nih ya si Arga itu selalu ngechat Angel, nelponin Angel. Tapi ga pernah di tanggapin sama si Angel." Jelas Siva. Dan Upi hanya menganggukan kepala.
Di tempat yang sama ketiga laki laki dengan wajah bisa dibilang Hot. Sedang mengamati kedua gadis yang sedang asik mengobrol di depan sebuah rumah, dengan senyum kecil yang tercetak di wajah mereka.
»»»»»»»
HI I'M COME BACK
PENASARAN GA NIH SIAPA COWO MISTERIUS???AND DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT IN MY STORY...
I HOPE YOU'RE LIKE MY STORYOK FOR NEXT CHAPTER I NEED
50 vote + 5 commentHug from
Alexa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grey Girl
Teen Fiction"Matahari terbit untuk tenggelam tak ubahnya seperti di cintai untuk di sakiti" - ana "Matahari terbit untuk menerangi tak ubuahnya seperti cinta untuk menerangi hati yang tersesat" - rafael