Chapter 3

59 4 0
                                    

Ruang makan sepi Tanpa Mama kami makan malam hanya bertiga tanpa ada yang bicara.

"Emm Papa mau ngomong sesuatu yang penting"Ucap Papa membuka obrolan.

Aku mulai berhenti makan dan melihat Papa siap mendengarkan apa yang dibicarakan Papa.

"Papa dapet surat Wasiat Mama dikamar dan Papa kaget dalam surat itu dan Papa mengidentifikasikan kalau tulisan itu 100% dibuat oleh mama kamu jadi disana tertulis..."ucapnya menggantung, menghela nafas sebentar "Papa harus menikahi sahabat Mama kalian yang suaminya meninggal 5 hari yang lalu"ucapnya lemah.

Aku membeku dan beranjak dari ruang makan. "Mau kemana dek"ucap Kak Brian. Aku sama sekali gak menjawab pergi ke Kamarku.

"Biarkan dulu Brian"Ucap Bambang Papa Acha dan Brian mencegah Brian untuk meyamperinnya.

•••

Aku menangis karena semua yang diomongin Papa tentang Mama surat wasiat itu aku belum terima kalau Papa menikahinya lagi aku juga belum bisa melupakan Mamaku.

Tok Tok Tok

Aku tetap diam dikasur aku masih terus menangis dan berteriak untuk melepaskan beban ini.

"Dek kamu gak Papakan buka dek"Ucap seseorang suara yang aku kenal yaitu Kak Brian.

Aku tetap menangis dan Berteriak "aaaa kenapa dunia ini kejam.... Hiks... Hiks..." Ucapku berteriak.

"Dek buka cepat..."ucapnya.

"Pergilah biarkan aku sendiri hiks...hiks..."ucapku terus menangis.

Kenapa setiap mimpiku harus jadi kenyataan apa makasud semua ini sungguh aku gak mengerti dengan semua ini.

•••

Sekarang terbangun karena suaa Alarm Handphoneku, aku duduk dipinggir kasur dan melihat diriku dikaca sangat menakutkan kantong mata dibawah mataku begitu terlihat makaku kusut rambutku acak-acak kan karena menangis tadi malam.

Aku beranjak dari kasur untuk mandi selesai mandi aku pakai seragam Pramuka  karena hari ini  hari terakhir MOS dan besok libur tapi tetep masuk karena ada perkemahan di Puncak Bogor.

Kebuka pintu dan hal yang pertama yang aku lihat adalah udah tidak ada pigura foto Mama aku menghembuskan nafas dan berjalan kebawah disana udah ada Kak Brian dan Papa.

Aku melewati ruang makan mengambil kotak bekal aku ambil roti lapis tiga dan pergi keluar rumah aku udah pesan Taksi sebelum mandi. Aku masuk ke Dalam Taksi dan menyuruh taksi ke SMA Nusa Bangsa.

Diperjalanan aku membuka kotak bekal dan makan roti lapis satu yang dua untuk disekolah saat istirahat. Hanya butuh 30 menit sampai disana aku membayar taksi setelah itu aku keluar dri taksi dan pergi kekelas.

Ada seseorang yang memegang pundakku aku menoleh kearah tangan itu ternyata itu Tyas dan Disampingnya Fenita mereka tersenyum aku pun tersenyum kembali.

"Tumben gak bareng Kakak Lo Cha?"tanya Fenita.

"Enggak Males aja"ucapku.

Gak terlalu lama Samapai juga dikelas yah dari jauh aja suara anak kelasku udah kedengeran kan Gila banget tuh dikelas.
Aku berjalan ketempat dudukku Disana udah Ada Nanda mendengarkan Lagu dengan Earphonenya. Aku duduk dimenoleh kearahku sebentar terus menghadap kedepan.

Aku membuka Tas mengambil Novel yang baru aku beli beberapa hari yang lalu aku melihat fenita duduk dengan Tyas aku baru sadar kalau fenita duduk dengan Tyas. Kulihat mereka sedang asik ngomongin seseorang yang pasti aku gak tau siapa.

•••

Jam istirahat aku memakan bekal dengan Tyas dan fenita mereka bawa bekal juga Tyas bawa nasi goreng Ayam buattan sendiri kalau fenita bawa Roti bakar kami makan dengan keadaan hening. Nanda masih bangkunya karena masih tidur sejak masuk sampai istirahat.

Aku gak ngerti sama ini anak dia itu apa gak tidur tadi malem bener-bener ini anak.

"Eh cha abis makan ke taman belakang sekolah yuk"ucap Tyas aku hanya mengangguk sambil makan roti lapisku.

Selesai makan kita bertiga pergi keluar kelas ketaman belakang sekolah. Sampai disana ada Three The Most Wanted Boy yaitu Kakakku yaitu Kak Brian, Kak Revo dan Kak Axel. Mereka berbakat di bidangnya masing-masing. Kami duduk dibawah pohon sambil menselonjoran Kaki dan menghirup udara dengan tenang.

"Eh dek"ucap seseorang aku membuka mata ternyata Kak Brian.

"Emm"guamamku.

"Tadi kenapa gak bareng berangkatnya apa kamu masih marah sama yang tadi malem"ucapnya lembut berjongkok didepanku.

"Gak tau"ucapku singkat ralat gak terlalu singkat.

Dia menghela nafas berat."dek Papa juga gak mau..."ucapny aku potong.

"Kalau mau ngomongin masalah keluarga jangan disini dirumah aja!"ucapku ketus dan beranjak pergi Tyas dan fenita sempat kaget dan berlari menyamakanku.

Mereka gak berani ngomong apa-apa karena ini masalah keluargaku tapi mereka menatap wajahku antara penasaran dan bingung.

•••

Sudah pulang sekolah aku males untuk pulang atau lebih baik aku ke Apartement rahasiaku, aku kalau mau kabur pasti Kesitu terakhir aku kabur saat kelas 8 karena aku ditampar dengan Papa karena aku ngomong kasar. Yah memang salah aku kalau itu aku pantas menerimanya.

Aku mengurungkan niatku karena Kak Brian menungguku didepan kelas saat aku keluar kelas.

"Ngapain disini?"tanyaku malas.

"Udah dong jangan marah lagi maaffin kakak deh "ucapnya tangan sambil memohon jurus andalannya.

"Ya"ucapku singkat.

"Apa tdi gue gak denger"ucapnya padahal dimendengrnya dengan sangat-sangat jelas.

"Bodolah"ucapku kesal meninggalkan dia.

Kak Brian berlari dan Mensejajarkan posisinya dengan kU. Aku terus membuang muka dengannya. Tapi din terus mencubit pipiku.

"Diemloh"ucapku menepis tangannya.

"Jangan cemberut geh baru gue gak nyubit lagi"ucapnya aku tersenyum terpaksa dia langsung terkekeh "nah gitu dong"lanjutnya sembari tersenyum tulus.

Aku senang masih punya Kakak kaya dia dan Punya Ayah yang begitu sayang sama aku karena mereka adalah tempat aku berlindung dan bercerita.

•••

"Aku tidak akan membuat orang yang aku sayangi dan aku cintai kecewa karena hanya mereka yang menyangiku dengan tulus dan mencintaiku dengan sepenuh hati"- Angela Acha Azahra

AchaWhere stories live. Discover now