dukun jadi-jadian

3.4K 56 7
                                    

Ceritanya dimulai dari sebuah cermin. Lima orang sahabat yang masing-masing memiliki motivator tersendiri sedang bercermin. Mereka adalah Aldi, Aksa, Arda, Rais, dan Idam
"kayaknya kita perlu jadi populer deh!" kata Arda
"benar banget!. populer" kata Aksa
"tapi bagaimana caranya?" tanya Aldi
"jadi playboy!. Dengan itu kita bisa dikenal banyak cewek" kata Arda
"lo salah, kayaknya kita harus jadi dj, biar keren kayak Martin garrix" kata Aksa
"kayaknya kita harus jadi penulis, agar bisa menulis cerita yang seru!. Dan nama kita akan berada dibelakang buku itu!" kata Aldi
"bagaimana kalau jadi motivator?. Kita bisa saja menginspirasi banyak orang seperti Mario teguh, mbak Najwa, dan lain-lain!" kata Idam
"kalian salah!, kayaknya kita harus jadi populer, supaya kita bisa populer!" kata Rais
Keempat sahabat itu lalu melihat Rais. Tak lama kemudian datang seorang cewek yang sedang marahan dengan cowoknya.
"kamu itu nggak pernah jadi diri kamu sendiri!. Kamu itu selalu mau di pengaruhi sama orang lain!" kata si cowok membentak si cewek
"kamu yang nggak pernah ngertiin aku!. Kamu itu selalu melarang aku buat beli barang, tapi kamu?. Kamu malah pergi sama cewek lain" kata si cewek mendorong si cowok tadi
Mereka berlima lalu melihat kedua orang itu. karena merasa aneh, si cowok, dan si cewek lalu pergi meninggalkan mereka. Mereka lalu melihat ke cermin lagi.
"jadi diri sendiri!" kata mereka serentak
Terdengarlah nyanyian "jadilah diri sendiri....".
"terus kita mau ngapain?" tanya Idam
"kita duduk, dan menonton film kita disini!" kata Arda
Inilah kisah kelima sahabat itu. Arda, Arda adalah anak kuliahan yang sekarang berkuliah di Universitas Indonesia. Meskipun sudah menjadi mahasiswa, dia belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Makanya cita-cita dia menjadi playboy. Salah satu hal yang membuatnya nggak pernah pacaran yaitu menembak terlalu cepat.
"mbak, mau nggak jadi pacar saya?" tanya Arda duduk di sebelah cewek yang mau ditembak
Tanpa berkata-kata, cewek itu lalu menampar wajah Arda hingga jatuh
"enak ajah!. Saya sudah punya pacar!. Kamu mau lawan pacar saya?"
"nggak mbak!...nggak!" kata Arda emegang wajahnya yang sakit
Datanglah pacar si cewek itu
"kenapa sayang?" tanya dia kepada si cewek
"ininih!. Masa aku digodain!"
"kamu digodain sama siapa?"
"itu tuh!" menunjuk ke Arda
Si cowok lalu mengangkat Arda
"kamu mau godain pacar saya?" menarik baju Arda
"nggak bang, tadi saya kira mantan saya!"
"ah, jangan banyak bicara" mengayunkan tangan ke wajah Arda
Pada saat hampir mengenai wajahnya, datanglah mereka keempaat sahabatnya itu.
"woi" kata Aksa dengan suara keras
Mereka lalu sampai di hadapan si cowok
"kamu temannya?" tanya si cowok melepas tangannya dari baju Arda
"iya, emang kenapa?. Lo takut?" tanya Aksa
"lo yang takut!. Setiap kali gue nagih utang di lo, lo malah lari. Udah bayar cepat!" kata si cowok menagih utang di Aksa
"bro, bisa besok nggak?. Ini udah keren jalannya, lo malah nagih utang, lo nggak malu?" kata Aksa membisiki si cowok
Sementara Aksa berbicara, semua temannya udah kabur duluan.
"ah, lo jangan banyak alasan!. Lo mau kabur lagi kan dari gue?"
"bukan gue!, tapi teman gue!. Mereka udah pada cabut duluan!" kata Aksa menunjuk ke belakang si cowok
Si cowok lalu melepas tangannya dari baju Aksa, dan melihat ke belakang, dan mereka udah nggak ada. pada saat dia balik lagi, si Aksa juga udah lari
"woi tunggu gue!" kata si cowok berbadan besar itu sambil mengejar Aksa.
Mereka semua lalu pulang ke kos mereka. Mereka berlima tinggal dalam satu kos, dan yang bayar adalah si Rais. Ayah dia adalah orang yang paling kaya di antara kita semua. Ayah dia seorang bos di salah satu kantor di Makassar. Dan biaya makan, mereka sendiri yang tanggung.
"kita mau ngapain lagi?" tanya si idam yang sedang duduk di atas kulkas, karena kosnya sempit
"kita harus jadi populer!. Kita buat nama kita dikenal seluruh Indonesia!" kata Arda
"lo kira gampang?" tanya Aldi
"lo tinggal nasihati orang dengan kata-kata mutiara. Udah itu doang!" kata si Idam memegang buku kumpulan kata bijak
Idam adalah anak yang sangat puitis. Dia suka menceramahi orang lain, tapi dia sendiri tidak melakukannya. Saat mereka sedang berpikir, datang si Rais membawa sebuah kertas.
"kalian mau tau caranya?"tanya si Rais
"bagaimana?" tanya Arda melihati Rais
"udah, jangan didengerin!. Pasti hal-hal bodoh yang ditulis di kertas itu!" kata Aldi
"nggak, kali ini gue serius!. Kita harus ke dukun!. Dia pasti tau caranya buat kita jadi populer!"
"nggak ah, gue nggak ikut!" kata si Idam turun dari kulkas
"dukun" kata Arda menganggukkan kepala
Mereka berlima lalu pergi ke tempat dukun langganan si Rais. Mereka berjalan berlima dalam keadaan jalanan yang sangat sunyi yang hanya disertai suara jangkrik.
"lo yakin tempatnya disini?" tanya Arda ke Rais
"percaya sama gue!"
"ini tempatnya kayak udah nggak layak ditempati!. Mana ada orang tinggal disini!" kata si Idam
"awas lo yah, kalau salah!. Lo yang beliin kita makanan sebulan" kata Aksa
"udah tenang ajah!. Gue yakin kok disini!. Kan gue langganannya!"
"pantas ajah lo nggak pernah nyambung kalau diajak bicara. Jangan-jangan lo makhluk jadi-jadian lagi!" kata si Aldi
Arda yang berjalan di sebelahnya, langsung mundur
"ini dia tempatnya. Ayo masuk!" kata si Rais berhenti di depan rumah si dukun
"lo duluan" kata Arda mendrong Rais maju
Mereka lalu masuk ke dalam rumah itu. didalam rumah terlihat gelap, hanya cahaya lilin yang menerangi jalan.
"gue jadi merinding nih!" kata Aldi mengusap-ngusap tanganya
Di depan sudah ada seorang kakek tua yang sedang membaca mantra.
"kakek" kata si Arda mmenepuk pundak si kakek tua itu
"eh..nggak sopan!" kata si Rais menarik baju Arda
Setelah membaca mantra, dia lalu membuka mata
"ada apa kalian datang kesini?" tanya si kakek tua itu
"salim dulu!" kata si Rais menyuruh semua temannnya mencium tangan kakek itu
Setelah bersaliman mereka lalu duduk di tempat masing-masing
"jadi gini kek!. Kita itu kan selalu sial. Kakek tau nggak caranya supaya jadi populer?" tanya si Rais
"jadi kalian mau jadi terkenal seperti artis begitu?"
"iya kek" jawab si Rais
"caranya cukup mudah!"
"bagaimana kek?" tanya si Rais
"kalian hanya perlu mengambil mainan boneka yang ada di rumah kosong!. Kalian harus cari rumah kosong itu!"
"siap kek!"
"eh..lo main siap ajah!. nggak gue nggak mau ikut!" kata si Arda
"gue juga!" kata Aldi, dan Idam
"tidak!. Kalian sudah enepati janji kalian!. Kalian harus segera mencari boneka itu dalam waktu tiga hari!. Kalau tidak, kalian akan mendapatkan sial selamanya!" kata si kakek
"lo sih main siap ajah! kata si Arda menyalahkan si Rais
"udah tenang ajah!. gue punya rencana!. Kira-kira kapan bisa diambil boneka itu yah kek?" tanya Arda kepada si kakek
"kalian bisa malam ini!"
"besok ajah!. pulang yuk!" kata Aldi
Arda lalu balik belakang, dan tidak melihat si Aksa, dan Idam
"Aksa sama Idam mana?" tanya Arda
"mereka buang air kali!" kata si Rais
"nggak, mereka sudah diambil sama makhluk gaib disekitar sini!. Sebaiknya kalian cepat mencari boneka itu!" kata si dukun
"lo sih main terima ajah!" kata Arda menyalahkan Rais
"yaudah, kita cari!. Batasnya tiga hari yah kek?"
"iya tiga hari!"
Mereka lalu berdiri, dan bersalaman dengan si dukun itu lagi
"pergi dulu yah kek!" kata Rais pergi dari tempat itu
Mereka lalu keliling mencari rumah kosong.
"itu dia!" kata Arda menunjuk ke suatu rumah di pinggir jalan
Mereka lalu mendekati rumah itu
"lo yakin kita bakal selamat?" tanya Aldi
"gue yang didepan, kalau kalian takut!" kata si Rais measuk ke dalam rumah itu
Mereka lalu masuk. Dengan jalan perlahan, mereka melihat kanan kiri, dengan senter yang dibawa oleh Rais. Aldi lalu menginjak sebuah boneka, yang mengeluarkan suara kalau ditekan.
"siapa tuh?" tanya Aldi melihat ke belakang
"siapa?" tanya Arda ke Aldi
"gue dengar suara, tapi kayaknya dekat dari sini!"
"Rais" kata Arda memanggil Rais
Rais lalu kembali
"apaan?" tanya Rais
"pulang yuk!. Gue ada kelas besok! Gue nggak mau bunuh diri hari ini!"
"tunggu dulu!. Lo mau populer nggak sih?"
"yah populer sih gue mau!. Tapi kalau cara begini siapa yang mau coba?"
Rais lalu menyenter kaki Aldi, dan melihat boneka bebek
"ini yang dicari" kata Rais memegang boneka itu
"udah pulang cepat!" kata Aldi
Mereka lalu keluar dari rumah itu
"mau kasih sekarang nggak?" tanya Rais
"besok ajah, sekalian sama tuh dua orang!" kata Arda
"yaudah"
Mereka lalu pulang ke rumah. Sampai di rumah, Rais lalu membuka pintu, dan melihat ada Aksa, dan Idam
"kalian kok bisa di sini?" tanya Rais
"kalian yang nggak ada di rumah tua itu!" kata Aksa
"emang kalian kemana?" tanya Arda
"kita buang air kecil diluar!. Pas masuk, kita nggak lihat kalian sama tuh kakek!"
"nih, gue udah dapat!" kata si Rais memperlihatkan boneka yang didapat
"kita kesana cuman mau ambil boneka ini?" tanya Idam
"kalau gue tau, gue mending tidur di rumah!"
"udah tidur, kita besok ke tempat itu lagi! Kata Rais
"kita kesana lagi?" tanya Aldi
"yaiyalah, masa ke kampus. Kan besok hari minggu!"
Mereka lalu masuk ke kamar, dan tidur. keesokan harinya boneka bebek yang didapat sudah tidak ada
"eh guys bangun!" kata Rais membangunkan mereka semua
"apa lagi sih?" kata Arda bangun sambil mengucek matanya
"bonekanya mana?. Kalian lihat nggak?" tanya Rais sambil mengangkat semua bantal
"lo taruh dimana sih?" kata Aldi dengan wajah yang masih mengantuk
"kalau gue tau, gue nggak bangunin kalian!" kata Rais berdiri
Arda, dan Aldi lalu tidur lagi. Saat hendak menutuo mata, mereka mendengar Rais berteriak
"oh my god" kata Rais dengan suara keras
Mereka semua lalu bangun, dan menuju Rais
"apa?. Ada apa?" tanya Idam
"lo lihat!" kata Rais menunjuk ke boneka bebek itu
Boneka itu ternyata diatasnya sudah ada tali pocong yang tidak terlalu panjang.
"ini bukan tali sepatu kalian kan?" tanya Rais
Mereka hanya menggelengkan kepala
"kita harus pergi ke tempat itu lagi!" kata Rais
"rumah kosong itu lagi?" tanya Aldi
"bukan, tapi rumah si dukun tua itu"
Mereka lalu pergi ke rumah itu lagi. Untung pada saat itu hari masih pagi, jadi mereka bisa melihat tanpa lilin lagi.
"tuh kakek mana sih?" tanya Rais
"boker kali!" kata Arda
Pada saat mereka sedang berjalan, rumah tersebut lalu goyang dengan sendirinya
"eh..eh, ini kenapa goyang,goyang begini?" tanya Aldi
"maafkan saya kakek! Kata Arda mencium dinding rumah itu
"buruan cabut!" kata Idam
Mereka lalu lari keluar dari rumah itu. Sampai diluar mereka melihat banyak orang yang sedang berdiri disana. Rais lalu bertanya kepada salah satu warga
"mas ada apa yah?" tanya Rais
"kayaknya ada gempa bumi tadi!"
"gempa bumi yah!. Makasih om"
"iya sama-sama dek"
Rais lalu kembali ke sahabat yang lain
"ada apa?" tanya Arda
"katanya ada gempa bumi. tapi nggak terlalu keras katanya"
"tuh kakek nipu kita kali!" kata Aldi
"benar juga. Ungkin dia cuman ngerjain kita doang!" kata Idam
"nggak mungkin. Gue udah banyak memakai jasa dia"
"berhasil?" tanya Aldi
"nggak juga sih!"
"yah, kenapa lo baru bilang?. Sini bonekanya!" kata Aldi meminta boneka di Rais
Rais lalu memberikan boneka yang dipegangnya
"lo mau ngapain?" tanya Rais
"kali ini kita nggak usah berhubungan dengan yang namanya dukun!. Kita berusaha sendiri pasti bisa!" kata Aldi melempar boneka kedalam rumah
"nggak bisa!. Gue nggak bisa!"
"kalian sudah bilang kalau mau jadi diri sendiri. Kita masih ounya cara lain untuk jadi popuer, nggak usah pakai beginian segala!"
"benar!. Gue setuju!" kata Idam
"gue juga" kata Arda mengangkat tangan
"terus kita mau ngapain?" tanya Rais
"kita pergi ke Mall. Pasti banyak cewek cantik disana!"
"apa hubungannya cewek cantik dengan populer sih?" tanya Rais
"ya..pasti ada!. kita mungkin dapat pacar artis, selebritis, youtubers yang lain-lain"
"Serah lo deh! Kata Arda

Raditya Dika Is MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang