4. not a move on

10.1K 899 46
                                    

Tiara POV

Tidak terasa sudah seminggu aku di Yogya, ditemani manusia tampan yang sekarang tertidur pulas di bangku samping di kereta dalam perjalanan kami pulang kembali ke Jakarta.

Tangannya yang hangat menggenggam tanganku.

Tidak, tidak, kalian jangan berpikir kalau aku dan Bima sudah berpacaran.

Keesokan harinya setelah dirinya sukses membuatku begong beberapa lama untuk mencerna apa yang dia ucapkan. Aku menegaskan kalau aku sedang tidak patah hati dan tidak mau menjalin hubungan dalam waktu dekat.

Bima mengerti dan dengan percaya dirinya berkata "Cintaku tidak pernah ada paksaan Tiaraku, aku ingin kamu tulus membalas cintaku, dan aku akan menunggu hari itu datang. Mungkin besok, siapa tau"

Aku kembali tersenyum mengingat ucapannya.

Tanganku memainkan rambutnya yg ikal.

Dan mengelus punggung tangannya.

Bima membuka matanya perlahan.

"Sudah sampai mana? Masih jauh ya?" Tanyanya.

"Bim, kita tuh baru berangkat 30 menit yang lalu, masih sekitar 6 jam 30 menit lagi sampe Jakarta" Jawabku terkekeh.

Bima mengamit lenganku dan menyenderkan kepalanya, kakinya yang panjang di selonjorkan agar nyaman.

"Aku masih mau lama-lama sama kamu Tiaraku" Katanya pelan.

"Kamu kerja dimana? Aku mau kerja di tempat kamu" Lanjutnya lagi.

Aku tertawa.

See, betapa konyolnya Bima, sangat mudah berkata tanpa memikirkan prosesnya. Apa mungkin dirinya bisa bekerja di tempatku bekerja?

Kurasakan kepala Bima bergerak. Kini bima duduk dengan kepalanya sejajar dengan kepalaku.

"Kamu kerja dimana? Aku mau kerja di tempat kamu" Ulangnya lagi.

Aku menghela nafasku panjang.

"Bimaku"

Kulihat matanya berbinar mendengar suaraku memanggil namanya.

"Akhirnya manggil Bimaku"

"Biar kamu dengerin aku" Kataku.

"Aku selalu dengerin kamu ko"

Aku menarik nafas.

"Aku kerja di bagian purchasing di perusahaan oil company milik Australia"

"Nama perusahaannya apa?" Tanyanya.

"Kamu beneran mau kerja di tempat aku? Seriusan? Ga segampang itu Bim"

Matanya berbinar lagi.

"Aku serius, sama seriusnya aku ngikutin kamu sampe Yogya. Sama seriusnya aku jatuh cinta pada pandangan pertama ke perempuan yang sekarang ada di sampingku ini"

"Sakarepmu" Kataku mengalah, lebih tepatnya kesal.

"Baru seminggu liburan di Yogya aja bisa ngomong Jawa, gimana kalau tinggal di Yogya, bisa nikah sama orang Jawa tuh, bearti benar kita jodoh, ibuku orang Jawa" Katanya dengan cengiran khasnya.

"Ndasmu kroak" Kataku sambil menghadap jendela dengan mengulum senyumanku.

Bima tertawa.

•••

Aku melangkah masuk ke ruanganku dengan terburu-buru begitu keluar dari lift, Merry mengikutiku dari belakang.

"So tell me who's that hot guy with pink helmet" Merry menodongku begitu pantatnya menempel di kursi.

She Belongs To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang