Sweet Wine 02

17.8K 1.5K 17
                                    

BAB 2

"Akhirnya sampai juga!" seru Henna saat dia sudah masuk ke dalam kamar hotel yang ditempatinya. Henna langsung melepaskan bandana kain yang dikenakannya, kini rambut bob Henna tergerai bebas tanpa terhalang bandana kain itu lagi. Berikutnya Henna duduk di atas ranjang yang sangat nyaman sembari menatap keluar jendela kamar hotelnya yang tidak tertutup. Dia menghela napasnya pelan, rasanya dia sudah sangat kecwa dengan Javas, tetapi perasaan tidak dapat membohonginya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, mohon untuk ...." Henna menghempaskan ponselnya begitu saja ke atas ranjang. Dia baru saja berusaha menghubungi Javas namun, ternyata semuanya sia-sia saja. Hanya rasa kesal yang Henna dapat.

"Selalu dan selalu seperti ini," gumam Henna dengan suaranya yang sangat pelan. Kemudian perempuan cantik itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju connecting door yang menghubungkan kamarnya dengan balkon.

Henna berdiri di balkon tersebut, menikmati pemandangan pagi hari Jerman. "Tidak ada yang special tanpa dirimu," ujar Henna seolah-olah berbicara kepada angin dan meminta angin menyampaikan pesannya tersebut kepada sang kekasih.

∞∞∞

Javas yang gila kerja seperti biasa sibuk dengan pekerjaannya, dia sibuk dengan berbagai macam hal yang harus dikerjakannya tanpa memikirkan keadaan kekasihnya yang berada di Jerman. Javas memang pekerja keras, tetapi dia orang yang sangat ambisius untuk mencapai karir yang diinginkannya. Untuk itu, Javas rela menghabiskan masa mudanya untuk mencapai itu semua, merelakan dan menyia-nyiakan Henna yang selalu menunggu perhatian darinya.

"Javas!" panggil seorang perempuan saat melihat Javas melintas di depannya. Padahal saat itu Javas baru selesai meeting dan akan menghidupkan ponselnya. Tetapi, ternyata dia sekali lagi lupa akan ponselnya dan lebih memilih menghampiri orang yang memanggilnya.

"Ibu memanggil saya?" tanya Javas sopan kepada perempuan yang memanggilnya.

"Iya saya mau minta tolong sama kamu," kata perempuan yang menggunakan name tag bernama Debora itu.

"Minta tolong apa Bu?"

"Saya mau kamu bantu saya mengerjakan satu proyek besar untuk bulan depan. Mari saya jelaskan," ujar Debora dan mengajak Javas untuk menuju ke ruangannya sembari berbincang mengenai proyek yang akan mereka kerjakan.

Seperti itulah Javas, apa pun akan dia lakukan untuk karirnya. Dia melupakan hal kecil tentang Henna yang menunggu kabar darinya. Mungkin bagi Javas pekerjaannya nomor satu, tetapi tidak bagi Henna yang menurutnya Javas lah yang nomor satu untuknya.

∞∞∞

Siang hari tadi digunakan Henna untuk beristirahat karena pada malam harinya dia akan menonton konser Coldplay SENDIRIAN. Satu buah tiket lain yang dimiliki Henna telah terjual beberapa hari yang lalu melalui bantuan Raisa. Tadinya Henna ingin menjual kedua tiket miliknya itu dan melupakan Jerman dan Coldplay. Tetapi, dia tetap termakan bujuk rayu Raisa.

"Anggap saja ini sebagai me time!" seru Henna di depan cermin sambil mengepalkan tangannya dan meninju udara dengan semangatnya.

Menjelang sore Henna sudah mulai bersiap dan memilih untuk mengenakan baju santai berupa kaos bergambar Coldplay dan celana hot pants berwarna hitam serta sepatu convers terbalut indah dikaki ukuran 37 milik Henna tersebut. "Yeah! Berangkat!" teriak Henna di dalam kamar hotelnya sebelum dia benar-benar keluar dari sana.

"AHHHH!" teriakan penuh dengan rasa damba terdengar begitu memekakan telinga Henna. Tetapi, perempuan itu tidak perduli sedikit pun, dan bahkan dia ikut berteriak dengan sekuat tenaganya. Kakinya yang lumayan jenjang ikut berlonjak-lonjak bersama dengan beberapa orang di sekitarnya. Bibirnya ikut bersenandung mengikuti lagu yang sedang dibawakan oleh Coldplay.

Sweet Wine (Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang