Malam itu rumah merry di datangi para pelayat. Sekarang merry tinggal sebatang kara. Tak ada raut kesedihan pada wajah merry, yg ada hanya muka pucat dan tatapan mata yg kosong yg di perlihatkan merry. Ibunya meninggal 7 hari yg lalu akibat keracunan makanan ketika sedang sarapan pagi bersama. Dan td siang ayahnya tewas kecelakaan ketika ingin menjemputnya di sekolah. Padahal dia dan ayahnya sudah memiliki rencana utk pergi rekreasi, tp takdir berkata lain.
Beruntung ada keluarga baik hati yg mau mengasuh merry. tapi naas, baru seminggu merry di asuh ayah angkatnya tewas tersengat listrik ketika memperbaiki lampu kamar merry yg padam. Merry memandangi jasad ayah angkatnya dengan tatapan kosong, tanpa ekspresi. Merry dianggap anak pembawa sial oleh lingkungan sekitar, di sekolah pun dia di jauhi teman2nya. Bahkan para guru pun takut akan kesialan yg akan menimpanya jika dekat2 dengan merry. Para warga beranggapan siapapun yg ingin membantu merry akan menghadapi kesialan yg berujung kematian. Ibu angkat merry tetap menyayanginya dan berusaha terus utk menghiburnya. Dia tak perduli apa kata org2 tentang merry. Begitu pun merry, dengan tatapan matanya yg khas dia seolah2 tak perduli dengan lingkungan sekitar.
7 hari setelah kematian ayah angkatnya, ibu angkat merry meninggal akibat terpeleset di kamar mandi ketika ingin menyiapkan air hangat utk merry mandi. Warga pun makin ketakutan akan sosok merry, dgn tatapan kosong merry seolah2 tak perduli akan kematian ibu angkatnya. Begitu pun dengan kematian2 sebelumnya, merry tak sama sekali menunjukkan rasa sedih. Dia selalu sibuk dengan buku diary nya yg selalu di bawa2 kemanapun dia pergi.
ramai2 warga mendatangi rumah RT setempat dan membahas tentang merry. Tak ada satupun yg mau mengasuhnya. sekarang Semua org menjauhinya. Ada rencana ingin menitipkan merry di panti asuhan, tapi tak ada panti asuhan yg mw menerimanya setelah mendengar kisahnya.
suatu malam pihak kepolisian mendapat telpon dari gadis kecil bahwa di rumahnya sedang terjadi perampokan, kemudian polisi meminta alamatnya dan langsung menuju ke alamat tersebut. "Ah.. ternyata rumah si anak pembawa sial itu" gumam salah satu polisi tersebut". Tp sayang ketika polisi datang semua sudah terlambat, mereka menemukan sesosok mayat tergeletak di ruang tamu, pihak polisi terkejut melihat sosok mayat tersebut, karena tidak ditemukan tanda2 kekerasan pada tubuh mayat tersebut. "ternyata yg sering di bicarakan warga tentang merry adalah keliru"; ujar inspektur jems, "apa maksudmu inspketur?"; tanya salah satu polisi, "tidakkah kau menyadarinya?" Ujar inspektur jems sambil menatap ke arah merry. Kemudian polisi tersebut berpikir sejenak dan berkata "Sekarang aku mengerti" sambil menatap kearah merry juga.
Esok paginya koran setempat memberitakan "seorang perampok meninggal akibat serangan jantung ketika ingin merampok rumah merry"