5 - Rey dan Davin

85 62 13
                                    

Rey menatap sinis ke semua mata yang mengamati dirinya dan Nai.
Kedua nya menjadi sorotan siswa dan siswi yang berada di parkiran motor.

"Ngapain pada ngeliatin gua?"

"Siapa juga yang ngeliatin lu. Gua ngeliatin Nai." Cowo berwajah asia itu memperhatikan Nai tanpa berkedip. Memperhatikan tangan Nai yang membawa paper bag dan tas ransel hitam. "Lu bawain tas dia?" Cowok itu sambil menunjuk ke arah Rey.

"Iyah vin. Ko lo belom pulang?"

"Belom. Nih baru mau balik. Lu mau bareng?"

Davin. Cowo bermata sipit dan berkulit putih itu mengajak Nai pulang bareng. Karena dia tahu kalau ada sesuatu antara Nai dan Rey.

"Dia bareng gua" Rey tidak diajak bicara malah menyaut.

Davin memelototi Rey tajam.

"Beneran Nai?  Lu bareng dia?" Kini Davin menatap Nai dengan tatapan bingung,  dan berharap jawaban Nai adalah engga.

"Ah. Emm..  I..  I.. Itu.." Nai tidak bisa berkata apa-apa.  Lalu Rey sudah siap di atas motor dan menghampiri Nai.

"Cepet naek!"

Nai menaiki motor Yamaha Ninja milik Rey tanpa helm. Karna Rey tidak membawa dua helm.

Saat sudah di boncengan Rey,  Nay menoleh ke Davin dan tersenyum.
Sambil berbicara tanpa bersuara: "Gue duluan"

Davin menghela nafas dan berfikir keras. Ada apa dengan temannya itu sampai bisa berurusan sama anak brandalan sekolah. Lalu Davin memutar kunci kontak motornya dan berlalu meninggalkan teman-temannya di parkiran tanpa bicara apapun.

---

Davin penasaran sama Nai semenjak melihat kejadian kemarin di parkiran.

Sesampainya di kelas Davin langsung menyerbu Nai dengan bom pertanyaan.

"Nai,  lu ada apa sama Rey? Lu jadian sama Rey? Eh ga mungkin. Apa dia ganggu lu? Dia ngancem lu? Lu disuruh ngapain aja?"

Melihat muka Davin yang polos seperti anak bayi yang baru bangun tidur. Nai malah tertawa.

"Hahahaa.."

"Kok lu malah ketawa sih?!" Davin malah kesal.

"Abis muka lo kocak banget.  Sumpah! Hahaha" Nai masih saja tertawa padahal muka Davin sekarang serius.

Saat melihat muka Davin yang tiba-tiba berubah menjadi orang yang mau makan orok, seketika Nai terdiam.

"Oke oke. Gue ceritain. Tapi nanti ya. Sera uda dateng tuh. Jangan bilang-bilang Sera dulu ya. Please..."

"Hmmm.. Ada mau nya aja plas plis plas plis"

"Lagi gosipin apan lo? Minggir dari tempat gue" Sera menarik lengan baju Davin. Tapi tidak kasar, hanya ditarik sedikit.

"Gosipin lo bawel"

"Anjir. Ngomongin apaan lo?"

"Ngomongin lu, kapan lu pindah sekolah?"

"Kalo lo ga mau liat gue, lo aja sono yang pindah!"

"Ogah. Gua selalu jadi nomor satu. Ga mungkinlah gua yang mundur"

A Bellhop GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang