Prolog

467 56 2
                                    


Yerim menepis tangan Jungkook dan menunduk dalam. Ia tak mengerti kenapa Ia bisa melakukannya. Ia pun tahu ini bukan kesalahan pria itu. Hanya saja, hatinya berkata bahwa masalah ini karena pria baik hati di sampingnya ini. Semua karena dia.

Jika saja Soora tidak menyukainya, jika saja Soora tak melakukan semua ini. Mungkin Yerim akan dengan senang hati menerima perlakuan baik pria di sampingnya sekarang.

"Apa kau baik-baik saja? Mian, bisakah aku tahu. Kenapa kau besikap seperti itu?" Jungkook menatap gadis bermasker di sampingnya yang terus menatap lurus kedepan tanpa melihat kearahnya.

"Kau... Army kan?" Jungkook bertanya sekali lagi untuk memastikan.

Yerim berdehem dan sedikit menggeleng kepalanya membuat Jungkook sedikit bingung. Jadi, iya atau tidak?

"Ani, aku bukan Army."

Mwo? Kalau dia bukan Army. Lalu? -jjk

"Lalu, kau wartawan?"

Yerim kembali menggelengkan kepalanya pelan. Membuat Jungkook kembali bingung dibuatnya.

Yerim berdehem dan segera berdiri. Pembicaraan ini terlalu jauh. Lagipula tugasnya pun belum selesai Ia kerjakan. Jika Ia pulang dengan tangan kosong atau bahkan yang Ia hasilkan baru beberapa foto atau video, bisa-bisa Ia akan di marahi habis-habisan.

"Mianhe, tapi aku harus segera pergi." Yerim sedikit membungkukkan badannya sebagai salam perpisahan dan rasa hormatnya pada pria di hadapannya sekarang. Biar bagaimanapun, Jungkook lebih tua darinya beberapa tahun.

Jungkook menahan tangan Yerim sebelum gadis itu melangkahkan kakinya pergi, "Siapa namamu?"

"Yerim. Kim yerim."

Love | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang