BAB II - Moody

48 14 12
                                    

"Gimana kemarin perjalanannya Princess Marsha? Seneng?" goda Bianca saat aku duduk di bangku ku.

"HAH? Marsha kemarin abis jalan-jalan? Sama siapa? Kok gak ngajak gue sih?" yang barusan bicara adalah Valerie Stefany.

"Gue gak jalan-jalan, Val," jawabku bete, "Dan gue gak senang, Ca." 

Bianca mendatangiku, "Pantes murung. Ceritain dong, Mar."

"Gak ah. Males." Aku memasang earphone, lalu tidur. Walaupun sebenarnya aku tidak mengantuk sama sekali.

Aku tertidur di kelas. Untuk kesekian kalinya. Tiba-tiba ada tangan yang mengelus punggungku dan, "AWWWWW!!!!" teriaku kesakitan.

Ternyata itu kerjaannya Miss Essa, guru Ekonomi sekaligus wali kelasku.

"Well well, Marsha. Sudah berapa kali kamu tertidur di kelas? Kamu sudah kelas 3 loh, Marsha. Masa kelakuan dari kelas 10 masih dibawa-bawa. Kamu mau tidak lulus karena kebiasaan buruk kamu ini?" Aku menunduk diam. "Jawab Marsha. Kamu kok ditanya malah diam?"kata Miss Essa dengan penekanan.

"Engga, Miss."

Miss Essa kembali ke meja guru, "Kalo beneran kamu gamau lulus, kamu bisa kok ikut paket C."

Lo aja sana yang ikut paket C. Ngajarin murid aja gak pernah bener lo, gerutu Marsha dalam hati.

"Oke anak-anak, sekarang kerjakan tugas halaman 180 ya. Kerjakan di buku tugas. Pulang sekolah dikumpulin ke ketua kelas."

Gak. Gue gamau kerjain. Padahal dia belum ajarin, masa udah disuruh kerjain.  Kan, emang pantesnya lo aja yang ikut paket C. Ah ada aja yang bikin emosi pagi-pagi gini

"Kalian kumpul ke Marsha aja ya. Marsha nanti kamu kumpulin lalu bawa ke meja Miss, ya."

Emang dia pikir dia siapa nyuruh murid-murid ngerjain tugas yang belum dia ajarin. Kok sekolah bisa ya nerima dia jadi guru. Dia guru tetap lagi. Coba aja guru ekonominya ganteng, trus umurnya kurang dari 32. Rela deh gue dateng jam 4 buat ngeliat itu guru.Dan gue rela belajar sampai jam berapa aja. Tapi lebih rela dia yang ngajar sih di rumah. Private gitu. HAHA.

"MARSHA!!!"

Aku sontak kaget, "Eh, iya Miss."

"Coba kamu ulangi saya barusan bicara apa."

"Iya Miss bilang, kerjain tugas halaman 180 terus dikumpulin ke ketua kelas,"aku mengulangi ucapannya.

"Kan tadi saya mintanya bukan ketua kelas yang kumpulin."

"Trus ke siapa, Miss?" Aku melirik kiri-kanan dan mereka berbisik 'Lo, Mar yang disuruh.'  "Eh ke saya, Miss maksudnya. Maaf Miss. Saya kurang minum nih," cengirku. Miss Essa menggeleng kepalanya.

Hati-hati palanya copot, batin Marsa

Beberapa menit kemudian, Miss Essa keluar dari kelas untuk melihat Mister Glenn, guru bahasa Inggris yang sekaligus pembina OSIS.

Hari ini adalah hari kedua MOPDB. Banyak teman-temanku yang adalah anggota OSIS izin untuk menjalankan MOPDB. Banyak calon anak kelas 10 yang ganteng. Aku, Bianca dan Valerie suka berkeliaran di lantai 1 untuk melihat adik kelas.

Bianca yang duduk di sebelahku mencolek pinggangku. "Mar. Jonathan nge-line gue nih."

"Mana coba liat, Ca." Bianca memberikan hpnya ke tanganku.

Jonathan: Bi,kan kemaren kita gajadi nonton.
Jonathan: Trus kapan kita mau nontonnya?
Bianca: Hmm...
Jonathan: Kok cuma hmm?
Jonathan: Kamu kaya kambing hmm hmm
Bianca: Mana ada kambing hmm hmm, Jo.
Jonathan: Adain, sih
Bianca: Hmm
Jonathan: Tuh kan hmm lagi.

Make You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang