[Hope About The Love]
by Miftahul JannahTentang rahasia, jika ada orang yang mengetahui rahasia berarti namanya bukan rahasia lagi. Hingga itu menyulitkan sebuah janji, dimana hati harus tetap beralih dari sebuah kata hancur.
Wanita berambut sebatas leher itu pun membidikkan matanya akibat terik matahari. Sekarang ia ada di sekeliling kota Palembang, dan dimana kota itu tengah diterpa musim panas.
Ia mengibaskan kedua tangannya, untuk menghilangkan rasa panas walaupun hanya sedikit. Menarik nafas dalam-dalam, wanita itu pun memasuki tangan kanannya di dalam saku celana.
Ia telah menunggu sangat lama disekitar Jembatan Ampera ini, dan orang yang ia tunggu pun sama sekali tak menunjukkan sejengkal dirinya. Wanita itu pun melihat kearah benda petak yang tak lain adalah koper bewarna ungu dan langsung duduk di atas koper itu. Sungguh ia sangat lelah sekarang dan ditambah lagi udara panas.
Ia tengah berpikir apakah ia akan pergi dari tempat ini atau menetap sampai langit berubah menjadi gelap. Tetapi, kalau ia pergi, ia akan pergi kemana? Yang ia tahu perempuan ini hanya mempunyai seorang Adik Lelaki dan Lelaki itu pun tak tahu kemana.
Berdecak kesal, Almira menghentakkan kaki jenjangnya yang dilapisi celana jins biru.
Tak lama ia pun mengikuti arah dimana trotoar ini, sekilas ia mengekas keringat yang ada di dahinya. Merepotkan bukan? Adiknya sungguh tak tahu diri.
"Ada yang bisa kubantu, Nona?" tanya lelaki jangkung dengan alis dinaikkan.
"Tidak aku bisa sendiri."
"Hei, telah lama kita tak bertemu." rekrut lelaki ini lagi.
"Kita?" tanya Almira spontan. Mengenalnya saja tidak, sudah lama tak bertemu. Sangat bermimpi.
Terkekeh geli, lelaki ini mencubit pipi gembul Almira. Fahri, nama lelaki ini. Lelaki yang dulu tak tahu diri selalu menguntit Almira saat pulang sekolah. Mengganguk mengiyakan ucapan sang lawan bicara, "Fahri. Still remember me?"
Almira terlihat gusar, terasa dikepalanya sedang mengaduk masa silam. Entah takdir apa, ia harus mengingat bahwa lelaki gila yang dulu SMP sangat menginginkannya. Terbablak tak percaya, mata Almira menjelit besar. "Jangan mendekat, kumohon!" pinta Almira.
Seperti dihadang puluhan polisi, Fahri mengangkat tangannya diatas. "Aku tak seperti dulu."
Almira terlihat menginjit untuk melihat kebenaran dari dua netra milik Fahri. Tak ada kebohongan yang jelas, tetapi ia tak tahu apa maksud dari jawaban lelaki ini tadi. Merasa sangat kecewa mungkin bahwa Fahri tak lagi ingin menguntitnya, terasa kehilangan tak akan terulang lagi untuk menjadi pengejar cinta. Heh, bodoh.
"Baik," dengan langkah gontai Almira berjalan lagi mendorong sekuat tenaga koper yang ia bawa. "Kau tinggal disini?"
Mengangguk dengan pertanyaan Almira tadi. "Kau mau menemui Mirzan disini? Aku pernah melihatnya disekitar area parkiran Palembang Mall." berjalan cepat disamping Almira, Fahri tersenyum kaku. Apalah daya dia yang hanya masa dulu.
Mirzan? Perempuan dengan tinggi bak model ini pun mendengar nama itu. "Iya, aku ingin menemui dia dan menjengkelkan dia tak menjemputku," tungkas Almira kesal.
Tertebak bahwa hubungan mereka masih berjalan. Saat Almira memberi tahunya bahwa Mirzan adalah kekasihnya, sejak itulah lelaki berhidung mancung itu berjanji pada Almira bahwa ia tak akan mengikutinya lagi. "Sudah lama ya hubungan kalian."
Alis mata Almira menyatu. Hubungan? Ya, sudah lama hubungan dia dengan Mirzan menjadi saudara dan tak mungkin terputus. Ah, ia baru ingat bahwa waktu itu ia pernah berbicara pada Fahri, kalau Mirzan adalah kekasihnya. Almira terbahak.
"Kau kenapa tertawa?"
Berdehem sebentar, "Maafkan aku sebelumnya," Almira berhenti sebentar. "Mirzan sebenarnya adalah Adikku."
Fahri benar-benar tak paham. Apa ia dibohongi oleh sang perempuan? "Ahh, jadi itu tak benar."
"Yup."
"Jadilah kekasihku, Al," ucap Fahri dengan suara serak. "Penguntit sedang mengungkapkan." kekeh Fahri langsung menggenggam tangan Almira.
Saat adegan itu berlangsung, tiba-tiba datang sebuah mobil sedan hitam mendekat kearah dua sejoli ini. "Penguntit menemukan janjinya," teriak lelaki di dalamnya, yaitu Mirzan.
"Fahri, aku mencintaimu," bisik Almira tepat di depan telinga Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love: Kumpulan Oneshoot
Short StoryKumpulan oneshoot❗ . . . Hak cipta oleh Haffaza®. Dilarang mengcopy paste cerita seseorang tanpa izin dari sang penulis! Cover by: @Hemashzick_