Pagi - [ 2 ]

49 4 2
                                    


Pukul 12.58,

Koridor Kelas X, Keisetsu Gakuen.

Hisashi mencari vending machine di sekitar koridor bersama Seiya dan Yuta. Mereka berbicara tentang banyak hal dan terlihat sangat akrab dibandingkan pertemuan singkat –makan siang tadi. "Kita sudah mengelilingi koridor ini, tapi tidak ada vending machine yang terlihat di depan mata," keluh Yuta. "Apa kita harus ke gedung barat?"

"Gedung barat, kan, hanya laboratorium, beberapa ruang ekstrakurikuler, dan ruang kesehatan. Mana mungkin di gedung barat ada vending machine. Kelas X ada di gedung timur," jelas Hisashi sambil menyisir setiap sudut koridor.

"Kau tahu banyak, ya, Hisashi," ucap Seiya.

"Aku mengetahuinya berkat kakakku yang bersekolah disini dulu," kata Hisashi sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Kalau kelas X berada di lantai 3... kelas XI dan XII ada dimana?" tanya Yuta.

"Kelas XI ada di lantai 2 gedung timur, dan kelas XII di lantai 1 gedung barat," jawab Hisashi. Mereka berdua menganggukkan kepalanya. "Kelas XII ditempatkan di gedung barat karena lebih sepi dan mereka harus belajar ekstra untuk memasuki universitas," lanjut Hisashi.

"Pantas saja," ujar Yuta melipat tangannya.

"Sepertinya kita menemukan yang kita cari,"

Seiya menunjuk vending machine dan mereka langsung menyerbu dan membeli minuman dingin kesukaan mereka.

"Hari ini aku beli kopi atau soda ya?" gumam Yuta sambil memilih-milih.

"If I were you, aku akan membeli kopi dan membuat diriku terjaga sampai pulang sekolah nanti," jawab Seiya sambil mengambil teh dingin.

"Wah, Bahasa Inggrismu bagus sekali, Seiya! Aksen Jepangnya hampir tidak terdengar, kau belajar darimana?" tanya Yuta yang terkagum setelah mendengar Seiya.

"Ah, aku... hanya menonton video-video edukasi di internet, dan ibuku sering membelikan buku berbahasa Inggris untukku dan adikku. Itu saja, sih," jawab Seiya.

"Begitukah? Aku akan mencobanya nanti di rumah!" ujar Yuta sambil memilih kopi kaleng kesukaannya.

Hisashi terdiam dan melihat kearah jendela. Terlihat masih banyak murid yang bermain di lapangan bersama teman-temannya. Mereka terlihat sangat bahagia saat bertukar tawa dengan temannya. "Hisashi?" panggil Yuta. Hisashi menengok. "Kau tidak jadi membeli minuman dingin?"

"Ah, iya, aku bingung mau beli apa. Ada banyak minuman kesukaanku di vending machine itu!" jawab Hisashi sambil menggaruk kepalanya. "Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Yuta lagi. "Tidak apa-apa kok, hahaha!"

"Ah, 10 menit lagi kita masuk," ujar Seiya tiba-tiba sambil melihat jam tangannya.

"Kopi kaleng ini harus kuhabiskan cepat-cepat sebelum aku mendapat serangan dari dalam!" kata Yuta sambil meminum kopi kalengnya.

"Serangan dari dalam?" tanya Seiya. "Kadang, setelah aku meminum kopi kaleng dingin, perutku sakit karena panggilan alam yang tidak bisa dihindari," jelas Yuta. Seiya hanya menganggukkan kepalanya. Tak lama setelah Yuta menghabiskan kopi kalengnya, raganya sudah mendapatkan panggilan alam. "AAAAH SIALAN! Aku akan ke kamar mandi. Kalian duluan saja!" ujarnya sambil berlari ke kamar mandi terdekat. Hisashi masih berdiri terdiam sampai Seiya menepuk pundaknya.

"Hei, bung,"

Hisashi menengok kearah Seiya. "Ah, ada apa?"

"Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu. Apa kau akan membiarkan minumanmu tidak dingin?" tanya Seiya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang