Satu minggu kemudian...
Dubai, United Arab Emirates
Lisa adalah sepupuku dan salah satu orang terdekat di dalam hidupku selain Tiana, adikku. Ia hanya dua tahun lebih tua dariku, tetapi kedewasaan yang dimilikinya membuatnya terlihat beberapa umur lebih tua.
Sebagai seseorang dengan kecantikkan yang tiada tara, badan bak model dan kepintaran yang gemilang, Lisa dengan cepat menjadi sorotan. Sehingga tidak sedikit lelaki yang berusaha mendapat perhatian Lisa. Apalagi ketika aku sempat satu sekolah dengannya waktu SMA yang dimana aku baru masuk dan Lisa sudah di tahun terakhir. Itu pun aku menyaksikan dengan kepala mata sendiri bagaimana para lelaki mengerubuninya seperti lebah-lebah.
Tetapi yang kusukai dari kepribadian Lisa. Yaitu sifatnya yang tidak membeda-bedakan. Ia menghormati perbedaan dan membiarkan orang lain juga tetap bersinar. Meskipun dari segi penampilan fisik, kami berbeda jauh. Aku memakai kacamata dengan rambut ketebalan yang agak kasar serta kulit putih pucat dan wajah yang pas-pasan, tetapi Lisa sama sekali tidak malu untuk bergabung dan duduk bersamaku di meja kantin. Malahan ia memperkenalkan diriku kepada teman-teman populernya dan berusaha memasukkanku ke dalam percakapan mereka. Semua orang menghormatinya dan menjadikannya seperti panutan mereka.
Memiliki sosok Lisa di keluarga kami merupakan hal yang sangat membanggakan. Dan meskipun begitu banyak pujian diberikan kepadanya, ia tetap rendah hati, tidak pernah lah kulihat dia besar kepala.
Jadi ketika ia mulai berpacaran dengan Matt, orang Jawa yang telah lama tinggal di Dubai, segera membuatku segera tenang. Karena dari pertama kali menjabat tangan Matt saja, aku langsung dapat merasakan sebuah kehangatan yang terpancar dari diri Matt. Juga dari cara ia menjaga Lisa selama ini dengan begitu baik.
Biarpun Lisa harus pindah ke Dubai karena Matt memiliki bisnis yang diwariskan oleh keluarganya di sana, aku tidak merasa sedih. Karena dengan segenap hati, aku yakin kalau Matt adalah pilihan yang tepat bagi Lisa.
"Rei!"
Emak menatapku dengan mata tajam seperti ingin membunuh. Aku balas menatap emak, berusaha mencari jawaban dari tatapan tajam itu. Lalu kulihat tante Helena sedang menatapku dengan penuh harap juga keluarga di sekelilingku yang menaikkan alisnya.
Mereka sedang menanyaiku sesuatu. Timpalku dalam hati.
Dari bawah meja, aku dapat merasakan cubitan maut emak. Membuatku terkesiap dan hendak menjerit yang kutahan dengan mengigiti bibirku.
"Um, aku baru lulus kuliah." jawabku pelan menjawab pertanyaan klasik tentang apa yang sedang kulakukan.
"Ambil jurusan apa?" paman Philip bertanya bosan.
"Bisnis."
Setelah mendengar jawabanku yang terang-terangan tidak seru, mereka pun mengalihkan padangan mereka kepada Tiana dan mulai melempar sejuta pertanyaan tentang karirnya di dunia permodelan. Aku sama sekali tidak kaget dengan diriku yang tidak dipedulikan. Malahan aku sudah terlalu terbiasa dengan semua ini.
Keluarga emak begitu terobsesi dengan prestasi anak-anak mereka dan dalam setiap pertemuan, tidak pernah aku tidak mendengar setiap orang tua mencetuskan apa yang telah anak mereka raih dalam tahun itu. Sekaligus seperti membuat suatu kompetisi antara pihak keluarga tentang siapa yang paling berprestasi. Dulunya kompetisi terjadi antara keluarga tante Helena yaitu Lisa dan saingannya adalah keluarga dari paman Philip yaitu Jenni. Tetapi karena keduanya telah lebih memiliki karir yang cukup memadai maka kedua orang tua berhenti berkompetisi. Meskipun kompetisi itu masih terasa dengan membandingkan suami mana yang lebih berkuasa. Jenni menikah dengan Harris, pemiliki bisnis properti dan juga sangat lah sukses. Mendengar Lisa menikah dengan Matt jelas membuat paman Philip agak kecewa dengan Jenni.
![](https://img.wattpad.com/cover/96071930-288-k124091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiksi
RomanceMASK adalah sebuah situs berbahaya yang diciptakan oleh seorang gadis bernama Reina Kagawa. Dengan MASK, ia dapat bertemu dengan Jon Milner, seorang miliader muda yang sukses karena telah menciptakan penemuan baru di bidang IT. Namun ia tidak tahu...