And I'm Here [Tugas Lentera]

917 43 26
                                    

Suatu rasa yang tersembat di dalam dua samudra biru. Bukan cinta, melainkan apa yang ada dalam diri ini untuk persembahan kebanggaan. Aku mengerti mengapa cinta itu luluh dan bersenyam. Dimana rumah kecil untuk kita tinggal harus musnah di dalam hati ini.

Apa dirinya bisa mendengar luka sayatan yang perih? Ini bukanlah bagian dasar dalam bentuk cinta, tetapi ini hati yang bentuknya kecil, tapi sakit.

Hati yang luka tentang kau harus pergi dan hilang. Karena, sang pujaan telah hilang ditelan bumi. Bukan kebahagian yang ku inginkan. Tapi, saat itu aku tak tahu harus berbuat apa saat kau telah pergi.

Ia tak habis pikir, apa yang telah lelakinya itu perbuat sangatlah tak masuk akal. Orang pintar pun akan merasa bodoh mendengar celotehan yang tak masuk di otak itu.

"Kau bisa saja menyakiti dirimu. Tetapi kau harus memikirkan masa depan anak muridmu!" tungkas wanita anggun dengan memakai dress hitam-kuning.

Ara hanya mengangguk dengan pernyataan temannya, Yoora. Ia tak mau ambil pusing. Toh, dunia saja tak memikirkannya dan untuk apa mengkhawatirkan orang yang berada di bumi.

"Kau tak bisa begitu Ra! Kau terlalu egois memikirkan dirimu sendiri!" bentak Yoora tak dengan hentakan meja yang dipukulnya.

Bruk

"Kau menyalahkanku Yo?" Ara menunjuk dirinya dengan telunjuk yang terlihat lesu. Wajahnya kusam, mata sembab dan pipi merah sepadam udang rebus. "Tidak Yo, takdirku yang terlalu egois dengan mencatat kehidupan yang burukku menggunakan tinta hitam permanent."

Yoora menggeleng lemah, ia tak tahu harus berbicara apa atas kesalah pahaman yang dibenci oleh Ara. "Ra, kau tak mengerti. Mencobalah mencari tahu dan fokuskan urusan hidupmu."

Walaupun kata-kata itu seindah nirmala, percayalah Ara tetap tak akan terkesima dengan itu. Apakah benar ia akan mencelah perkataan rusuh dan bodoh.

"Hidup itu tak memikirkan kehidupan orang lain, dan pikirkan hidup kita sendiri," Ara menarik sudut bibirnya. "Atau kau yang akan terjebak dalam kehidupan orang itu."

"Ra...," gumam Yoora.

Entah mentari atau bulan, ia tetap mencari cara untuk menetap disudut bumi. Karena, sang lelaki tetaplah membutuhkan seorang perempuan.

Ara benar-benar tak percaya. Jika kehidupan rela melepas kesedihannya, maka sang fana ini bisa melupakannya. Ia kecil, tetapi terasa sakit, dan itu adalah hati yang rapuh. "Kau mengerti sekarang?" Ara menaikkan sebelah alisnya untuk melihat apakah benar temannya satu ini paham. "Aku akan pikirkan dulu ucapanmu yang tadi!"

"Yang mana, Ra?"

Ara menghela nafas kasar, ia capek untuk berbelit panjang lebar. Karena baginya singkat misi yang pertama. Proses sangatlah membosankan dan ditambah lagi jauh untuk mengejar. "Untuk mengajar lagi atau tidak."

"Really? Ara kau yang terbaik." wanita putih itu pun sontak memeluk Ara dengan keras. Yoora tak memikirkan lagi apakah sahabatnya itu akan kesakitan, tetapi yang ia sangat banggakan adalah temannya bisa berpikir panjang lagi.

"Iya dan lepaskan aku sekarang!" bentak Ara tak kalah.

"Kau boleh memarahiku, tapi kau harus tetap menjadi profesimu."

🐣🐣🐣

Dentuman lagu I Miss You (English Ver.) oleh Soyou (Sistar) terdengar keras diruangan nuansa perempuan, dengan cat berwarna putih dan perpaduan merah muda melekat disetiap dinding. Dengan sekat yang menjulang, bisa dikatakan lagu itu tak akan terdengar oleh tetangga sebelahnya.

Fall in Love: Kumpulan OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang