Akayuki - Prologue

31 3 3
                                    

Suara keributan kota mulai terdengar. Beberapa lagu natal seperti "Jingle bell" dan "we wish had a merry christmas", terdengar saling bersautan dengan volume suara yang berbeda. Sekujur tubuhku merasakan dingin dan lembutnya salju di kakiku.

Saat kubuka mataku, betapa terkagum aku. Hal yang selama ini aku impikan, akhirnya terjadi. "White Christmas". Malam Natal dimana salju turun dari langit dan menutupi kota dengan warna putihnya. Ini benar-benar membuatku merasa sangat senang.

"Ini White Christmas! Ahaha!! Keren!!"

Teriakku sambil melompat lompat menyususuri trotoar di kota yang mulai sedikit tebal akan salju. Kota terlihat amat ramai dengan orang. Beberapa dekorasi pohon natal dan lampu-lampu natal terlihat di dalam dan luar toko di pinggir jalan. Ada juga beberapa orang yang mengenakan kostum Santa di sekitar jalanan.

Tiba-tiba semua orang teralihkan pandangannya terhadap suara sirine ambulan. Apakah ada sebuah kecelakaan?

Aku mencoba mendekat ke lokasi. Kerumunan orang menutupi tempat kejadian. Aku mencoba menjinjitkan kakiku untuk dapat melihat keributan didalam kerumunan. Karena tetap tidak bisa, aku mencoba untuk mendesak kedalam kerumunan.

Ditengah-tengah kerumunan, mulai terdapat sebuah celah yang membuatku dapat melihat keributan tersebut. Tunggu, itu kan--

"Takeya! Hibiki! Izuru!"

Aku mencoba menyapa teman-temanku tersebut. Kemudian aku melihat Kasumi yang mencoba mencegah orang untuk melihat dan mengambil foto.

"Maaf, mohon jangan mengambil foto! Tolong jangan terlalu berkerumun!"

Tidak ada yang mendengarkanku. Mereka tampak sibuk mengurus seseorang ditempat tersebut.
Kerumunan mulai terdorong mundur berkat Kasumi. Otomatis aku ikut terdorong dan kesulitan melihat kembali.

Aku terdorong jatuh oleh kerumunan yang saling berdorongan. Disaat aku terjatuh, kulihat sosok yang tidak asing terkapar di tanah dan hendak diangkat keatas tandu.

"Itu, siapa?"

Kubuka kembali mataku perlahan. Aku melihat kembali lengan tanganku. Suara beberapa pensil yang menggores kertas terdengar. Ya, aku teringat kalau aku sedang tidur di atas meja disaat kami belajar bersama.

AkayukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang