Sungguh, Aku Tak Ingin Lagi Percaya Cinta

15.9K 410 40
                                    

Aku berangkat dari satu patah hati, ke patah hati lainnya. Seringkali aku merasa, bahwa cinta hanyalah perjalanan menuju perhentian berikutnya, menuju rasa sakit hati yang tentu sama saja. Menuju patah hati yang segera disusul dengan patah hati berikutnya.

Selalu saja diawali dengan rasa tertarik, kemudian aku mulai suka, mulai aku libatkan perasaan dalam segala yang kulakukan. Namun, apa yang aku dapatkan? Hanya air mata yang terjatuh, tanpa tujuan, tanpa kepastian. Aku terlalu tinggi memberi harapan, hingga semuanya berujung pada penyesalan.

Aku berpikir untuk tidak lagi memberi perhatian lebih pada siapapun, meskipun berat untuk tidak memperhatikan orang yang menurutku cukup menarik untuk dicintai. Aku mencoba untuk tidak lagi menjatuhkan air mata demi sosok yang salah. Dan, aku coba mengunci hati, untuk satu orang yang bisa memberiku jawaban yang pasti mengenai, "Apa itu cinta?"

Ketidakpercayaanku pada cinta cukup bertahan lama. Hingga aku fokuskan diri pada masa-masa UN yang mendekat. Hingga aku hanya serius pada SBMPTN dan SIMAK UI yang hadirnya kian melekat. Aku mencoba menutup mata, menutup telinga, pada siapapun yang berusaha membisikan cinta. Karena bagiku, masa depanku jauh lebih masuk akal untuk diperjuangkan, daripada sekadar mencintai sosok yang salah.

Lalu, aku masuk ke dalam dunia seusai SMA. Kutinggalkan masa putih abu-abu dengan harapan masa perkualiahanku semakin menyenangkan. Tapi, segalanya, ternyata jauh lebih menyenangkan dari yang kubayangkan. Ketika saat masa orientasi mahasiswa, ada seorang pria yang tidak segan menyebutkan nama. Dia ulurkan tangan dan menjabat tanganku dengan sentuhan yang cukup manis.

Mataku selalu mengekori gerak-geriknya. Cara dia bercerita dengan logat Betawi yang menggemaskan. Cara dia memainkan rambut gondrongnya yang terlihat berantakan. Cara dia memanggil namaku dengan suara yang cukup menyenangkan.

Jujur. Aku tenggelam. Pria itu terlalu sayang jika harus aku tolak masuk ke dalam hidupku. Dia menawarkan candaan yang menurutku tidak garing, segala kekonyolan yang dia lakukan selalu membuat aku tertawa. Bakatnya dia memang selalu membuatku tersenyum dan tertawa, pun saat aku tidak bersamanya. Karena cukup dengan mengingat gerak-geriknya, cukup membuat dadaku menghangat tanpa sebab, hingga menimbulkan rasa kangen yang juga sulit kujelaskan. Aku tidak sabar untuk masuk kelas karena duduk di sampingnya selalu menimbulkan kebahagiaan aneh, yang tidak mampu dijelaskan oleh kata.

Malam ini, kami bertukar kabar lagi melalui chat di BBM. Seringkali, aku terus menatap ponsel, agar pesannya yang baru masuk bisa langsung kubaca. Seperti biasa, perbincangan kami seputar sastra dan Sudjiwo Tedjo. Pria itu sangat menggilai Sudjiwo Tedjo dan aku jadi tertular dengan rasa cintanya yang menggebu kepada sosok dalang itu.

Ah, seandainya aku bisa memiliki rasa cintamu itu, seandainya kamu pun bisa mencintaiku, sebesar kamu mencintai Sudjiwo Tedjo. Bolehkah?

****

- Udah baper baca teaser buku #SetelahKamuPergi belum lengkap bapernya kalau belum punya buku #SetelahKamuPergi :)

- BUKU TELAH TERBIT di GRAMEDIA, TOGAMAS, TM BOOKSTORE, dan GUNUNG AGUNG :) SILAKAN DISERBU JANGAN SAMPAI KEHABISAN

- Pembelian via online dengan edisi langka bertanda tangan aku, bisa pesan di SMS/WA: 0822-6102-2388 atau hubungi LINE: @vaf5655t (saat search username Line, ketik @ terlebih dahulu, baru ketik vaf5655t)

Setelah Kamu Pergi (TEASER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang