Chapter 1 - Awal dari Perasaan yang Semakin Kuat (Part 1, 2, 3)

34 1 2
                                    

Ini adalah hari terakhir Gasshuku dari Klub Musik Ringan. Kami memutuskan untuk mengerjakan tugas musim panas kami. Tugas milikku sudah kuselesaikan di rumah. Karenanya aku bisa tidur dengan tenang sambil duduk di atas lantai dan meletakkan kepalaku di atas meja persegi panjang yang kami tempati.

"Oh, kau sudah bangun? Syukurlah! Bisa tolong bantu aku menyelesaikan ini?"

Dari depan sebelah samping kanan menghadap ke arah kiriku, seorang laki-laki dengan tubuh tegap mencoba minta tolong kepadaku.

"Mana mana? Oh, ini kah? Kita cari dulu 'P'nya seperti ini, lalu kita faktorkan seperti biasa. Selesai."

Dia ini, Fujimiya Takeya. Drummer di band "Super-duper K-on" kami. Dia memang tampan sih. Dan cukup terkenal di kalangan para gadis. Tapi, otaknya sedikit bodoh. Kurasa sekarang dia ada perasaan kepadaku. Jika ditanya kenapa aku berfikir seperti itu? Ya, karena aku mengerti dan yakin kalau itu benar-- mungkin.

"Hoo, jadi begitu. Wah, hebat. Terimakasih! Dari tadi aku minta bantuan Izuru, tapi dia menolak. Dasar pelit."

Ucap Takeya sambil melirik sinis ke arah laki-laki bertubuh jangkung berkacamata di sebelah kanannya.

"Sudah kubilang untuk tidak menggangguku. Tugas milikku masih belum selesai. Sial kenapa harus disaat seperti ini."

Ucapnya sambil membenarkan kacamata lalu menulis dengan cepat di bukunya.

Kamijou Izuru. Pemegang Melody Guitar di band kami. Sosok yang sangat pintar dan dapat diandalkan kedua setelah Leader kami. Otaknya saja yang pintar. Tapi sebenarnya dia adalah orang pemalas. Buktinya dia selalu menunda pekerjaannya dan selalu terburu-buru sampai di Dead-Line.

"Kasumi! Kau sedang luang kan? Kerjakan tugasku sekarang juga!"

Perintah Izuru sambil terus menulis dengan cepat diatas bukunya.

"Jangan bergurau! Kau pikir aku ini apa? Aku juga masih ingin mengajari Hibiki."

Tepat di depan Izuru dan terhalang meja persegi panjang yang kami tempati, disitulah Leader kami. Midoriya Kasumi. Pemegang Keyboard di Band kami. Leader yang sangat berwibawa dengan sikap tegas dan bertanggung jawab. Sosok yang selama ini kukagumi dan--ya, aku menyukainya.

"Ayolah, Hibiki... Selesaikan dulu baru kau bisa bermain sepuasnya."

Ya, apalah daya dengan perasaanku ini. Hatinya sudah dimiliki dan tetap jadi milik satu orang.

"Enggak, gak mau... Ini adalah permainan hidup dan mati."

Suara ucapan seorang gadis yang tidak tampak oleh penglihatanku dengan posisiku saat ini. Baru akan terlihat setelah aku berlutut. Dia menengkurapkan dirinya dan mengangkat kepalanya sambil menatap dengan fokus layar monitor dari Laptop yang ada di depannya. Tangan kanannya sibuk menggerakan Mouse portable dan tangan kirinya selalu standby menekan keyboard.

Kashima Hibiki. Pemegang gitar Rhythm di Band kami, sekaligus pacar dari Kasumi.  Memang benar sih, orangnya agak cuek dan kolot. Tapi, sebenarnya dia peduli. Selain itu, wajahnya juga sangat manis dan menawan. Andai aku laki-laki, pasti aku sangat ingin memilikinya.

"Ya ampun... Oke, tidak ada cara lain."

Kasumi menyelipkan lengan kirinya di antara lantai dan perut Hibiki, dan lengan kanannya diatas paha Hibiki. Kemudian dia mengangkat lengan kirinya dan mendorong lengan kanannya ke depan dan mengangkat Hibiki. Jadilah posisi seperti seorang Ayah yang menggendong bayinya.

“Hu-huwaaha! Hey! Tung—apa yang kau lakukan!? Itu Stamina terakhirku loh!”

Hibiki yang awalnya hendak marah, kemudian tertutupi dengan raut mukanya yang merona. Dia tak berdaya dirinya diangkat dengan posisi tubuhnya yang seperti itu. Wajahnya kkamudia makin merona setelah Kasumi mengarahkannya ke hadapan kami.  Dia menunduk malu, kemudian Kasumi mendudukkannya di ujung meja di depanku.

AkayukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang