1 - Awal kesialan

146 87 49
                                    

"Dear diary

Saat istirahat tadi rey selalu liat gue,  knapa ya? Padahal gue ga buat salah apa-apa.  Serem aja ngeliat muka nya.  Jangan sampe gue punya masalah sama dia. "

---

Saat istirahat.  Pk 10.14 WIB

Nai and the geng keluar dari toilet cewe.

"Nai,  pegangin dompet gue dong,  rambut gue berantakan,  mau di kuncir aja deh" , Sera seenaknya melempar domper ke arah Nai.

"Bukannya tadi di toilet uda di rapihin ya ra? Lagian bagusan ga dikuncir kok."

"Lagi gerah gue Nai"

"Nai,  pegangin dompet gue juga dong. " pinta Zia, tanpa nunggu Nai bilang iya, langsung saja melempar dompetnya ke Nai.

"Huft..  Ga sekalian aja semua dompet gue yang bawa" Kesal Nai dalam hati.

Nai,  Sera,  Zia,  Zevita,  Sisi berjalan beriringan ke kantin.  Mereka selalu istirahat bareng,  ke toilet bareng,  nongkrong di Taman sekolah juga bareng-bareng . Mereka berlima memang selalu bersama,  bahkan mereka membuat geng dengan nama the lollypop. 

Mereka memang populer.  Semua murid satu sekolah kenal mereka. Apalagi Sera,  si ketua geng yang cantik, pintar dan paling di sukai cowo - cowo.

Sera jalan duluan.  Ke empat temannya beriringan di belakang. Sera menunjuk bangku dan meja kantin paling pojok.  Karena Sera males di liatin cowo - cowo dan di ajak ngobrol ga jelas.
Teman-temannya duduk ke bangku yang di tunjuk Sera,  sebelumnya Sera duduk duluan.

"Mau makan apaan nih? " Sisi langsung tanya .

"Gue minum aja.  Jus Alpukat. " Sera jawab duluan.

"Nai,  pesenin Sera alpuket tuh. Gue siomay.  Siomay sama tahu putih nya aja ya. Jangan pake saos." Zia ikut jawab sambil merintah Nai.

"Gue bakso Malang deh" Sisi ikut pesen.

"Kalo lo apa Zev? " tanya Nai ke Zevita.

"Gue Mie Ayam"

Nai bangun dari bangku dan memesan makanan teman-temannya.

Setelah teman-temannya udah terima makanan dan minumannya.
Giliran Nai yang belum beli. Nai memilih makan nasi kremes ibu Atun,  seperti biasa.  Menurut Nai makan nasi biar kenyang sampai sore.

Namun sepertinya hari ini hari sial Nai. Saat Nai membawa nasi kremes di tangan kiri dan teh manis hangat di tangan kanan. Tiba-tiba Nai menabrak seseorang.  Bukan salah Nai tapi cowok itu seperti sengaja menabrakan diri nya ke tubuh Nai.
Cowok itu langsung teriak dan memaki karena kepanasan. Nai gugup saat melihat wajah yang memaki maki dirinya.  Ternyata Rey,  cowo yang selalu dihindari Nai.

"Ma..  Ma..  Maaf "

"Apa lu kata?  Hah?  Maaf? "

"Gue ga sengaja.  Beneran. Maaf banget Rey"

"Waah..  Lu kenal gua ternyata.  So karena lu tau gua ini siapa,  nih cuciin jaket gua" Rey membuka jaket baseball nya dan melemparkan ke Nai. Lalu Rei langsung melengos pergi.

Semua warga kantin melongo melihat adegan barusan. Murid-murid SMA Bintang Harapan baik kelas X,  XI,  dan XII segan sama Rey. 

Rey memang orang kaya,  ayahnya adalah pemilik yayasan sekolah.  Tapi meskipun begitu Rey orang yang paling bandel, suka berantem, tidak berprestasi dan lebih banyak bolos nya ketimbang sekolahnya.
Semua murid sekolah takut bukan karena Rey anak pemilik sekolah tapi takut karena Rey anak yang kasar dan main tangan.

Penah ada murid yang kena tonjok sampai masuk rumah sakit karena murid itu tidak sengaja melempar kertas sampah ke kepala Rey.
Meskipun sudah minta maaf,  Rey tidak peduli dan langsung main pukul saja.

Nai bengong beberapa detik lalu ia tersadar kembali.

"Mampus gue. Gimana nih.. Mampus dah gue. Mimpi apa gue semalem" Nai bicara dalam hati.

Teman - temannya hanya melihatnya dari kejauhan tanpa membantu nya.

Sera yang dari awal menyaksikan drama yang di buat Rey di kantin barusan langsung memasang tampang jutek dan mengesalkan. Jelas saja karna Sera juga tidak suka sama Rei yang sok jagoan.

---


"Dear Diary

Hari ini sial banget. Selama satu tahun setengah gue ngehindarin Rey, sekarang gue malah harus berurusan sama dia. Entah gue yang ceroboh atau memang dia yang sengaja cari gara-gara. Harus di bawa ke laundry nih jaket. Semoga besok ga terjadi apa-apa"

A Bellhop GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang