Dear Ayah,
Ayah, aku rindu...
Rindu saat kau mengelus pucuk kepalaku, rindu saat kau menasehatiku disaat bunda marah, rindu memelukmu erat saat diantar sekolah dengan sepeda bebek tuamu yang hampir bobrokAku rindu segalanya tentangmu,
Ayah, aku lelah, dunia tidak seperti dongeng yang setiap kali kau ceritakan sebelum aku tidur, penghantar tidur paling ampuh untukku.
Dunia bukanlah sebuah tempat yang indah, di sini tempat penyiksaan
Terakhir kali aku melihatmu, aku kehilangan. Sangat kehilangan untuk yang kedua kalinya.
Tuhan yang Maha Adil melakukan hal menyakitkan ini kepadaku untuk yang kedua kalinya.
Gadis kecilmu ini, sendirian.
Dimana lagi aku harus berteduh setelah menjalani hariku?
Rumah kayu ini semakin membuat takut akan roboh setiap harinya. Rumah ini, rumah yang kita bangun, hampir dirobohkan oleh beberapa kontruksi perusahaan besar karena tidak mempunyai hak milik berdiri.Aku harus bagaimana ayah?
Aku tidak mungkin memberikan rumah kenangan keluarga kita secara cuma-cuma
Gadis kecilmu ini harus kuat
Menahan bebannya hidup, mencari nafkah untukku sendiri, untuk sekolah menengah atasku yang entah apakah harus ku teruskan lagi
Aku lelah bekerja, tapi aku tidak ingin membuat kalian marah.
Para tetangga tidak pernah mau mendengarkan keluhanku. Melihatku saja mereka enggan.
Entah petir apa yang membuat mereka seperti itu, mereka akan mendapat balasannya kan, yah?Setiap sore setelah pulang sekolah aku harus berangkat bekerja kembali di cafe yang dulu ku katakan padamu.
Lalu esok paginya, aku harus mengantar koran. Rutinitas yang melelahkanBelum lagi, aku harus mengayuh sepeda bebekmu ini beberapa kilo meter, melewati jalan setapak yang sempit dan licin bila hujan.
Bila hujan, aku hanya bisa berpasrah diri. Aku tidak punya parasut pelindung hujan. Terakhir kali aku memakainya adalah setahun silam
Tapi jangan khawatir, yah...
Gadis kecilmu ini, kini telah menjadi gadis yang kuat, yang bisa diandalkan, yang bisa meraih cita-citanya yang sangat besar dulu.
Gadis kecil mu yang selalu mendoakan kalian ini sangat mencintai kalian
Semoga kalian tenang di sana,
Restuilah aku selalu, yah, bun
Aku mencintaimu, Dekar
Kalimantan Utara, 23 November 2008