Like a dream

40 9 0
                                    

Sebelumnya saya minta maaf karna cerita saya terinspirasi dari dongeng walaupun alurnya sedikit berbeda. cinderella yang saya putuskan untuk ide cerita ini. walaupun ini bukan tentang cerita romance Okee silahkan baca dan vote.
Terima kasih ^^ 
  

Reading Now..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lisa tengah keluar rumah bersama dengan benda-benda seperti gelas,sapu terbangnya,piring,lilin dan senter.

Mereka tadinya tidak diperbolehkan keluar rumah apalagi malam hari oleh neneknya. Tapi akhirnya nenek memperbolehkannya untuk satu syarat. Lisa pun ingat saat neneknya bicara padanya tadi.

"Jangan pulang terlalu larut malam dan tidak boleh pulang lewat dari jam 11 atau 12 malam karna...binatang buas banyak dan penyihir jahat" ucap sang nenek

"Baik nek..." jawab kami serempak

Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan untung datang ke acara pesta dansa dari putra pangeran yaitu Martin Robert Max sebut saja namanya Max. Semua gadis sangat suka padanya terlwbih lagi dia tampan, pintar dalam alat musik
dan sebagainya multitalenta.

Tapi beda dengan lisa dia datang memang diundang oleh ayahnya sang pangeran. Sebab itu, dia sangat menghormati hal tersebut karna dindang dadakan langsung menerima surat undangan dari ayah sang pangeran walaupun bingung melanda perasaannya karna banyak gadis yang lebih cantik dan mempunyai banyak bakat diluar sana kenap harus dirinya pikir lisa.

Sebenarnya bingung,senang,malu menjalar diseluruh hatinya dan dia mencoba untuk memberanikan diri. untuk tidak takut menemui sang pangeran nanti dan ayah sang pangeran.

Sesampai di istana dia keistana dengan kendaraan mobil keren yang dia keluarkan dari kantong tas pemberian neneknya. dia langsung disambut ayah sang pangeran tuan felix robert brown dan tentu saja pangeran Max juga berada didamping ayahnya.

Matanya terus menatap kedepan dan langsung agak membungkuk untuk hormat kepada ayah sang pangeran dan sang pangeran.

"Woow kau cantik sekali" ucap sang pengeran memuji lisa

"Terima kasih, senang atas undangan yang kalian berikan kepada saya" lisa sambil tersenyum lalu kepalanya menunduk malu

"Ayo silahkan masuk lisa.... dan nak tolong kau gandeng tanganmu bersamanya ya." Kata tuan felix

"Siap ayah.. dengan senang hati ^^" jawab sang pangeran dengan senyum khasnya membuat pipiku merah kembali karna masih malu
"Ayo biar kutuntun"lanjutnya

Aku hanya mengangguk dan terpaku saat sudah sampai didalam lebih megah dari rumahku yang dibilang seperti istana oleh kebanyakan orang yah memang besar dan berlantai 14 namun beda disini lumayan ramai apalagi acara pesta.

Pastilah ramai mana mungkin sepi setelah itu pangeran menggiringku untuk berdansa denganya dan tidak lupa akuematap kekanan dan kekiri,ke kanan lagi lalu berputar seperti acara dansa seprti dicerita dongeng aku merasa seperti cinderella sungguhan.

Tapi aku hampir lupa kalau aku harus pulang secepatnya, sebab nenek minta kepada kami untuk pulang tidak boleh lewat dari jam 11-12 karna akan berbahaya.


Akupun langsung menghentikan dansaku lalu meminta maaf pada pangeran karna aku harus segera pulang secepatnya memberi hormat dan melambaikan tangan. tapi pangeran sangat sedih akupun memberi alasan kepada pangeran kenapa aku pulang cepat sehabis itu diapun mengerti dan dengan langkah tergesa-gesa aku menuruni tangga bersama benda-benda dan juga sapu terbang membawaku terbang dengan cepat bersama benda-benda. tetapi sepertinya aku meninggalkan tas kantongku aduuh bagaimana ini akhirnya aku tetap memilih pulang karna tak mungkin kembali kesana lagi.

Jam 10.30 kami semua sampai tumah dan nenek sangat senang karna kami menepati janji. dan menuruti amanah darinya.

Semua bergegas untuk tidur dan merapikan kamar masing-masing bersih lemari sedikit lalu tidur.

-------

Esok hari aku masih duduk di meja dan bertanggar di tumpuan pinggir meja dan sambil duduk kupikirkan bagaimana caranya mendapatkan tas itu kembali. dan setelah berpikir lama aku mendapat ide untuk mengirim surat lewat burung merpati.

Dan meminta sampaikan bahwa ada yang inginku ambil dari istana tersebut yaitu.. tas kantongku.

Aku masih menunggu akhirnya burung merpatipun datang dan berkata bahwa pangeran aka  kerumahku dan ayahnya juga. 'apa? kenapa jadi seperti ini' batinku

"Merpati apa benar dia akan datang kerumahku.. kapan?" tanyaku pada merpati yang bisa bicara karna dilatih

"Iyaa lisa benar.. ini kalau tidak percaya tulisan ini asli dari sang pangeran."

"Terima kasih merpati"

"Sama-sama"

Aku masih menatap tulisannya dan merasa tidak tenang. Karna dia akan a-ak-akan datang aduuh kenapa dalam hati aku menjadi gugup. huuft tenangkan dirimu lisa tarik nafas buang huuuft.

Sekarang aku bingung harus bersiap bagaimana tapi aku telah merapikan semua rumah dan diriku juga sudah berdandan rapi juga cantik.

__________________

Tidak lama bel kelonceng rumahpun bunyi aku segera turun dari lantai 2 karna aku tidak sempat ke lantai yang lannya. sangkin banyaknya heheh.

Clek

Bunyi pintu yang kubuka menampakkan sang pangeran max yang begitu tampan. sambil tersenyum dia memberikan kotak yang dia bawa.

Aku membalas senyumnya sambil mempersilahkan dia masuk dan menerima kotak yang agak besar.

"Mau minum apa pangeran" tawarku pada pangeran

"Tidak usah aku kesini hanya untuk mengembalikan ini dan main..apa kau mau besok datang ke acara pernikahan kakakku?" Pangeran bertanya pada lisa

"Tentu saja dengan senang hati, tapi tidak mengganggu kan?" tanyaku

"Heheh tidak apa-apa malah mereka akan sangat senang kalau kamu datang" ucapnya sambil tersenyum lebar


Aku hanya mengangguk dan tidak lama aku mengantar pangeran kedepan ambang pintu rumahku. lalu melambaikan tangan saat dia sudah memasuki mobil mewahnya yang super size
Dan masuk kembali kedalam rumah. hanya tinggal menunggu hari esok datang menghampiri lalu semua berjalan lancar semoga saja.



##

I Believe  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang