kehilangan semuanya

458 3 0
                                    

Itu adalah perjalanan terakhir Idam buat ketemu sama tuh cewek. Dia nggak tau, kalau ceweknya itu udah punya cowok lain. Yah pasti Idam sendiri marah lah.
Idam lalu ganti baju. Setelah ganti baju, dia lalu keluar dari rumah.
“gue pergi yah!” kata Idam pamit
“iya. hati-hati!” kata Rais
Idam lalu berjalan keluar didepan pagar kos-kosan. Dia menunggu sambil membalas chat dari tuh cewek.
“mas Idam yah!” kata ojek tersebut
“iya pak” kata Idam naik ke atas motor
Dia lalu pergi ke tempat yang sudah dijanjikan. Pada saat dia masuk ke tempat makan itu, dia lalu melihat kekanan kiri mencari cewek itu. Dia lalu melihat cewek itu sedang makan sama cowok lain
“mbak yang kemarin yah!” kata Idam menunjuk ke cewek yang kemarin menabark mobilnya
“iya. duduk dulu!”
Cowok itu lalu melihati Idam
“ini siapa sayang?” tanya cowok itu
“ini kemarin aku nabrak mobil dia. Dia nggak mau diganti, tapi mau diajak jalan-jalan”
“nggak!. Saya nggak ngomong gitu!. Saya cuman minta nomor hp cewek mas doang”
“kamu mau ngapain cewek saya?” tanya cowok tersebut dengan nada tinggi
“sayang, tenang dulu!” kata ceweknya menarik tangan cowoknya
“nggak bisa!. Cowok kayak begini, harus diberi pelajaran!”
“saya udah lulus. Nilainya juga udah lumayan!” kata Idam
Mereka berdua lalu melihati Idam dengan wajah yang binggung
“jangan banyak bicara lo!” kata cowok tersebut mengayunkan tangannya ke wajah Idam
Idam lalu tunduk, dan menghajarnya kembali, hingga membuat cowok tersebut jatuh
“lo kira gue nggak tau berkelahi?”
Cowok tersebut lalu bangun lagi, dan berusaha melakukan gerakan itu kembali. Sayangnya Rais tidak bisa menghindar, dan dia terkena pukulan itu. akhirnya mereka berdua berkelahi, layaknya anak kecil. Satpam yang menjaga di tempat makan itu, lalu mengusir si Idam
“pak , biar saya masuk!” kata Idam ingin menerobos satpam tadi
“nggak bisa mas!. Mas sudah buat keributan ditempat ini!. Mas sekarang boleh pulang!” kata satpam tersebut mengusir Idam
Idam tak bisa berbuat apapun. Dia lalu memutuskan untuk pulang. Sampai dikos-kosan, dia lalu mengetuk pintu
“siapa?” tanya Aldi dari dalam
“gue Idam!” kata Idam
Aldi lalu membukakan pintu, dan melihat darah di bibir Idam
“lo habis berantem?” tanya Aldi
Idam lalu masuk kedalam kos, dan duduk disamping Rais
“kenapa lo?” tanya Rais
“gue berantem sama cowoknya!”
“jadi tuh cewek udah punya cowok lain?”
Idam hanya mengangukkan kepala
“habis lo nggak tau banyak tentang tuh cewek. Jadi lo main tembak ajah!”
“gue tau gue salah!. Arda mana?” tanya Idam memegang bibirnya
“dia pergi sama si Anggun!” kata Aldi
“lo nggak cemburu?”
“gue tau tuh cewek nggak ikhlas sama gue. Mungkin hanya menganggap dia sebagai teman ajah!” kata Aldi
“cewek tuh sama ajah!. selalu mau bohongin cowok!”
“udah lah, jangan dibawa hati!” kata Aldi
“Aksa mana?”
“biasa ke warnet, main game andalannya!”
“gue mau tidur dulu!. Kata Idam berjalan ke kamar
Arda yang sedang jalan bareng bersama Anggun, nggak sadar, kalau ada Pevita juga di mall itu
“kamu baru juga disini?” tanya Arda
“aku?”
“iya kamu!”
“iya, aku baru disini. Aku dari bali, buat liburan berapa hari ajah!”
“kamu nggak marah sama aku?”
“marah kenapa?” tanya Anggun
“marah, karena aku udah putusin kamu, walaupun kita pacaran hanya satu hari ajah!”
“nggak mungkin aku marah sama kamu!. Walaupun kita udah jadi mantan, kita kan masih jadi teman!” kata Anggun
Setelah berjalan-jalan mengelilingi mall, mereka lalu pulang. Dipinggir jalan ada Pevita yang sedang mengangkat barang belanjaan masuk ke dalam mobil. tidak sengaja Pevita melihat Arda yang sedang jalan bareng. Pevita lalu mendatangi Arda
“kamu mau aku antar?” tanya Arda
“nggak usah!. Aku naik motor ajah!”
Datanglah Pevita yang mendekati Arda, tanpa langsung marah-marah
“dia siapa kamu?” tanya Pevita
“dia..dia teman aku. Teman di SMA”
“kamu kesini sama siapa?” tanya Pevita
“aku..aku sendiri!”
“teman-teman kamu dimana?”
“mereka lagi dirumah. Berempat. Nggak ada kerja”
“kayaknya aku nggak bisa diantar sama kakak aku!. Kamu mau nggak antar aku pulang?” tanya Anggun
Arda lalu melihati Pevita
“yaudah, aku antar pulang!”
“kamu mau antar dia pulang?. Kamu udah nggak peduli lagi sama aku?” tanya pevita pergi dari tempat itu
“dengar aku dulu!. Itu cuman teman aku!. Plis vita” kata Arda mengejar Pevita
Pevita lalu berhenti dari tempat itu
“kamu jawab aku dengan jujur oke!”
“oke”
“kamu ada hubungan apa dengan cewek tadi?”
“aku cuman teman ajah!”
“benar?”
“benar, tapi salah dikit!”
“salah dikit?” tanya Pevita pergi lagi dari tempat itu
“dengar Vita!. Dia itu cuman mantan aku!. Kita nggak ada hubungan apapun lagi!”
Pevita lalu berhenti sekejap lagi
“kamu bilang mantan?”
“iya, cuman mantan!”
“udah. aku nggak mau lihat muka kamu lagi!” kata Pevita pergi lagi
“plis!. Vita, jangan bikin gue gini dong!. Gue udah nggak kuat ngejar lo lagi!” kata Arda sesak nafas
“kamu udah nggak kuat ngejar aku lagi, karena kamu udah punya pengganti aku kan?”
Arda lalu mengejar Pevita sampai di depam mobilnya
“Vita berhenti dulu!” kata Aldi memegang tangan Pevita
“apalagi?” kata Pevita tidak ingin membalikkan wajahnya
“oke, kamu dengar aku dulu!. Kamu nggak usah lihat wajah aku lagi!. Aku tau, kamu pasti cemburu dengan cewek itu!. Tapi aku baru nyadar selama ini, kalau kamu selalu mementingkan diri kamu sendiri!”
“maksud kamu?” tanya Pevita melihat Arda
“Iya, kamu mementingkan diri kamu sendiri. Kamu nggak mau ngertiin orang lain. Pevita yang gue kenal adalah cewek cantik yang selalu mau traktirin orang lain, asal orang itu bahasgia!. Tapi sekarang semuanya udah berubah!”
Pevita tanpa mengeluarkan kata-kata, langsung melepas tangan Arda, dan pergi dari tempat itu
“pak jalan pak!” kata Pevita menyuruh supirnya buat jalan
Arda hanya membiarkan Pevita pergi begitu saja
“udah terserah kamu deh!” kata Aldi pergi dari tempat itu
Dia lalu pergi ke parkiran buat mengambil motornya, tanpa perlu mengantar Anggun. Dia lalu pulang ke kos, dengan wajah yang galau. Sampai didepan kos, dia lalu mengwtuk pintu. Aldi lagi yang membukakan pintu. Aldi lalu melihat wajah Arda yang tampak berbeda dengan hari biasa
“lo kenapa?. Lo berkelahi juga?”
Arda lalu masuk kedalam kos, dan dan duduk disamping Idam
“gue diputusin sama Pevita!” kata Arda tertunduk
Mereka bertiga lalu menertawai Idam, dan Arda
“makanya, jangan suka mainin cewek!. Tuh kan jadi begini akhirnya!” kata Rais
“lo diputusin juga?” tanya Arda kepada Idam
“nggak!. Si cewek udah punya pacar!”
“ahahaha. Lucu banget kalian” kata Rais menertawai mereka berdua
Hp Rais lalu berbunyi, tanda pesan masuk. Pesan itu dari si Raisa anak kelas 2 SMA yang dipacarinya. “maaf, aku udah nggak tahan sama kamu!” kata Raisa didalam pesan itu. Rais lalu bergabung diantara Arda, dan idam
“lo kenapa?. Diputusin juga?” tanya Aldi
“iya, gue diputusin!” kata Rais duduk di tengah-tengah mereka berdua
“hahaha. Lucu banget!. perut gue sakit lihat kalian bertiga!” kata Aldi memegang perutnya
Mereka hanya tertunduk malu. Tidak lama kemudian pesan dari hp Aldi juga masuk, dan menandakan pesan masuk. Pesan itu dari Anggun yang berbunyi “maaf, aku hanya bisa menggangap kamu sebagai adik aku ajah!” kata Anggun di dalam pesan itu. Aldi lalu berdiri, dan duduk di samping Arda
“sorry, gue tertawain kalian!” kata Aldi tertunduk
Hanya tinggal Aksa yang belum diputusin. Hp dia lalu berbunyi
“kayaknya lo mau diputusin deh!” kata Aldi
Aksa lalu membaca pesan itu, dan berdiri
“sini duduk!” kata Rais memanggil Aksa
“yes” kata Aksa lompat-lompat
“kenapa?”
“gue dapat bonus kouta pulsa 50 ribu”
“cuman dia yang beruntung!” kata Idam
Arda lalu berdiri, dan masuk ke kamar. Dia lalu memasukkan semua bajunya dalam tas miliknya.
“lo mau kemana?” tanya Aldi
“gue pinjam buku diary lo boleh?”
“ambil ajah!. ada di meja belajar!”
Arda lalu mengecek meja belajar, dan mendapatkan diary milik Aldi
“lo mau apaain tuh diary?”
“gue mau pakai dulu buat  sementara!” kata Arda memasukkan diary ke dalam tasnya
“lo mau kemana sih?” tanya Aldi
“gue mau ke tempat yang lebih baik. Tempat ini nggak seru lagi bagi gue!” kata Arda memasukkan laptop kedalam tas
Arda lalu keluar dari kos tersebut. Mereka bertiga hanya membiarkan Arda pergi
“dia udah sakit hati banget!” kata Rais
“iya” kata Idam
Rais lalu pergi ke kamar buat tidur. Idam lalu tidur dilantai disebelahnya Rais. Aldi sendiri binggung mau ngapain. Jadi dia pergi jalan-jalan keluar rumah

Raditya Dika Is MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang