*Menjaga Cinta

61 2 0
                                    

   Motor sporty yg dikendarai Akin terus melaju membelah jalan, dengan panas yg bisa membuat cucian yg dijemur langsung kering.

Aila mengencangkan pegangannya di pundak Akin. Akin ingin langsung di rumah Aila, ia tak ingin membiarkan bidadarinya kepanasan di bawah terik matahari yg panas.

   Akin ingin menebus hari hari yg telah dilaluinya seminggu terakhir ini tanpa pertemuan dengan Aila.

Karena ia sibuk praktik di rumah sakit yg mengharuskan dirinya focus.

Skipp***

   Motor Akin berbelok di sebuah pertigaan, berbelok ke kanan dan melaju lima menit dari arah jalan raya menuju ke kompleks perumahan tepat di depan rumah bercat krem dan merah muda, motor Akin berhenti.

"langsung plng/mampir dulu Yank?"*
tanya Aila ingin tahu, ia melepas helmnya dan menunggu Akin turun dari motor.

"Mampir dulu nak, ucap ibu Aila"

"Bunda ngagetin aja sih!" seru Aila membuat Akin tersenyum.

"Ajak anak laki laki Bunda nak, kalian makan sekalianya. Tadi bunda mask banyak", perintah Bunda Aila lembut.

"Terima kasih Bun," Akin menimpali.

   Mungkin karena tidak mempunyai anak laki laki Bunda Aila sangat menyayangi Akin. Di keluarga Aila tidak ada sosok lelaki, karena Ayahnya Aila telah meninggal kecelakaan kerja sebagai kontraktor. Sejak kejadian itu juga Akin berjanji terhadap dirinya sendiri akan menjaga Aila semampunya.

Skipp***

   Kegiatan wanita itu setelah pulang mengajar SMP di kota Aila tinggal. Konsentrasi Aila buyar ketika ponselnya begetar menandakan ada SMS masuk. Ingin sekali ia membacanya, tapi sungkan karena ada Akin di dekatnya.

"Dibaca dulu sayang, siapa tau penting!" usul Akin.

"Nanti aja ngga apa apa kok yank. Paling juga Vera atau Fanny yang minta dicontekkan besok,"

Akin tertawa kecil menanggapinya. "kamu sekarang males banget yank buat ngebales SMS?" mata Akin mengedar ke penjuru ruang tamu.

"Oh pantes, aku di nomor duakan karena itu kan yank?" ucap Akin dengan muka masam.
Kepala Aila langsung mencari apa yg dimaksud Akin".

"Memang!" jawab Aila bercanda, dan mengelitiki pinggang Akin yg membuat suasana yg tadinya sepi jadi ramai karena mereka.

"Bunda tolong bun, Aila iseng banget ngelitikin pinggang Akin," ucap Akin yg bersembunyi di balik badan Bunda Aila.

"Kalian ini sudah besar tapi tingkahnya seperti anak kecil," tegur Bunda Aila.

"Akin yg mulai dluan Bundaaa," teriak Aila tidak terima.

"Udh donk sayang,  please... Kamu kan tau banget klo aku ngga bisa tahan klo di kelikitik?" mohon Akin, di depan Bunda Aila.

"Salah sendiri godain, orng lagi serius ngerjain tugas jugaa!" mulut Aila sentak.

"Janji deh ngga lagi" ucap Akin merayu.

"Ada satu syaray," jawav Aila manja.

"Apa!" sentak Akin singkat.

"Temenin liat sunset di pantai yaa...?" man ja Aila. Ia maju ke sebwlah meja untuk mengambil ponselnya.

"Iya apa sih yg ngga buat kamu...," ucap Akin mesra.

"Klo gitu aku mandi dluanya,dadah jelek!"
Aila beringsut dari ruang tamu sambil mengeluarkan lidahnya mengejek Akin.

Skipp***

   Pesan SMS yg tadi di abaikan lalu dibuka pelan. Nomor tanpa nama itu menggetarkan hatinya. Ia lupa membalasnya dan kini lelaki itupun datang lagi.

💬 087770******: pasti lagi sibuk pacaran :p

💬Aila : mau tau banget apa mau tau aja...?

💬087770******: tadi aku ga sengaja ngeliat kamu :p

💬Aila : gimana, jeleus..!?

💬087770*****: lumayan ._.

💬Aila : ciyusss, miapa :-?

💬087770******: micintakupadamu

   SMS terakhir itu diabaikan Aila. Ia mendadak merasa terkejut. SMS datang menyusul kembali, tertera tulisan bahwa Arya hanya bercanda.
Ternyata ngga semuanya memberi itu baik, contohnya memberi harapan palsu, gumam Aila.

"Terima kasih ya nak, sdh membuat Aila ceria melewati hari harinya," ucap Bunda Aila kepada Akin.

"Bunda jngn begitu. Akin hanya berusaha menjadi pasangan yg baik untuk Aila. Akin sdh berjanji menjaga Aila," ucap Akin, mata Bunda Aila terlihat berkaca kaca.

   Akin mendekati dan memeluk jemari Ibunda Aila. Keduanya tenggelam dengan perasaannya masing masing, seolah sedang berpikir rumit.

"Bunda hanya bisa berpesan. Sandarkan sekeping hati kalian pada sang maha pencipta. Jangan berlebihan mencintai siapa pun kecuali mencinyai - Nya.

   Aila mendengarkan dari balik pintu, apakah bundanya tau kalau Aila sedang merasakan dilema yg besar mengenai perasaannya.

"Serius amat, hayoo Bunda sama Akin ngomongin apaa..?!" ucap Aila meledek "jadi pergi atau masih mau mengobrol".

'Anak Bunda ngga boleh nakal ya," Bunda Aila mencolek hidungnya.

   Akin beranjak dari duduknya, merapikan beberapa buku Aila yg bersera kan membuatnya rapi.

"Sekalian yank, kamarku diberesin," ketawa Aila iseng.

   "Udh nak, biar bunda yg beresin. Kalian berangkat saja, mumpung senja belum datang. Bunda Aila menghantar hingga bayangan mereka berbelok di tikungan. Buat Akin cinta Aila ibarat bayangan yg selalu ada,".)

)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di atas adalah foto Aila dan Akin.😘



TBC-

  para riders😄 gmn ceritanya seru ga kita sampai di sini dulu ya... Nanti ketemu lagi di part selanjutnya... Sorry klo ada yg typo.😆

And ditunggu ya vote and comentnya😀😊

Pendamping HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang