Sendirian.
Itulah yang kurasakan sejak masuk high school. Tapi ini adalah pilihanku, bukan salah siapa-siapa. Aku yang memilih SMA favorit ini. SMA yang jadi pilihan semua murid SMP dari seluruh Jawa Barat. Padahal aku dari SMP yang jauh dari kota Kembang ini. Bahkan untuk berangkat pun aku masih ngangkot.
Sejak Bapak beli sepeda motor waktu aku kelas 2 SMA, kadang-kadang Bapak mengantar aku ke sekolah pagi-pagi sekali sebelum beliau ke pabrik tempatnya bekerja yang berjarak 18 km. Bolak-balik. Sungguh perjuangan Bapak untuk putrinya kadang membuatku terharu.
Akupun bertekad untuk tidak berpacaran dan fokus belajar selama SMA.
***
Kuper, pendiam dan kurang percaya diri. Begitulah sifat Nahla semasa SMA. Hampir tidak ada teman dekat kecuali teman sebangkunya. Mau berkenalan pun malu. Jam istirahat dihabiskannya di perpustakaan sekolah. Mungkin penghuni sekolah ini tak mengenalinya diluar sekolah kecuali dari seragam yang dikenakannya. Wajah yang rata-rata membuat dirinya semakin menarik diri dari pergaulan teman-teman sekelasnya. Bicara seperlunya.
Beda dengan Nahla waktu SMP yang dikenal satu sekolahan karena prestasinya. Lebih ceria dan lebih aktif di kegiatan-kegiatan eskul SMPnya.
Nahla cuma bisa mengagumi atau menyukai teman laki-lakinya dari jauh dalam hati. Tak pernah berani bicara kecuali ditanya atau untuk urusan pelajaran saja.
Sebenarnya Nahla masih berharap bertemu kembali Rudi yang disukainya sejak kelas satu SMP. Tapi kini terpisah karena berbeda SMA dan didengarnya Rudi telah pindah ke Cianjur. Ia sering menangis tiba-tiba jika teringat dengan Rudi. Cinta yang tak tersampaikan.
Rudi dijadikannya tempat curhat jika ia sedih, walaupun hanya melalui diarynya saja. Nahla yakin kalau Rudi pun dulu menyukainya. Tapi gengsi mengalahkan perasaan yang sebenarnya hingga Nahla selalu menolak atau mengacuhkan semua perhatian atau pedekate yang dilakukan Rudi.
Cinta monyet, pikir Nahla. Tapi entah mengapa begitu membekas di hati dan kepala Nahla. Senyuman Rudi, kerlingan atau lirikan matanya sering terkenang oleh Nahla. Rudi punya sosok diatas rata-rata beda dengan Nahla. Remaja yang tinggi, ehm... ganteng juga pintar. Setara deh dengan kualitas otak Nahla. Lawan seimbang soal pelajaran. Bahkan mereka sempat bersaing mendapatkan Nilai Akhir tertinggi di sekolahnya.
"Hai Nahla, kenalin ini Yuyun pacar aku." kata Rudi tiba-tiba.
Nahla hanya diam saja. Hatinya begitu sakit mengingatnya. Tapi Nahla sudah memaafkan Rudi. Dipikirnya itu salah satu cara Rudi untuk membuatnya cemburu. Memang berhasil meskipun Nahla tidak bereaksi terang-terangan.
Pertemuan terakhir Nahla dengan Rudi, saat Rudi mengikutinya hingga ke rumahnya. Nahla pura-pura cuek bahkan mengabaikan informasi penting dari Rudi. Kalau Rudi akan pindah ke suatu alamat di Cianjur. Sampai sekarang Nahla menyesalinya tidak mengingat alamat yang diberikan Rudi. Karena ternyata mereka tidak pernah bertemu lagi sejak hari itu. Bahkan saat reuni SMP pun Rudi tidak pernah datang.
Hanya tangisan tergugu bila mengingatnya.
13 Jan 2017