Aku tinggal bersama Mama dirumah. Papa dan mama sudah lama berpisah. Ya mungkin lebih tepatnya bisa dikatakan "broken home"
Aku dilahirkan di Spanyol, papa asli Spanyol. Mama keturunan Asia, Indonesia. Saat aku berumur 2 tahun, Papa di pindah tugaskan ke California, Amerika Serikat. Sehingga aku, papa dan mama pindah ke negara tersebut. Saat aku berumur 11 tahun, aku dan mama pindah ke Indonesia. Hingga sekarang.
Awalnya, aku tidak tahu menahu soal kenapa kami harus berpisah dari papa. Kenapa kami tidak tetap tinggal disana. Kata mama, nenek dan kakek dari mama ingin bertemu aku -cucu paling besar- (karena mama anak pertama). Dan papa juga sama, menutupi hal itu dengan berkata bahwa apa yang di bilang mamaku benar. Dan papa juga bilang bahwa dia tidak bisa ikut pindah. Dia akan menyusul jika diberi cuti. Padahal sampai sekarang, dari aku berumur 11 tahun, sejak aku meninggalkan Amerika, papa sama sekali tidak pernah berkunjung untuk melihatku dengan berbagai macam alasan.
Walaupun komunikasi kami lancar, dan papa juga tidak pernah telat mengirim uang untuk keperluanku, tapi aku tetap tidak bisa tenang dengan semua ini.
Dulu aku bisa di bohongi dengan alasan-alasan basi itu. Tapi, sekarang aku sudah besar. Dan aku mulai mengetahui semuanya.Aku benci ini semua.
Hidupku hampah. Tanpa seorang papa. Tidak lengkap. Tidak ramai.
Bertahun-tahun harus bersama mama, yang kaku, super sibuk, kurang memperhatikanku, hanya sesekali dia datang lalu menemaniku tidur.Aku tertekan seperti ini terus!
Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu membuyarkan semua cerita yang mengiang-ngiang di kepalaku untuk kutumpahkan semua di dalam buku diary merah muda mini milikku.
Dengan malas aku bangkit dari rtempat tidur yang benar-benar sudah membuatku serasa di surga. Rasanya tak ingin aku lepas dari empuknya tempat tidur tersebut.
"Ada apa lagi?" (Membuka pintu)
"Can i sleep with you, honey?" Tanya mamaku.
Aku tau, ini salah satu alasannya mencari perhatian padaku. Agar aku tidak marah dan mau berbaik hati dengannya.
Dia pasti akan menceritakan betapa sibuknya hari hari nya di kantor sehingga tidak bisa meluangkan banyak waktu kepadaku.
Yaa lagi-lagi alasan yang basi.
Gak akan mempan lagi."Udalah ma, Gabby mau tidur. Bisa kan gak usah ganggu Gabby dulu?"
"Sayang, mama mau cerita"
"Uda ah. Aku tau mau cerita apa"
"I..ini penting"
(Gubrak)
Dengan keras aku menutup pintu kamarku.
"Ma, mama tidur ya. Uda malam. Besok mama kerja kan? Gabby besok juga harus kuliah" teriakku dari dalam kamar
"Gabby, i want to talk about Jeremy. If you want don't to know---"
"Oke oke. What up? Jeremy? Kenapa dengan nya?" (Membuka pintu)
******
Kalian tau, ketika kalian mempercayai seseorang sepenuhnya, dan kalian sudah meletakkan harapan besar pada mereka yang kalian percaya, tetapi dengan mudahnya mereka mematahkan semua itu, apakah kalian tahan untuk tidak meneteskan air mata?
Don't love people who cannot be trusted
Tapi pada faktanya, aku masih mencintai dia, yang tidak bisa menjaga seluruh kepercayaan yang sudah aku percayakan padanya.
Yang tidak bisa menjaga perasaanku.
Yang tidak bisa menjaga hatiku.
Don't let something tear you down
Dan pada akhirnya, dialah salah satu alasan yang membuatku jatuh dan menangis. Aku membenci bagian dimana aku harus terjatuh.
Ini sangat menyakitkan.******
Dear Deary,
Sebenarnya aku tak ingin mengulang adegan dimana aku harus menangis, membiarkan air mataku terjatuh lagi dan lagi.
Aku tau, aku terlalu berharga untuk menangisi orang sepertinya.
Cowok yang tidak punya hati dan perasaan dimana dengan enaknya dia menyakiti dan menyayat perasaan orang yang tulus kepadanya.
Bahkan tega merusak seluruh kepercayaan yang telah di percayakan padanya.Ya, orang sepertinya sebenarnya tidak pantas di tangisi.
Tapi apa boleh buat, aku paksa untuk tidak menangis pun, toh air mata dengan enak nya mengalir seperti tidak terkontrol olehku.
Mama tadi cerita. Tentang Dia, -Jeremy- (orang yang aku sayang sampai saat ini, orang yang menjadi alasan aku lemah sampai saat ini, orang yang membuat air mataku jatuh tanpa merasa bersalah, dan dialah orang yang tega merusak segalanya. Termasuk kepercayaanku)
Dia yang dulu pernah berkata takkan pernah membiarkan aku sendiri. Tak akan pernah membiarkan aku menangis. Karena membuatku menangis adalah hal yang paling terlarang yang tidak boleh dilaukaknnya baik sengaja ataupun tidak sengaja.
Namun, kenyataannya sekarang dia meninggalkan aku
Aku memakluminya. Walau sudah ada desas-desus bahwa dia sudah mempunyai perasaan ke "cewek" lain yang pastinya "bukan" diriku.
Aku tak percaya hal hal itu.
Aku mempercayai dirinya sepenuhnya. Sehingga apa kata orang tentang keburukannya tak aku dengarkan.Ternyata benar, benar bahwa dia meninggalkan aku karena dia sudah menemukan tempat yang lebih "nyaman" untuk hatinya. Dan sekarang, mama bercerita. Bahwa dia sudah berangkat ke Venice untuk melanjutkan study nya. Ya dia meninggalkan Indonesia, dan aku sendiri disini. Dia benar benar pergi. Pergi jauh. Mungkin kami tak akan bisa bersama lagi.
Satu kata yang benar-benar mengoyak hatiku saat mendengar ini semua.
Dan yang lebih parahnya, orang yang bersamanya sekarang adalah Sonia. teman dekatku waktu aku SMA, sesudah Veronica.
Dan baru sekarang aku menyadari bahwa penting mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain walau mungkin itu masih "gosip" dari orang lain. Dan penting untuk membatasi memberi kepercayaan terhadap orang lain.
Sekalipun dia orang terdekat kita.
Menangis.
Itu yang aku lakukan.
Sampai saat ini, aku masih menunggunya. Walau aku tahu dia sudah bersama orang lain. Sekarang, aku sudah berusaha menepis rasa ini. Tetap saja ada ruang khusus dihati ini untuk dia. Iya, dia.Ah, maaf diary.
Aku bodoh.
Aku tolol.
Menangisi dia. Membasahi tiap lembaranmu yang indah dengan air mataku.
Iya aku tau, aku bodoh.
Apa boleh buat, mendengar cerita dari mama, aku tak kuasa menahan air mata bodoh ini untuk jatuh.
Harusnya aku tidak mendengarnya saja.Tapi tetap saja, hati ini, perasaan ini, tidak bisa menolak semua tentang dia. Sekalipun aku berusaha untuk tidak mendengar tentangnya, tetap saja aku selalu ingin tahu tentangnya.
Entahlah, aku juga tidak tau harus bagaimana lagi.
Dengan menggoreskan tinta pena ini diatas lembaran diary kesayanganku, itu sudah menjadi satu ketenangan untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wish You Were Here
Teen FictionAku sering menemukanmu dalam mimpi di tidurku. Entah aku yang mengundangmu masuk dengan harapan ingin kau disini, ataupun kau yang seenaknya masuk dengan maksud membuatku agar semakin dalam merindukanmu. Sungguh sesuatu yang sangat indah dan menyen...