Bab 3 - Chance corp.

27 4 3
                                    

Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, kecuali Yang Berkuasa tidak menghendaki

♤♡◇♧☆

Fantasi dan imajinasi berkeliaran di kepala Nata. Semuanya berhubungan dengan bagaimana jika kehidupan keluarga mereka dapat dikatakan harmonis, pasti dia tidak akan merasa terluka seperti ini. Dan pasti bukan hanya dia yang merasakan luka. Tapi kata kuncinya ada pada 'bagaimana jika', bukan?

Nata berjalan keluar dari kamarnya setelah selesai mandi. Ya, dia baru saja mandi karena tidak sempat mandi di apartemen. Berhubung kamarnya ada dia atas, dia menuruni tangga yang langsung menghubungkannya ke ruang makan. Dia yakin sekali, sebelum dia turun tadi, dia mendengar suara orang bercakap-cakap. Tapi sekarang? Yang ada hanyalah 3 kepala yang meliriknya. Yang satu dengan benci, yang satu dengan kecewa, dan yang terakhir dengan jengkel. Siapa lagi kalau bukan kakak, mama, dan papanya?

Memang ada peraturan tidak tertulis kalau mereka harus sarapan pagi bersama, tapi itu dulu. Sekarang mungkin saja tidak. Setidaknya tidak untuk Nata. Karena hadir atau tidaknya Nata, mereka akan menganggapnya tidak ada. Atau bahkan mencela atau menyindirnya. Tetapi sepertinya, hari ini mereka memilih mendiamkan Nata. Dan bagi Nata, itu jauh lebih menyakitkan daripada dicela atau disindir.

Aura mencekam masih menyelimuti ruang makan itu. Bahkan mbok Min yang notabene hanya seorang pembantu pun mengerti susasana saat ini dan hanya bersembunyi di dapur. Mbok Min memang pembantu di rumah mereka sedari Sera dan Nata kecil. Dia tau seluk beluk rumah ini. Setiap permasalahan yang ada dan kejadian-kejadian penting baik yang menyenangkan maupun yang ingin dilupakan. Dan bagi Nata, mbok Min adalah ibu keduanya selain mamanya.

Hening masih tercipta sampai dering hp Nata terdengar dan Nata memilih menyingkir, kembali ke kamarnya tanpa sepatah katapun, sebelum melihat hp nya yang tertera nama Alex dan mengangkatnya.

"Ha.."

"Nata!! Kemana saja kau?! Kemarin malam ku telepon kenapa hp nya nggak aktif?!", cecar orang yang bernama Alex itu.

"Alex, calm down! Kemarin aku lupa mencharge hp ku dan hp ku sudah mati duluan, jadi ya begitu deh.. hehehehe.. ngomong-ngomong ada masalah di kantor?", kalimat itu dikatakan Nata dengan hati-hati.

"Kau gila!! Bisa-bisanya kau bolos meeting sore kemarin dan masih bertanya APA ADA MASALAH?!?!?! KU KATAKAN PADAMU YA, NONA NATASIA GERALDINE BROOKLYN YANG TERHORMAT!! JIKA AKU BUKAN TEMANMU YANG BAIK YANG MERANGKAP SEBAGAI SEKRETARISMU, JANGAN HARAP KAU TIDAK MENEMUKAN SURAT PENGUNDURAN DIRIKU!! CAMKAN ITU!!"

Ya. Alex memang sahabatnya yang paling mengerti dirinya. Setidaknya sampai sekarang memang begitu. Dan dia juga yang merangkap menjadi sekretarisnya di kantor. Chance corp merupakan perusahaan yang telah dirintis Nata sejak ia masih di bangku SMA. Memang terlihat mustahil bagi seorang anak SMA membuat sebuah perusahaan, tetapi nyatanya memang perusahaan itu baru mendapat ijin saat ia berada di bangku kuliah walaupun usahanya dimulai oleh Nata di bangku SMA. Dan selama itu pula, Alex menjadi satu-satunya orang yang membantunya, menjadi orang yang dipercaya oleh Nata.

"Sahabat, Alex. Sahabat dan teman dekat memiliki arti yang berbeda", Nata membenarkan perkataan Alex sambil menahan tawanya, tapi pada kenyataannya, malah membuat Alex makin panas.

"MAU SAHABAT KEK, MUSUH KEK, SODARA KEK, GUE GA PEDULI MBAK!! YANG GUE MAU ADALAH LU, KANTOR, DAN SEJAM. NGERTI LU!!"

"Aye aye captain!"

Begitulah Alex. Dia memiliki sifat yang kadang melebih-lebihkan. Tapi Nata tau, itu semua karena Alex khawatir padanya. Alex peduli padanya. Yaahh meskipun dia kadang merasa Alex agak over, tapi selebihnya yang ada pada Alex selalu membuatnya nyaman. Itulah kenapa Alex bisa dengan mudah menembus pertahanannya dan mengambil posisi sebagai sahabatnya.

To ForgiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang