My Name Is Melody
*Happy Reading*
Part 1Suara derap kaki menggebu memasuki ruang kelas, kemudian mencari bangkunya masing-masing untuk duduk. Seorang perempuan yang duduk di deretan bangku dekat tembok dan jendela-barisan bangku nomor tiga, sedang membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia di mejanya. Ia tampak serius, dengan iris mata coklatnya, dan penglihatan yang normal, dibacanya buku itu dalam hati dengan kebisuannya. Ia adalah Amanda Melody, atau lebih dikenal dengan nama Melody.
Karena guru pun belum menunjukkan tanda-tanda memasuki kelas, suasana kelas seperti biasa masih ramai seperti pasar. Di sisi kiri perempuan itu, duduk seorang laki-laki berkulit putih sedang menggambar di bagian belakang buku tulisnya. Namanya Ananda Laurent, atau biasa dipanggil Nanda.
Sedangkan di depan perempuan itu duduk laki-laki berkulit sawo matang, sedang mendengarkan musik di ponselnya yang ia sembunyikan di saku celananya dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya ia nikmati sambil memukul-mukul meja dengan memejamkan mata dan mengangguk-anggukkan kepala. Namanya Alvaro Nicholas, atau yang biasa dipanggil Niko.
Karena merasa terganggu, Melody menyolek punggung Niko.
"Ko, jangan mukul bangku, dong. Gue nggak bisa serius bacanya."
Yang dipanggil pun menoleh dan melepaskan satu earphone nya.
"Ah, elah. Jangan belajar mulu, Dy. Guru juga belum dateng kan? Otak juga perlu di refresh." ucapnya kemudian kembali memasang earphone nya dan menghadap ke depan sambil memukul-mukul meja lagi.
Melody berdecak kesal dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
"Biarin aja lagi, Dy. Kasi aja dia seneng." Suara dari samping kirinya membuat Melody menolehkan kepala ke sumber suara. Nanda masih tetap asik menggambar di buku tulisnya tanpa melihat respon Melody.
"Lo juga tuh, asik banget ngegambar. Sesekali belajar dong, biar pinter." Melody menasihati sahabat satunya itu untuk membaca buku juga, bukan hanya menggambar saja.
Nanda pun menghentikan gambarannya dan menatap manik mata Melody dengan ekspresi yang tak bisa diartikan.
"Iya tuan putri." Nanda tersenyum sambil tertawa kecil dikala Melody ikut tersenyum melihat Nanda.
Tak lama kemudian, datanglah Bu Sarah dengan buku-buku yang ia bawa-siap mengajar Bahasa Indonesia di kelas V B.
***
Setelah bunyi bel tanda pulang sekolah, murid-murid kelas V B pun merapikan buku-buku dan memasukkannya ke dalam tas masing-masing. Melody sudah menggendong tasnya lalu menunggu kedua sahabatnya yang sedang merapikan buku.
"Yuk kita pulang!" Ajaknya bersemangat sambil menoleh ke arah Nanda dan Niko bergantian.
Mereka bertiga pun bergegas dan berjalan berdampingan. Niko masih dengan dunia musiknya, Nanda berjalan seperti biasa dengan gaya menyelipkan kedua tangan di saku celana, dan Melody berjalan disertai loncatan-loncatan kecil.
"Seneng banget kayaknya ya, Dy?" Tanya Nanda yang melirik perempuan di sampingnya itu dengan menaikkan kedua alisnya.
"Iya dong, hidup itu harus dinikmati, Nan. Ya nggak, Ko?" Melody memutar kepalanya ke arah Niko yang asik manggut-manggut menikmati irama lagu yang sedang ia dengarkan.
Nanda terkekeh geli melihat Niko, Melody hanya bisa tersenyum masam. Mereka berjalan kaki sepulang sekolah karena rumah mereka lumayan dekat dan juga mereka adalah tetangga. Sudah tentu mereka bisa belajar dan bermain bersama kapan pun mereka mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name Is Melody
Teen FictionAmanda Melody, seorang perempuan yang suka menulis, salah satunya menulis diary nya jika ia sempat, dan juga suka membaca. Ia terlahir dari keluarga yang mampu dan orangtua yang begitu menyayanginya. Melody memiliki 2 sahabat kecil yaitu Nanda yang...