New Life

328 41 10
                                    

Pagi yang cerah dimana saat ini seorang gadis sedang menangis dengan kerasnya. Malah, dia bolos sekolah dan mengurungkan dirinya di kamar yang dikunci. Peristiwa semalam masih saja terngiang di pikiran gadis cantik itu. Sungguh dia membenci dirinya karena telah membuat insan yang dicintainya menangis. Tiffany memukul dirinya dengan bertubi-tubi agar kemarahannya bisa terluap begitu saja. Namun, peristiwa semalam terus saja menghantuinya.

Flashback#

Taeyong membuka sekotak kecil maroon dihadapan Tiffany lalu mengambil benda kecil berkilau di dalamnya. Menghulurkannya di hadapan Tiffany sambil tersenyum yakin  .

"Will you marry me?"  Kata Taeyong yakin dengan masih saja senyuman yang mengembang. Tiffany terkesima. Matanya membulat dengan pandangan yang tertuju pada sebentuk cincin yang sangat indah. Tiffany benar-benar kaget. Dia tidak menyangka kalau Taeyong akan seberani ini melamarnya. Malah, mereka masih bersekolah.

Taeyong masih menunggu jawaban Tiffany dengan sabar. Senyumannya tidak mau ia lenyapkan dari bibirnya begitu saja. Mungkin senyumannya bisa membuat Tiffany luluh.

"Taeyonga-"

"Nde!" Taeyong tidak sabaran. Dia malah masih tersenyum seperti orang bodoh. Tiffany benar-benar tidak tega menolaknya tetapi dia sudah terikat dengan perjodohan konyol almarhum orangtuanya dan orangtua Sehun. Jadi, Tiffany tiada pilihan lain.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menerimamu."  setelah mengeluarkan ucapan berat itu, bisa Tiffany lihat wajah Taeyong menegang. Bibirnya sudah tidak mengeluarkan senyuman lagi.

"Hahaha" Taeyong tertawa renyah.

"Kau pasti bercandakan? Ayolah, jangan main-main di sini. Aku sudah menyiapkan ini sejak sekian lama. Tidak baik kau menjahili namjachingumu seperti ini Tiff."  Jawab Taeyong dengan suara yang terdengar masih shock dengan jawaban Tiffany barusan. Tiffany menggelengkan kepalanya perlahan.

"Maafkan aku Taeyonga. Aku tidak akan pernah bercanda dalam keadaan begini. Sebenarnya aku sudah mempunyai calon suami. Dan kumohon lupakan aku." Tiffany bangkit dari duduknya setelah mengatakan itu. Air mata Taeyong mengalir begitu saja.

"Tunggu" Taeyong menghalangi pemergian Tiffany. Dia menatap wajah Tiffany dengan iba.

"Kenapa kau melakukan ini padaku? Hiks. Bukankah kita sudah berpacaran? Lalu kenapa kau bisa memiliki calon suami yang lain Tiffany?" Air mata Taeyong mengalir dengan lajunya sehingga wajahnya memerah. Dia benar-benar menyayangi Tiffany dan teganya gadis itu memperlakukan Taeyong sebegini rupa. Adakah ini balasannya setelah dia melakukan kebaikan? Tiffany hanya terdiam. Dia malah tidak mampu berkata apa-apa.

"Jawab aku Tiff wae?!" Taeyong mengoncang bahu Tiffany kencang. Mengharapkan jawaban yang manis dari mulut gadis itu. Namun nihil, Tiffany malah menepis tangan Taeyong dari bahunya dan beransur pergi.

"Tiada yang perluku jelaskan lagi. Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Selamat tinggal."  Tiffany terpaksa berbohong. Dia tidak mau Taeyong mengharapkan cinta daripadanya. Semoga jawaban itu yang bisa membuat Taeyong membencinya.

Taeyong terduduk dari tempatnya. Lututnya lembek dan tidak berdaya untuk memijak bumi. Dia menangis dengan kencang di tempatnya sambil memanggil-manggil nama Tiffany. Siapa saja yang tidak pilu melihat itu, eoh?  Tiffany juga sudah mengalirkan air matanya menatap Taeyong yang  bertindak di luar jangkaannya. Menangisinya adalah hal yang benar-benar bodoh.

Flashback end#

"Maafkan aku Taeyonga. Seharusnya aku tidak melakukan itu padamu. Tapi aku tiada pilihan lain. Semoga kau bisa menemukan gadis yang lebih baik dariku. Yang bisa menjagamu selayaknya." Tiffany bergumam perlahan sebelum dia memejamkan matanya dan menuju ke alam mimpi.

Make A PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang