Young and Relentless - Against The Current
.
.
.Sarang turun perlahan dari motor Aidan,lalu melepaskan helm dari kepalanya,dan menyerahkannya kembali pada Aidan
"Dan, nanti pulang bareng ya?" ucap Sarang
"Iya" jawab Aidan singkat
"Oke,Sarang duluan ya,bye Aidan!" ucap Sarang sembari berlari dan melambaikan tangan pada Aidan
Aidan,pria itu membalas lambaian tangan Sarang,lalu beranjak pergi ke tempat parkir untuk mengamankan motornya.
Aidan berjalan seperti biasa,dengan santainya menyusuri lorong,tanpa ada rasa takut maupun khawatir,padahal jam sudah menunjukkan pukul 7 lebih 20 menit.Itu artinya kelas sudah dimulai dari tadi
Masa bodoh bagi Aidan,ia sudah cukup tertekan dengan banyaknya tugas dan semua rumus-rumus itu
"Bu, maaf saya terlambat" ucap Aidan diambang pintu,membuat seisi kelas XI-MIPA 1 menoleh ke asal suara,dan Aidan berdiri disana,dengan wajah yang begitu tenang
Bu Fanni,guru Fisika itu menghela nafasnya,ia tak habis fikir akan kebiasaan Aidan yang sering telat,bagi SMA Budi Wijaya,Aidan Samudran adalah 'Raja Terlambat', Bu Fanni tak habis fikir,bagaimana bisa Aidan,dengan sikap dan kepribadian seperti itu bisa masuk ke jurusan IPA?
Dari sinilah kita belajar,jangan menilai orang hanya dari luar.
Walaupun begitu,Aidan terbilang murid yang cukup pandai di SMA Budi Wijaya,ia berkali-kali meraih medali emas dalam lomba olimpiade Sains dan Matematika,oleh karena itu,ia juga dikenal sebagai 'Raja Olimpiade Budi Wijaya"
Bukan hanya itu,tampang dari Aidan bisa terbilang sangat luar biasa,dalam kutipan,ia tampan,namun tak setampan Shawn Mendes menurut Sarang
Para siswi disini pun tak jarang menyebut Aidan dengan sebutan "Aidan, Sang Raja Budi Wijaya"
Lucu memang,itu sedikit berlebihan,namun bagaimana lagi? Ini semua bukan kemauan Aidan
"Bu, boleh duduk?" ucap Aidan menyadari Bu Fanni hanya diam saja menatapnya
Bu Fanni mengambil nafas lalu mengeluarkannya pelan,seakan sudah habis akal untuk menghadapi Aidan,beliau lalu mengangguk tanda Iya
Tanpa aba-aba,Aidan lalu berlalu menuju bangkunya. Bangku pojok nomor 2 di dekat jendela, Aidan begitu menyukai-nya,karena jika ia sedang bosan dengan mata pelajaran yang sedang dibahas,matanya bisa leluasa menatap ke luar,atau sekedar merasakan terpaan angin yang membelai wajahnya lembut
"Telat lagi ya Dan,lo pasti kesiangan?" ucap Adimas,teman sebangkunya
Aidan mengangguk sebagai jawaban 'ya'
"Lo tadi berangkat bareng Sarang kan?" ucap Adilla sembari mengguncangkan kursi Aidan,Aidan berbalik badan,lalu mengangguk,memberikan jawaban 'iya' pada Adilla
"lo gak cerewet ke Sarang kan?Atau malah lo nurunin dia di jalanan?Sarang dimana?" pertanyaan Adilla yang beruntun ditujukkan pada Aidan
Lagi-lagi,Adilla,sahabat Sarang ini menanyakan hal yang tak mungkin dilakukan Aidan. Adilla memang begitu,ia mungkin terlalu sayang pada Sarang
"Gak, Dill,Sarang udah di kelas" ucap Aidan sembari menatap Adilla, Dilla pun bernafas lega
Awas saja kalau Aidan berani menurunkan Sarang di jalanan,maka tidak segan-segan Dilla akan melempar Aidan sampai ke ujung dunia dan tak akan pernah ditemukan
KAMU SEDANG MEMBACA
SARANG
Novela Juvenil"I can see you're sad, even when you smile, even when you laugh. I can see it in your eyes, deep inside you wanna cry" copyright © 2017 By Rahma Siska S. 14/01/2017