{5}

36 12 0
                                    

3njoy......

####

"Baik anak anak, jadi integritas di sma kita harus lebih  ditingkatkan lagi, jangan ada yang malas belajar, dan yang penting........" bariton suara kepala sekolah mendengun di setiap murid sma cakra langit, semakin membuat mereka jengah apalagi di bawah guyuran hujan yang semakin deras tak sedikit pun menyurutkan niat pak haris untuk menghentikan pidatonya, bahkan tadi sudah ada lima siswa yang terpaksa dibawa ke uks karena tidak kuat menahan deburan air yang membasahi seluruh tubuk mereka.

Berbeda dengan alvaro. Mereka asik bernyanyi di belakang barisan, ya walaupun bukan varo yang bernyanyi, yaa siapa lagi kalau bukan julian, varo hanya bisa pasrah, kenapa ia dipertemukan oleh manusia setengah jadi seperti mereka.

rinai hujan
basahi aku
temani sepi yang mengendar
Kalau aku melihatmu
Dan semua saat manis itu

aku bisa tersenyum
saat hujan turun
karna aku dapat mengenangmu
untukku sendiri
ohh oh ohh

aku bisa tersenyum
saat hujan turun
karba aku dapat mengenangmu
untukku sendiriiiiiiii...
(ost : rinai hujan)

"Woy diem coy, si kumis liatin kita mulu nih,"

"Apaan sih? Gue lagi syahdu nih nginget sang mantan."

"Mantan mulu yang dipikirin, si kumis tuh urusin dulu,"

"Emang gue emaknya?"

"Jadi itu ya anak anak yang harus diterapkan agar.......JULIAN KAMU NGAPAIN MALAH KONSER DI BELAKANG!!!" teriak pak haris

"Mampuz lu!!" kekeh keo

"Enggak ngapa-ngapain kok pak." keluh julian

********

Setelah kejadian yang memalukan tadi, julian harus berdiri di bawah bendera sampai jam pulang sekolah, dan yang paling mengenaskannya julian dihukum di bawah guyuran hujan, oke kalau hujan yang kayak di film india gituh ada pencuci matanya, lah ini cuma ada teriakan para sahabatnya yang hanya melihat di pinggir lapangan sambil membawa hot coklat, yang selalu di bawa kean, maklum kean kan anak mami.

"KAMPRET lu pada, bantuan WOY" teriak julian

"Salah sendiri, kasian deh loh" timpal keo

sementara itu varo masih berkutat pada pikirannya yang sedari tadi buntu hanya karna satu hal, dan ia hanya sekedar terkekeh kecil saat melihat kelakuan sahabatnya,

Saat ia berangkat tadi pagi ia sempat berpapasan dengan tiffany, hanya berpapasan di depan halte, itu pun tak sengaja, varo yang hendak mencari barang yang tak sengaja terjatuh dari sakunya dan tiffany yang sedang turun dari bis, entah apa yang terjadi padahal biasanya fany selalu membawa mobilnya sendiri atau diantar sopir pribadinya sekarang malah berbalik menggunakan kendaraan umum.

"Hay let, kok baru sampe udah mau masuk loh?"

"Emang apa urusan loh?" ketus fanny sambil meninggalkan varo, namun ia berbalik dan berkata,

"tunggu lo tadi bilang apa 'let', gue nggak mau lo panggil gue dengan sebutan itu ngerti lo?, Dan sampai ada yang denger lo bilang gitu lagi awas lo. Mati ditangan gue!!" ancam fanny yang hanya di balas seringan kecil yang tercetak di bibir varo.

"Gue harus cari tahu apa yang bikin fanny jadi judes, kalo gue sebut namanya itu" batin varo.

******

"varo, sini bentar bunda mau ngomong!" panggil sacha pada varo

"apaan bun varo lagi ada kerjaan"

"CEPET VARO!!!"

"iya deh iya," pasrah varo.

"gini ya roo, sahabat bunda, kamu tau kan  om fahri? Dia mau putrinya dititipin di sini katanya dia mau pindah ke perusahaannya yang ada di london untuk sementara, "

"om fahri? Nggak tau tuh. Lah emang apa hubunggannya sama aku bun?"

"bunda mau kamu jemput putrinya buat tinggal di sini"

"tinggal di sini?"

"ia niatnya sih begitu, makanya kamu cepet jemput dia soalnya om fahri udah berangkat tadi pagi,"

"harus sekarang!?"

"iya lah cepet sana!!"

*******

Tiffany sedang berada di kamarnya, ia sedang gelisah pasalnya tadi saat pulang sekolah ia menemukan kiriman surat dari ayahnya, bahwa ia harus tinggal sementara di rumah sahabat ayahnya.

"padahal bisa tinggal sendiri, ayah ngapain harus titip-titip segala sih!"
batin fany.

Tiin tiiiiiiin tiinnnn....
Suara klakson motor membuyarkan lamunan fany.

"siapa lagi sih!!"

{{tiffany pov}}

"Elo ngapain lo di rumah gue?"

"harusnya gue yang tanya lo, ngapain lo dirumahnya om fahri?" tanyanya.

"om fahri? Maksud lo bokap gue?"

"jadi lo anaknya om fahri, nggak nyangka gue, makin sering ketemu donk kita, yuk cepetan naik!" goda varo.

"yee ogah gua naik motor lu,?  Nggak bakalan!"

"gue disuruh bunda buat jemput lo, om fahri yang titipin lo ke bunda!"

"jadi lo anaknya sahabat yang dimaksud ayah?"

"yap bisa jadi. Udah cepet naik, pegangan nanti jatoh."

******

{{alvaro pov}}

"jadi dia anaknya om fahri?. Peluang gua makin besar nih!" batin varo senang

"woy cepetan pegangan nanti jatoh, gue nggak tanggung ya!" ringis varo sambil menambah kecepatan motornya.

"EH...EHHHH JANGAN CEPET CEPET NANTI GUEEE JATOOOH!!!" teriak fany

"makanya pegangan!"

####

Pendek banget. Biar dah!!!!
Frustasi banget guaaaa📌
Vote commennyaa...

xoxo.
Labella

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang