"Wendy, saya suka kamu."
Hahaha, hatiku tertawa ketika mengingat kembali kalimat itu, kalimat yang kuungkapkan dengan susah payah di depan orangnya. Tapi tak berapa lama sesuatu yang perih pun terasa di hatiku. Ternyata ditolak.
Benar-benar buruk nasib percintaanku ini. Aku tak peduli lagi dengan penolakan ini. Aku jadi kangen Rudi. Pagi ini mataku benar-benar bengkak gara-gara semalaman menangis dan mengadu pada Rudi.
Flashback on
"Aku tidak mengerti mengapa aku mudah sekali menyukai cowok-cowok dengan tampang oke, senyuman hangat dan perhatian berlebih."Sepertinya itu bukanlah sesuatu yang salah. Normal saja.
Bodohnya, Nahla mudah terpengaruh oleh perkataan orang di sekitarnya.Satu kali ada teman Nahla bilang,
" Aku mau cari jodoh yang tinggi, kurus, pintar dan putih. Buat perbaikan turunan hahaha..."Nahla pun berpikir, "Aku juga harus cari pacar yang putih, tinggi dan tampan," Selalu ikut-ikutan.
Dan itu pula yang tertanam di kepala Nahla sampai sekarang.
Masa-masa ospek mahasiswa baru di kampus Nahla.
Sedari pagi Nahla sudah sibuk menyiapkan diri dengan perlengkapan tempur yang aneh-aneh. Bapak akan mengantarnya dengan sepeda motor bebek. Jam 6.30 semua peserta Ospek harus sudah tiba di lapangan. Tidak mungkin Nahla naik angkot kalau tidak mau terlambat.
Dan selamatlah Nahla dari hukuman ospek hari ini karena Nahla sampai dekat kebun binatang jam 6.00. Setelah salim kepada Bapak Nahla harus berjalan kaki ke lapangan basket yang ada di tengah area kampus. Nahla memilih melalui gerbang depan. Sudah cukup banyak mahasiswa baru yang berdatangan dan berjalan kaki ke arah gerbang utama.
Gerbang utama ini ada patung ganeca lambang kebesaran kampus ini. Melewati pos keamanan dan menyusuri jalan masuk di sebelah kiri, telepon umum dan sampailah di lapangan basket.
Pembagian kelompok secara acak sehingga 1 kelompok berasal dari beragam jurusan dan fakultas. Kelompok Nahla dipimpin senior kelompok seorang mahasiswa jurusan astronomi Americanto dan mahasiswi dari teknik kimia Lidia.
Nahla sedikit pusing memandangi anggota kelompoknya yang laki-laki. "Tampan-tampan aku jadi bingung." Desah Nahla dalam hati.
Ya! Nahla mulai menyukai cowok-cowok kelompoknya meski dalam hati. Tapi cukup membuat jantungnya berdebar-debar ketika posisinya berdekatan dengan salah satunya.
"Yang ini tampan sekali."
"Adli anak Penerbangan keren sekali... oh no"
Tapi sampai ospek berakhir Nahla tetap jomblo, hahahaha.
Hari terakhir ospek kelompok Nahla berbaris melewati sekelompok mahasiswa yang sedang dihukum.
Terdengar "Hei Phil, janganlah kau mempermalukan alumni Smansa. Jangan banyak melawan." Seorang senior membisikkan permintaannya pada salahsatu cowok terhukum.
"Okelah bang, aku ga ngelawan lagi." Balas si mahasiswa yang sepertinya suka melawan seniornya.
"Huh dasar cowok bad boy." Pikir Nahla tanpa melirik wajah orang yang dimaksud.Malamnya, saat renungan malam, tak terasa Nahla ikut menangis ketika mendengar kata-kata dari para senior yang minta maaf atas tindakan selama ospek. Seperti benar-benar mendengar saudara sendiri yang minta maaf. Tak ada lagi dendam tapi perasaan lega. Beberapa saling berpelukan sambil meminta maaf pada mahasiswa yang sering mereka hukum.
Apakah sandiwara atau tulus. Nahla tidak peduli, semua peserta juga seperti tidak peduli. Mereka senang dan lega semua berakhir dengan damai. Minggu depan mereka akan mulai aktivitas sebagai mahasiswa secara nyataVivat Academia!
