"Sumpah ya, ini bocah malah muter muter nggak jelas, mana ngebut parah lagi."batin Tiffany.
"WOY KATANYA MAU KE RUMAH LO? MALAH MUTER MUTER NGGAK JELAS." teriak Fany frustasi.
Sebenarnya Varo ingin langsung pulang ke rumah sehabis menjemput Fany, namun ia malah berputar putar sebelum sampai di rumah, entah apa motivasinya melakukan itu, yang jelas itu sangat tidak jelas.
"emang kita muter muter?" tanya Alvaro polos, membuat Fany mengerang marah.
"SI PARAH.. lo kira kita daritadi ngapain woy"
"iya iya nih udah sampek buruan turun, pegangan mulu ntar suka kan berabe"
"najis, gua suka sama lo"
-<>-<>-
"ini Tiffany yaa? Duh cantik banget anaknya Fahri, mirip sama Laila" ujar Bunda Varo
"iya tante saya Fany" ujar Fany semangat namun merasakan sesak saat Bunda Varo menyebut nama ibunya.
"Varo cepet anter Fany ke kamarnya, sama kamu bawa koper Fany sampai depan kamarnya!" titah Fany pada Varo
"nggak usah tan, biar Fany bawa sendiri aja"
"udah sini gue yang bawa" kata Varo sambil mencekal gagang koper fany.
-<>-<>-
"nih kamar lo, besok berangkat sekolah sama gue!!"
"nggak mau Roo, gue mau pake angkutan umum aja!"
"nggak ada tapi tapian, selama lo disini lo harus berangkat sama gue"
"tapi..."
"dah cepet masuk, beberes terus tidur besok sekolah!" ucapnya lalu mendorong Fany masuk ke kamarnya.
-<>-<>-
Pagi ini adalah hari pertama Fany berangkat dengan Varo, saat mereka memasuki gerbang sekolah banyak pasang mata yang melihat mereka dengan heran tak jarang mereka berbisik membicarakan Fany maupun Varo, disamping Fany yang notabenya bisa dibilang siswa yang kurang bersosialisasi Varo juga tak pernah membawa perempuan menaiki motornya.
"udah mereka nggak usah di pikirin."
"tapi, gue nggak pernah jadi perbincangan gosip mereka roo, kalo gini kan mending gue naik taksi aja!"
"udah nyampek, nanti pulang tugguin gue di kantin aja, pulang harus sama gue, inget nasihat bunda tadi lo nggak boleh ngeyel," ucap Varo
Fany menyusuri koridor ia merasa risih dengan tatapan para siswa, padahal ia hanya membonceng Varo tapi seakan ia adalah pidana yang kabur dari penjara.
"heyyy, sendiri aja fan?" tanya Syifa sambil mensejajarkan langkahnya
"eh lo syif."
"itu pada ngapain pelototin lo mulu,"
"mungkin gara gara gue berangkat sama Varo yadi jadi mereka ngiranya gue mau deketin dia"
"Varo? Sebentar itu bukannya Alvaro anaknya tante Sacha lo kenal sama dia?"
"iya, kok lo tau syif?"
"tante Sacha itu adiknya mami gue, jadi gue sama Varo itu sepupuan. Oh iya gue juga belum ketemu sama Varo dari kemarin nanti istirahat bantuin gue cari dia ya!"
"enggak ah Syif nanti aku di kelas aja, aku nggak pernah ke kantin udah bawa bekal juga kok."
"nggak ada tapi tapian lo harus ikut,"
"oke deh tapi sebentar aja ya,"
"dari kemarin itu gue nggak liat lo bicara sama temen temen lo Fan, lo ada temen gitu buat dikenalin sama gue?"
Deg.
ini yang Fany takutkan saat Syifa bertanya tentang teman, fany takut kalau Syifa tahu ia tak punya teman di sekolah ini, Fany mencoba merubah sikapnya saat di depan Syifa agar ia bisa memiliki teman yang meu menerimanya tulus.
"e..e..ee gue nggak punya temen Syif, tapi lo mau kan jadi temen gue? Tolong Syif jangan tiggalin gue ya, gue emang nggak pernah bisa bersosialisasi dengan baik, makanya tolong jangan pergi bantu gue!"
"santai aja Fan, gue slalu ada kok buat lo jadi lo jangan khawatir ya."
-<>-<>-
"sukses Ro! Lo udah sampek berangkat bereng sama fany nih!"
"kalian harus siap siap jadi babu gue sebulan," ucap Varo
"jadian dulu baru kita jadi babu lo!!"
"SIAP." ucapnya.
********
Xoxo.
labella
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing
Teen Fiction"perpisahan adalah awal sebuah cerita baru" Tiffany clareta gadis yang tak pernah mengenal kasih sayang dari siapapun, kembali dihianati oleh orang yang menjadi penguat kehidupannya... Alvaro ricky seorang remaja yang menutupi semua luka dengan seny...