Deeta POV
"Nama gue Juvenal Ivander
Aksel. Gue biasa dipaggil aksel, gue pindahan dari Bali, lebih tepatnya Denpasar.""silakan Aksel kamu duduk di depan bangku Deeta,"
Deg
"Lo.. ."
"Lo masih inget sama gue?" Tanya gue.
"Tentu gue inget."
Huh
Gue bernafas lega, setidaknya first love gue mengingat gue kembali.
"Oke world, Hari ini gue seneng. Cinta pertama gue kembali lagiii. OMG, sumpah gue seneng tujuh turunan."
Umpat gue sambil senyum-senyum gaje. Hihi, gak papalah gue lagi seneng."Lo itukan yang kemaren main skateboard sama temen sebangku lo itu kan?" Lanjut aksel,
Ah gue kira dia bakal inget gue. Inget sih tapi.. ah sudahlah.Gue tarik omongan tadi gue !!
"Gue benciii." Teriak gue, udah kagak tahan. Gue kangen lo aksel. Andai lo kagak amnesia atau gagar otak atau apalah. Huh.
"Deeta kamu kenapa?" Tanya pak mamat,
"Berisik lu banci." Ucap gue.
Upss itu guru dodoll bukan banci, huh."Kamu bilang saya apa?" Ucap pak mamat, kalo diliat-liat matanya kayak mau meletus. Sekarang pak mamat OTW bangku gue.
"Ahh eng.. eng... kaburrr,"
Gue kabur keluar kelas, dari pada berurusan sama BK.Gue tepuk jidat.
Oh iya gue lupa, gue balik lagi ke depan kelas.
"Maaf pak saya lupa, Assalamu'alaikum all." Gue sedikit nongol depan pintu. Pak mamat masih geleng-geleng kepala. Kalo menurut penelusuran gue, geleng kepala tandanya lagi pegang tasbih sambil beristigfar.
Dengan langkah cepat gue lari sekencang-kencangnya bodo amet mau nabrak siapa aja.
"Deetaaa." Panggil Pak Mamat, kekesalan tingkat akut. Gue? Santai lari.
Brukk
TAI
"Hah apa lo bilang?, gue seganteng kayak kembaran gue, greyson chance di sebut TAI?"
Jirr nih cowok kepedeannya tingkat dewa.
"Aduhh sakit, udah tau jidat gue antik. Ada kilauannya gitu kayak bola kristal."
buahahhahahahhaahaaaaa
"Bukan kayak bola kristal dodol, tapi kayak lapangan golf." Ujar si guru kw, bener-bener dia nyari masalah sama gue namanya.
Huh kesel gue.
Author POV
Sial sial sial...
Arrgh
"Kenapa hari ini sial banget dah?" Umpat Deeta,
"Sial banget sumpah, udah mah gue tingkat pedenya terlalu Hiper tinggi, kira gue aksel masih inget, masih cinta sama gue. Taunya, mama dede lelah." gerutu Deeta. Sambil mengusap-usap jidatnya.
Sedangkan Rico, masih setia dengan gelak tawanya. Yang membuat orang lewat bergidik ngeri.
"Wahh ni cowok kudu gue lenyapkan dari Dunia ini."
Batin deeta berkata."PUAS LO HAH?" tanya Deeta dengan suaranya yang gak bisa dibilang sedang.
"Puas bangeet." Ujar Rico sambil mengejeknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story in life end
Teen FictionHitam bisa menjadi putih, Manis bisa menjadi pahit. Begitu pun dengan hidup. Hidup takkan selamanya indah, hidup pasti ada banyak cobaan yang harus kita hadapi tanpa rasa lelah sedikit pun. Karena dalam hidup, tuhan telah membuat skenario yang terba...