SEPUCUK SURAT (3)

48 3 0
                                    

.
.
.
.

.
.
.
.


Teruntuk kamu

Goresan semacam apa yang telah kau tinggalkan pada hatiku?

Sehingga membekas dengan luka yang teramat dalam

Asalkan kau tau saja,

Berjuang sendirian itu sakit

Sakit,sesakit-sakit-nya rasa sakit

Dan, seakan waktu-pun tak berpihak

Bahkan,seakan alam-pun enggan mendengarkan kisahku

Aku akan tetap disini,

Menunggumu,

Walaupun akhirnya aku tau,

Bahwa hanya aku saja yang terluka...

Dari yang mencintaimu...

Sarang melongo,ia baru sadar,isi amplop biru yang ada pada loker-nya adalah sebuah surat romantis dari orang yang tidak dikenal lagi.

Ironis memang,bahkan sejak kelas 10,Sarang tidak pernah tau,siapa dalang dibalik surat-surat ini

Dari lubuk hati yang paling dalam,  Sarang berharap,bahwa yang mengirimkan surat ini adalah Aidan Samudran.Namun Sarang tau,Aidan tak akan melakukannya,karena ia dan Sarang hanya sebatas teman.

"Sar, ayo pulang!" ajak Aidan,dengan cepat,Sarang menyembunyikan surat itu dibelakang tubuhnya

Aidan menaikkan sebelah alisnya, penasaran dengan apa yang disembunyikan Sarang

"Apa itu, Sar?" tanya Aidan,Sarang menggeleng,Aidan malah menatapnya tajam

"Sar, apa itu?" ujarnya lagi,namun gadis itu masih bersikukuh untuk tidak memberitahu

"Sarang Arasia,kesinikan, Aidan mau tau itu apa" ujarnya dengan masih menatap gadis itu,tangan kanan-nya meminta sesuatu yang disembunyikan Sarang

'Ah,sialan,Sarang akan sangat malu jika Aidan tau isi surat itu'

"Gak,ini bukan apa-apa" ujar Sarang,gadis itu-pun masih berdiri disana,rasanya Sarang ingin mati sekarang,seolah-olah, ia adalah seorang putri yang kepergok ayahnya sedang bermain dengan benda tajam

Aidan adalah sang ayah,dan Sarang adalah putri-nya yang nakal,ya begitulah kira-kira gambaran di otak Sarang sekarang

Yang ia pikirkan adalah,bagaimana caranya agar ia bisa menyembunyikan surat itu agar tidak diketahui Aidan

"Sar, sekarang kamu main rahasia?" ujar Aidan tiba-tiba,kata-kata itu seakan menusuk hati Sarang,hati yang paling dalam.

Sementara Sarang sendiri menyimpan suatu rahasia besar,yang tidak akan ia beritau pada Aidan,sampai kapanpun.

Sarang ingin sekali berteriak bahwa ia mencintai Aidan, tapi itu adalah hal bodoh dari hal yang paling bodoh.

"g-gak kok" ujar Sarang,tenggorokannya seperti tercekat

"Terus? Itu tadi apa" ujar Aidan

"I-ini c-cuman kertas s-soal" ujar Sarang lagi,gadis itu berbohong,untuk pertama kalinya pada Aidan.

"Aku lihat dulu" ujar Aidan,yah,Aidan memang keras kepala.

"Dan, ini cum--

"Sarang, kalau cuman kertas soal,seharusnya kamu gak nutup-nutupin" ujar Aidan tegas

Sarang menghela nafas.Namun tidak menyerahkan kertas itu

Aidan yang keras kepala,masih bersikukuh untuk melihat apa yang disembunyikan Sarang.

Hingga akhirnya,Aidan mendekat,Sarang yang terkejut refleks mundur,namun percuma,Aidan semakin dekat,

Pria itu memegang pergelangan tangan Sarang,gadis itu masih terpaku disana. Dengan lembut,ia meraih kertas yang disembunyikan Sarang. Gadis itu pasrah sekarang

Aidan membaca surat itu,sesaat kemudian ekspresi-nya berubah seratus sembilan puluh persen,pria itu kini menatap Sarang

"Ini surat cinta kan, Sar?" ujarnya

Matilah Sarang.

Gadis itu mengangguk perlahan,lalu menunduk,takut akan ekspresi Aidan,Pria itu kini mendekat,membuat jantung Sarang berdetak tak karuan, gadis itu kini hanya bisa berdoa,berharap Aidan tak mendengar jeritan hatinya yang seolah-olah sangat senang itu.

"Sar, kamu kok gak bilang aku,kalau kamu punya penggemar rahasia?" ujar Aidan,gadis itu mendelik,kaget,lalu menatap Aidan

"Atau, lebih tepatnya,ini surat teror,karena gak ada nama pengirimnya"ujar Aidan

"ya,kan,Aku malu,Dan" ujar gadis itu pelan,Aidan tersenyum

"Yang penting, aku udah tau,jadi,kalau dia ngirim ini lagi,bilang aja ke aku,btw,kamu ngerasa terganggu gak?"ujar Aidan panjang lebar,pria itu menaruh perhatian pada Sarang

Inilah yang membuat Sarang jatuh cinta padanya,Rasa perhatian,rasa sayang,dan perlindungan yang diberikan Aidan,menurut Sarang adalah rasa yang bukan seharusnya diberikan kepada seorang teman

Sarang tidak ingin baper,ia tidak ingin terbang terlalu tinggi,oleh sebab itu,ia berusaha menjaga perasaannya,walaupun jauh di lubuk hatinya, ia merasa bahagia.

Sementara,Aidan berfikiran lain,dari sudut pandangnya,wajar saja jika ia memberikan perhatian,rasa sayang,dan perlindungan kepada Sarang,karena ia sudah menganggap Sarang,sebagai adik-nya sendiri,tanpa ia tau,Sarang disana memendam rasa yang terlampau jauh untuknya

Mereka mungkin bersama,namun dengan perasaan yang berbeda.

"Oke, Dan" ujar Sarang,Aidan tersenyum,seperdetik kemudian,ia membuka tas-nya dan mengambil satu bolpoin dan kertas,pria itu kini sedang menuliskan sesuatu

'bodo amat,makannya,kalau nulis surat itu yang jelas,harus pakai identitas pengirim,sekali lagi gangguin Sarang-ku,mati kamu!'

Sarang tersenyum,melihat tulisan tangan Aidan,apalagi ada kata-kata 'Sarang-ku', semakin membuat hati gadis itu menggebu-gebu,saking senangnya

"yuk, pulang, Sar" ucap Aidan,gadis itu tertawa,menatap Aidan

Aidan menggandeng tangan Sarang,Sarang dengan senang hati berpegangan tangan dengan Aidan

Kedua remaja itu kini berjalan menyusuri lorong sekolah,dengan bahagia layaknya seorang 'sahabat'

Tanpa mereka tau,salah satu dari mereka menyimpan perasaan besar.




Yeeee,entah darimana Rahma bisa nulis itu surat,pengalaman pribadi kali ya hehe,emang bener,berjuang sendiri itu sakit,apalagi kalau nganu(?)

Okee,jangan lupa COMMANT & vote!!

ALL MY LOVE

RAHMA

SARANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang