Stopped Love

Bad word

Pagi ini berbeda, aku memulai semuanya dari awal. Aku mulai dengan hari baruku ini.  Aku berharap luka ini kan lekas hilang.

Tuhan tahu, siapa yang baik untukku. Dan aku yakin, kepergiannya memang telah Tuhan atur karena Tuhan tahu dia bukan yang terbaik bagiku.

Aku menikmati kesendirianku, meski sesekali aku sempat memutar memori tentangnya atau hanya melihat kenangan manis yg pernah terekam di memori handphone-ku. Aku masih menyimpannya, aku masih belum bisa menghapusnya. Karena suatu saat nanti aku pasti siap untuk benar-benar melupakan semuanya.

••••
"Sayang, aku beruntung telah memilikimu. Engkau lebih dari apa yang aku harapkan. Aku mencintaimu."

Air mataku mataku hadir kembali saat tersirat perkataannya di hari ulang tahunku tahun lalu itu. Aku melihat kesungguhan dari matanya. Entah hanya kebodohanku yang mempercayainya. Uhhh Tuhan, ingin rasanya aku lupa ingatan.

"Aku suka kamu, apa kamu juga begitu? Aku suka kamu sejak saat itu kamu membuka perbincangan candamu denganku. Aku tak tahu apa artinya rasa ini. Tapi yang jelas aku sangat menyayangimu saat ini."

Tiba-tiba pesan itu muncul di layar handphone-ku saat aku sedang memandang sosok kenangan lalu. Aku sangat terkejut membaca isi pesan itu. Aku heran dan sangat bingung. Dia memaksaku menjawabnya tapi aku tak tahu harus menjawabnya seperti apa.

"Apaan sih, riz? Bercanda ya, aku lagi gak mood bercanda. Maaf."

"Aku serius. Tolong jawab pertanyaanku."

"Kamu kan udah ada yang punya. Buat apa kamu minta aku? Tolong jangan membuat pikiranku semakin kacau. Aku baru saja melewati hal yang cukup serius."

"Baiklah. Maaf"

Aku tak mengerti Tuhan sedang merencanakan apa untukku. Aku juga tak pernah paham ada apa di balik kehadiran misteriusnya. Aku mengenalnya. Hanya sebatas. Dan tiba-tiba dia mengungkapkan itu saat aku sedang mengalami kekecewaan yang mendalam.

Ah ..apa maksudnya dia! Dia ingin membuat kepalaku semakin kacau? Dasar bodoh! Urus saja hubunganmu dengan wanita itu. Nikmati saja, jangan membawaku ke dalam hidup payahmu.
Gumamku dalam hati. Entah kenapa aku tidak senang dengan kehadirannya. Aku mencium bau yang akan membawaku ke dalam masalah yang baru.

Oh Tuhan. Bimbing aku.