Ketika Harus Berjuang Sendiri

2.6K 127 16
                                    

Adegan 18+

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tapi dikit aja..... Jangan harap ada adegan ranjang ya. Karena aku ga ada pengalaman. Hahahha..

Oke happy reading...
And sorry for typo.

Enjoyyyyyy😊😎
__________________

Seharian dikurung suami gara-gara cemburu itu rasanya.... ya lelah ya capek, tapi menyenangkan. hehehe... Selain memberikan haknya juga sekaligus menebus rasa bersalahku karena tadi menjailinya. Iya, Mas Yori masih suka cemburu sama Mas Doni. Padahal sudah 4 tahun berlalu, Mas Doni juga sudah bersikap biasa saja denganku. Walau terasa ada jarak tak kasat mata diantara kami berdua. Rasanya sedikit canggung memang tiap kali bertemu Mas Doni tapi aku berusaha bersikap seperti biasa layaknya kakak dan adiknya.

Walau bersikap seperti biasa tapi aku juga wajib menjaga sikapku, sekarang kami tidak terlalu dekat seperti dulu lagi itu semua untuk menjaga perasaan pasanganku. Apalagi Mas Yori ini tipe pria posesif yang cemburuan. Sebisa mungkin aku tidak membuatnya tersinggung ketika melihat interaksiku dengan Mas Doni.

"Yang..." Panggil suamiku dengan nada menggoda.

Aku berbalik badan menghadapnya. Dia tersenyum ke arahku. "Udah ya mas, istirahat dulu. Aku capek." Kataku jujur.

Dia mengangguk.

"Oke."

Alhamdulillah. Bisa tidur.

Kubalikkan lagi badanku memunggunginya. Sudah akan menutup mata, tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggangku lalu naik menangkup dada. Tangan siapa lagi kalau bukan Pak Komandan.

"Mas, tangannya jangan nakal!"

"Nakal gimana, hm?" Bisiknya ditelingaku. Nafasnya berhembus hangat menyapu leher. Aku menggigit bibir saat tangannya mulai bermain.

"Masshhh.... Ud-dahhh donggg.. Aku mau tidu--shhh...." desisku. Ya ampun tangannya nakal banget. Kebiasaan. Suaminya siapa sih ini?

"Ya udah kamu tidur-tidur aja."

"Gimana mau tidur kalau tangan kamunya begitu," Aku meringis.

"Gitu gimana?" Tanyanya lagi. "Kalau bicara itu yang jelas, sayang."

"Aduhh duhh, Vi.." Keluhnya. Ku cubit tangannya yang sedang parkir bebas di dadaku. "Sakit, Vitha!"

"Ya abisnya gangguin terus.."

"Ya tapi kamu juga enak kan?"

"Apanya yang enak." Elakku. "Yang ada sakit, kamu keras banget."

"Masa? Ya udah di lembutin." Godanya. Gerakannya melembut. Dan kali ini bibirnya ikut meniup-niup kan udara ke telingaku.

Aku menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara yang membuat suamiku menang. Dengan menggigit bibir aku berkata. "Lepas atau nanti malam nggak ada jatah lagi?" Tukasku.

Bukannya takut dia malah terkekeh lalu menarik tangannya.

Mas Yori mencium pipiku sekilas. "Makasih.." Ucapnya lalu menarik selimut menutupi tubuh polosku dan beranjak dari ranjang lalu keluar kamar dengan memakai celana boxernya.

====

Tok.. Tok.. Tok

"Assalamualaikum.."

Aku menghentikan kegiatanku mengupas buah lalu memandang Mas Yori yang juga menatapku.

A Lucky to Have YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang