*Bandul Bulan

23 1 0
                                    

  Sebuah surat mendarat di laci meja Aila tanpa ada nama pengirimnya.
Dan Aila pun membukanya dan dia merasakan gejolak di hatinya.

Kepada Bidadari Penghuni Bumi : Aila

   Maafkan aku telah lancang, mengirimkan sebuah untai gumam yg memberat di dada. Rindu memeluk serat tiap detik yg datang.

   Gulana yg kian hari kian memuncak membuat aku memberikan diri menutur isyarat hati tuk mendekat.

   Kadang kita hanya sanggup memandang jalan, tanpa tau di mana ujungnya.

   Seperti ketika aku mengagumimu, aku hanya mampu menatapku sebatas punggung saja.

   Itu lebih dari layak untuk menyalakan kebahagiaan di hatiku.

   Sesekali aku meyakinkan diri, menatapku diam diam pun sudah cukup.

    Tetapi faktanya aku ingin lebih dari itu...

Dari Seorang Yg Memujamu...😘

   Di atas adalah contoh surat yg datang tiba tiba di atas laci mejanya Aila📨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Di atas adalah contoh surat yg datang tiba tiba di atas laci mejanya Aila📨

Vera dan Fanny ternganga dibuatnya.
Fanny menarik keetas surat berwarna merah hati itu dan membacanya lagi.

Semenjak penyeleksi karya siswa siswi yg masuk tidak pernah ada tulisan seromantis ini.

"Masa iya si Akin, la?" tanya Vera berdecak.

  Vera menoleh menatap Aila prihatin, " "Bakal ada saingannya nih sepupuku. Semoga kamu bisa bertahan menjaga hatimu, La!" Vera menyemangati Aila yg masih termangu duduk di kursinya.
sepatah kata pun belum terlontar dari bibirnya.

"Gimana klo tanya ke yg piket hari ini. Siapa tau mereka ngerti yg naruh?"
Fanny mengajukan usul diikuti anggukan Aila.

   Vera mencegah Aila bangkit. "Biar aku yg nanya. Ada yg macem macem sama kamu, aku pasti maju! Apalagi Akin udh nyuruh aku menjaga kamu selama di seklh." Aila tidak membalas, ia pasrah dengan wajah lugu.

"Gimana klo kenalan barumu itu la?"

"Ngga mungkin deh. Dia ngga tau aku sklh di sini."

"Dia pasti nyari informasi tntng kamu," kata Fanny geram.

"Lewat siapa?"

"Internet bisaa...? Atau..... Dia nyari tau dari teman terdekatmu," mendadak mata Fanny melebar.

"Siapa kenalan baru Aila?" tanya Vera dengan nada marah.

"Ngga sejauh itu Ver. Kenalan biasa," sanggah Aila lemas. Kali ini Vera berat tangan untuk sekedar membalas pelukan itu.

"Jadi kenal dimana?"

"Pernikahan Diani Ver."

"Kamu sebenarnya sama Akin ada apa sih?"

"Apa bagaimana? Kita baik baik aja. Jngn milir serius itu," AiLA mengerutkan keningnya.

"Jangan bilang ini ulah ritualmu mengambil bunga melati itu?" Fanny mengelus pundak Vera.

Skipp***

Malam tiba...

   Aila melihat ada sebuah surat yg mendarat di dlam lacinya.

   Aila menarik surat itu dari dlam laci, lalu menyerahkannya kepada Vera. Dengan anggukan kedua sahabatnya. Veramenyobek surat itu serta amplop warna senada itu menjadi remahan yg tidak lagi bisa dibaca utuh.

Skipp***

    Guru baru yg sedang magang di sklh Aila menatap dari balik kaca belakang yg terbuka rahangnya mengeras, matanya menyaru seperti hiu. Jantungnya terpompa cepat tumpang tindih. Seperti sahutan nyanyian suara kodok yg ribut berlomba memanggil hujan.

TBC-

Hy para rider's yg udh mau baca cerita gw thank's parah...😂😂

Sory klo ada yg typo ya... Sory parah...😂😂

And gw tunggu vote and comentnya... Bye sampai ketemu lagi di part selanjutnya...😂

 

Pendamping HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang