E.T (?)

806 53 7
                                    



"Mpries, kepulangan besok kita undur ya?" Melody membuka obrolan di meja makan pagi itu

"HAH? Ga ga..Ga bisa gitu kak Mels, tugas kita kan udah kelar disini, ngapain di undur undur lagi?"

"ada yang harus aku selesain dulu disini mpries, penting banget ini. Lebih penting dari kucing tetangga sebelah yang mau ngelahirin" Melody mencoba menawar dengan bercanda di ikutin sebuah cengiran

"Aku ga main main kak, kalo kak mels ga ada urusan yang lebih penting lagi ga usah memohon seperti itu, dan besok kita harus pulang" Frieska meletakan sendok dan garpu yang di pegangnya dan menatap Melody dengan tajam

"Ok, ini memang penting. Meski ga ada hubunganya dengan tugas kita, tapi ini penting untuk kakak" Melody juga merubah nada bicara menjadi serius.

"hhhhh..Baiklah, kita undur seminggu ya, ga ada penawaran lagi. Aku udah setengah mati ini nahan rindu sama rumah" Frieska akhirnya menyetujui permintaan melody.

"makasih mpries, kamu emang adik terbaik deh" Melody tersenyum lebar mendengar persetujuan adiknya.

"iyalah adik terbaik, secara adik kak mels Cuma aku doang" Frieska menggumam dan melanjutkan sarapanya.

"hehehehe" hanya di bales cengiran oleh Melody yang melanjutkan sarapanya juga

*****

Melody sedang berjalan santai di sebuah lorong rumah sakit dengan membawa beberapa bingkisan yang berisi buah dan makanan ringan. Dia berhenti di depan sebuah kamar VVIP yang bertuliskan sebuah nama, 'Dio Djuhandar, 21 tahun' pintunya sedikit terbuka, Melody melongokan kepalanya sedikit kedalam, dan dia hanya melihat seorang suster yang sedang membersihkan kamar tersebut. Dengan wajah yang masi kaget, dia lari kearah suster tersebut dan menanyakan keberadaan sang pasien.

"Suster, teman saya yang di rawat di kamar ini mana? Dia gapapa kan?"

"pasien yang disini gapapa kok mbak, tadi dia minta jalan jalan sebentar jadi di temenin sama suster lainya. Coba cari di taman belakang" Suster tersebut menjelaskan kepada melody dengan terus melakukan tugasnya membersihkan kamar tersebut.

"huft, kirain. Makasih ya suster" Melody menghela nafas lega. Setelah meletakan bawaanya di meja, dia keluar untuk mencari Dio.

Setelah berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang mengarah ke taman belakang, Melody melihat Dio yang sedang duduk di atas kursi rodanya di dekat kolam ikan di temani oleh seorang suster.

"cieee yang jalan jalan di temenin suster cantik, betah banget" Melody datang dari arah belakang Dio, dan mengagetkan dua orang yang disapanya.

Dio yang sudah hafal dengan suara tersebut hanya kaget tanpa menoleh kebelakang karena memang tak bisa, dan suster yang menemaninya hanya menoleh kepada melody dan tersenyum malu.

"Datangnya biasa aja kali mbak ga usah lebay, inget umur" Dio hanya melirik sekilas Melody yang sudah berdiri di sampingnya

"Hehehe, abisnya situ ngapain ngelamun disini? Kesambet baru tau rasa ntar. Sudah suster,tinggal aja biar Dio sama saya aja" Melody berkata pada suster tersebut, dan mengambil alih pegangan kursi roda.

"baik mbak" suster tersebut melempar senyum pada melody dan kembali bertugas.

"Jadi udah mau keluar kamar ini ceritanya?"

"Iya Mels, bosen gila di kamar doang. Setelah dipikir pikir dengan matang, kayanya mending mati bahagia daripada mati bosen bosen. Hahaha" Dio tertawa hambar di ujung kalimatnya.

One ShootWhere stories live. Discover now