02

249 39 3
                                    


×××

HEBOH. Satu kata yang menggambarkan pagi ini. Semua orang tak terkecuali Saeron lari mengerubuni kelas sebelah. Kelas dimana seorang idol, Jeon Jungkook berada.

Hari ini pria itu datang kesekolah setelah hampir dua bulan tak masuk akibat comeback dari bangtan boys.

Yeri menghembuskan nafas pelan. Sekolah barunya ini memang sedikit berbeda dengan sekolah lamanya. Ia tak terbiasa melihat kejadian seperti ini. Mungkin karena disekolah lamanya tak ada seorang idol.

Dua bulan terakhir dirinya saja sudah tak tenang akibat ancaman dan berbagai tindakan tak masuk akal oleh Soora dan teman-temannya. Bahkan hanya karena Ia berbicara sepatah dua kata ke Mingyu, wanita itu langsung membuat ulah dengan menghilangkan buku matematikanya. Yang syukur Ia berhasil temukan kembali di tempat sampah.

Jangan sampai kehebohan ini membuat hidup Yeri makin tak tenang. Fyi, Yeri benar-benar tak begitu suka dengan kehebohan dan keributan. Karena itu mengganggu untuknya pribadi.

Yeri memutuskan menghabiskan waktu istirahatnya di rooftop dengan mendengarkan lagu dan kesunyian serta ketenangan yang disukainya.

Yeri berdiri di pembatas rooftop sambil memegang erat besi pembatas dan memejamkan kedua mata.

"Disini benar-benar tempat yang ku butuhkan."

Aah, aku lupa satu hal.

Yeri segera lari menuruni tangga dan melangkahkan kakinya cepat ke arah belakang sekolah. Soora memintanya untuka menemui dirinya di sana saat istirahat.

Nafasnya terengah-engah. Yeri memutuskan untuk duduk di bangku yang sengaja di sediakan pihak sekolah di taman belakang ini. Ia mengedarkan pandangannya dan menghela nafas pelan.

Kemana mereka?

Yeri memutuskan untuk menunggu sambil mendengarkan musik yang di bukanya random.

"nan padoga meomuldeon
morae wie jeokhin geulssicheoreom
geudaega meolli
sarajyeo beoril geot gata
neul geuriwo geuriwo

yeogi nae maeumsoge
modeun mareul
da kkeonaeeo jul sun eopsjiman
saranghandaneun marieyo..."

Yeri memberhentikan nyanyiannya saat melihat pria dihadapannya sekarang.

"Suarumu bagus, yeri."

Yeri tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak sebagus suaramu, Eun."

"Sedang apa kau disini?" Eunwoo mendudukan dirinya di samping Yeri.

"Aku sedang menunggu seseorang." Jawab yeri sambil tersenyum.

Eunwoo mengangguk-anggukkan kepalanya pelan setengah berguman meng-iya-kan.

"Apa kau tak ingin menemui Saeron?" pertanyaan yang sangat ingin Ia tanyakan. Ya, Yeri tahu pria disampingnya ini menyukai sahabatnya saeron.

Eunwoo menghela nafasnya pelan, "Dia sedang fokus dengan semua oppanya." Jawab Eunwoo dengan menekan kata oppa.

Yeri tertawa pelan dan menatap Eunwoo prihatin. Jujur, Eunwoo benar-benar sangat tampan. Pertama kali Yeri melihatnya, Ia langsung menyukai pria itu. Namun seiring berjalannya waktu, apalagi saat Yeri tahu kalau Eunwoo menyukai Saeron sahabatnya. Entah bagaimana ceritanya Yeri sudah tak menyukai pria didepannya ini.

Yeri mendengus sebal. Sudah hampir satu jam penuh Ia menunggu kehadiran Soora, tapi gadis itu tak kunjung datang. Dengan langkah kesal Ia memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

"Apa mereka semua masih betah melihat idol itu?" Desis Yeri saat melihat masih banyak para gadis yang terus mengerubuni kelas idol pria tersebut. Siapa namanya tadi? Jungkook? Ya, Jungkook.

Yeri memutuskan untuk tak peduli dan melangkah melintasi para geromobolan fangirl tersebut. Namun langkahnya kembali memelan saat mendengar suara seseorang yang Ia kenal.

"Jungkook-ah, aku membawakanmu sekotak cokelat yang dibawa ibuku kemarin saat pulang dari Swiss. Kuharap kau menyukainya."

Cih. Aku menunggunya hampir satu jam. Dan gadis itu malah mencari perhatian didalam? Desis Yeri dalam hati tak suka.

Kalau tahu begitu Yeri lebih baik ke kantin dan makan bakso sepuasnya. Soora benar-benar keterlaluan.

×××

"Kim yerim!"

Yeri yang sedang berjalan pulang terhenti saat mendengar ada yang memanggil namanya.

"Kenapa kau tidak mengajakku sih?" Kesal Saeron saat telah sampai dihadapan Yeri.

"Bukannya tidak mau mengajak. Kau kan sedang sibuk fangirling tak jelas tadi." Jawab Yeri asal.

"Mwo? Tak jelas? Huh. Kau benar-benar tidak tahu betapa pentingnya itu." Jawab Saeron sebal

"Terserah kau saja."

Karena tak mau memperpanjang permasalahan Yeri memutuskan untuk tidak berkomentar banyak.

Mereka kembali melangkahkan kakinya tenang. Saat sampai di depan gerbang sekolah dan menunggu sedikit lama jemputan yang biasa mengantarkan Saeron pulang tiba. Saeron pun melambaikan tangannya ke Yeri setelah Yeri menolak ajakan pulang bersama darinya dengan alasan yang sama.

Yeri melanjutkan langkahan kakinya ke arah halte dan menunggu bus yang akan mengatarkannya pulang disana. Sambil menyandarkan tubuhnya Yeri kembali mendengarkan lagu dengan earphonenya.

Yeri mendongakkan kepalanya saat dirasa ada yang berdiri dihadapannya. Soora, gadis itu berdiri di hadapannya dengan dua gadis yang memang biasa bersamanya.

"Soora-ya, ada apa?" Tanyaku pelan.

"Aku punya permintaan padamu. Kalau kau bisa melakukannya. Aku tidak akan mengganggumu. Dan kau bisa bersama mingyu-ku."

Yeri mengernyitkan keningnya bingung. Kata-kata terakhirnya seperti memberikan Mingyu kepadanya. Tapi, tunggu. Bukankah Mingyu tak pernah berpacaran dengan Soora? Lagipula Yeri tak pernah menganggap Mingyu lebih dari teman. Ya, Yeri tak pernah punya perasaan pada pria itu. Dan sebaliknya. Mungkin.

"Tunggu. Aku tidak mengerti apa yang kau maksud. Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

×××

Malam. Yeri meletakkan kepalanya pada meja. Tangannya terus menggemgam lipatan kertas berbentuk kura-kura. Yeri mendesah pelan.

"Apa-apaan Soora dan teman-temannya itu. Seenaknya menyuruhku melakukan hal gila itu?"

Yeri geram dengan kelakuan Soora yang katanya queenka sekolahnya itu. Demi apapun, jika Yeri punya sebuah kekuatan. Maka dengan senang hati dirinya akan menghilangkan gadis itu dengan semua keangkuhannya.

Yeri kembali mengerang frustasi saat mengingat kembali perkataan Soora yang menyuruhnya melakukan hal yang benar-benar tak Ia sukai. Dan lebih parahnya lagi, apa yang diminta Soora benar-benar tidak masuk akal.

Dengan perlahan Ia menelungkupkan kepalanya ke meja belajarnya dan melihat kertas kura-kura yang digenggamnya.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Bersambung...

Sumpah. Ini diketiknya dari kapan tahu dan belum kelar dan akhirnya baru di pos sekarang.

I know. Ini emang pendek. Atau emang bener-bener pendek.

Oke guys.

If u like this weird fanfiction. Don't forget to click vote to this ff.

And yeah specially to give me a support with ur comment. (:

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang