Shock!

627 50 5
                                    

Author pov

Terlihat seorang gadis dengan seragam sekolah yang melekat di badannya sedang menutup pagar rumahnya lalu keluar menuju ke sebuah mobil mewah di hadapan rumahnya. Setelah tersenyum lembut ke arah namja yang berada di dalamnya, gadis itu atau lebih dikenali dengan nama Tiffany masuk tanpa diperintah. Namja itu membalas senyuman manis gadisnya lalu melajukan mobilnya.

"Kau benar-benar datang awal ya kali ini." Gadis itu membuyarkan suasana sepi di dalam mobil. Namja disampingnya menatap tiffany sebentar lalu kembali fokus pada nyetirnya.

"Lihatkan? Aku tidak bercanda untuk kali ini."

"Hemmm.. Apa sebenarnya kau takut dengan ucapanku tadi malam?" Tiffany cuba mengingatkan kembali kejadian tadi malam saat mereka sedang berngombrol di telfon. Namja itu menjegirkan matanya.

"Kau tidak benar-benar serius kan?"

"Lee Taeyong!" Tiffany mengeraskan suaranya memanggil namjachingunya. Menyatakan bahwa dia tidak pernah main-main dengan kata-katanya. Lee Taeyong, namja itu malah mempamerkan 'v' di tangan kirinya.

"Baiklah, mungkin kau benar-benar serius." Taeyong mengatakannya dengan pasrah. Dia benar-benar tidak boleh memandang remeh gadisnya ini. Setiap apa yang diucapnya tidak akan pernah dia abaikan.Tiffany tersenyum lebar memandang Taeyong. Kali ini dia lebih bisa menggunakan helah ini agar Taeyong sentiasa awal menjemputnya.

****

"Aku masuk dulu ya." Tiffany pamit pada taeyong untuk masuk ke dalam kelasnya terlebih dulu sementara Taeyong akan memparkingkan mobilnya.

"Baik-baiklah belajar." Taeyong tersenyum manis ke arah Tiffany dan mendapat anggukan mantap dari gadis itu.

"Neodu." Setelah mengatakan itu Tiffany segera masuk ke dalam. Membiarkan kekasihnya memparking mobil sendirian. Memang setiap pagi selalu seperti ini. Tiffany tidak suka datang terlambat. Jadi, dia selalu suruh Taeyong untuk menurunkannya di situ.

Tiffany berjalan lembut masuk ke dalam kelasnya. Tempat kedua yang di suka setelah rumahnya. Mau tau kenapa? Karena dia sangat suka belajar. Juga dia punya teman-teman yang super duper baik terhadapnya. Jadi, tiada alesan kenapa dia harus absen atau terlambat datang ke sekolah. Dia anak cemerlang sekolah setelah pangeran sekolah. Huh! Pangeran sekolah yang tidak pernah dia sukai.

"Ini! Eommaku memberikannya padamu." Tiffany menongak keatas menatap namja yang sedang menghulurkan sebekal makanan kepadanya. OH SEHUN. Pangeran sekolah yang keras kepala dan dingin. Dia tidak pernah menyukai namja ini. Mengetahui hakikat bahwa namja ini adalah anak dari teman baik eommanya sangat tidak enak didengar. Malah dia harus menjadi dekat dengan namja ini hanya karena eomma Sehun diamanahkan oleh arwah eomma Tiffany untuk menjaga dan merawatnya. Seperti sekarang, eomma Sehun selalu memberikan makanan makan siang untuknya. Dan lebih pahit lagi adalah apabila Sehun yang harus memberikannya pada tiffany.

"Terima kasih." Tiffany mengambil bekal makanan itu dengan kasar. Membuat mata Sehun lebih memandangnya dengan marah lalu berjalan meninggalkannya.

"Cih!" Tiffany mendengus sebal menatap Sehun yang sangat dingin. Malah mengucapkan kata sama-sama juga sangat susah untuk Sehun.

"Dia kira, dia pangeran sekolah jadi tidak perlu menjadi baik? Haaaa kenapa bisa dia banyak fans ya." Tiffany mengomel sendiri mengingat tingkah laku Sehun yang tidak pernah baik padanya lalu memicit alisnya perlahan.

"Tiffany?"

"Mwo?" Tiffany menolehkan wajahnya ke sampingnya setelah kaget dengan seseorang yang memanggil dan menepuk pundaknya. Tiffany menelan ludahnya.

Make A PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang