Sunyi Sendiri

4.9K 186 57
                                    

Dunia sudah gelap, matahari sudah tak nampak lagi. Suasana saat ini seakan mewakilkan betapa bingungnya Nala hari ini.
Dia ingin tahu, apa yang belum dia ketahui. Semuanya seakan sulit untuk dimengerti. Hanya satu nama yang memenuhi kepalanya sejak sore tadi, dia Bagas. Ini sudah di luar batas keponya. Sesungguhnya, Bagas itu siapa? Apa yang dia ketahui tentang Bagas sebelumnya? Mengapa semua hal ini, seperti pernah ia ketahui?

"Ya Tuhan, Bagas itu siapa sih sebenernya?"
"Kenapa gue kaya pernah kenal sama dia?"
"Apa sebenarnya gue emang kenal sama dia?"
"Ya terus, kenapa gue gak inget apapun tentang dia?"
"Tapi feeling gue bilang, kalo gue emang pernah kenal sama yang namanya Bagas."
"Ampun deh, sesusah - susahnya TTS yang baru gue beli, mecahin teka - teki tentang Bagas emang lebih susah ternyata hm."

Begitulah kiranya, ocehan yang keluar dari bibir manis Nala. Semakin lama dia memikirkannya, semakin banyak pertanyaan yang muncul. Setelah sekian lama dia bergelung dengan semua hal tentang Bagas, Nala pun mengambil sebuah keputusan.

"Gue harus gali informasi lebih banyak tentang Bagas. Satu - satunya orang di rumah ini, yang kenal Bagas lebih dari gue adalah Mama. Ya, narasumber pertama adalah Mama."

Nala pun memulai aksinya layaknya seorang detektif profesional.

"Oke guys, Detektif Nala siap beraksi."

Sungguh konyol.
.
.
.
.
.
.

"Mamaaa, mama dimana?" Teriak Nala sembari turun dari anak tangga.

"Apa sih La teriak - teriak, Mama lagi di dapur nih, masak." Sahut Mama Ajeng tak kalah kencang.

Nala pun segera menghampiri mamanya yang katanya sedang memasak di dapur. Sesampainya Nala di dapur, suatu insiden yang tak mengenakkan terjadi.

Pranggg!!!
Nala diam seketika, sedangkan Mama Ajeng memasang wajah garangnya.

"Nala, kamu ini gimana sih?! Jalan aja kok susah, pake acara mecahin piring segala. Jalan itu yang anggun dikit dong, bukannya kaya preman gitu! Anak cewek bandelnya kok gak ketulungan, aduh gusti gusti."
Rentetan kata - kata yang sangat menyakitkan hati Nala pun meluncur dengan mudahnya dari bibir Mama Ajeng. Ibaratkan sebuah lagu, Sakitnya Tuh Disini.

"Ya maaf lah Ma, Nala kan gak sengaja nyenggol piringnya. Lagian Mama sih, naruh piring disana, orang yang jalannya seanggun apapun juga pasti gak bakal tau kalo ada piring." Ucap Nala membela diri.

"Oh, jadi kamu nyalahin Mama gitu? Mulai berani ya kamu." Sahut Mama Ajeng sambil menjewer kuping Nala.

"Aduh duhh, ampunn Ma ampunn. Iya, Nala yang salah. Nala minta maaf ya Ma, duhh." Ujar Nala sambil meringis kesakitan.

Mama Ajeng pun melepaskan jewerannya dan kembali fokus pada masakan buatannya.

"Yaudah Mama maafin, tapi beresin dulu tuh pecahan piringnya. Habis itu buang di tong sampah depan rumah biar aman." Ujar Mama Ajeng.

"Iyadeh iya, Nala mah nurut aja sekarang." Sahut Nala.

Ia pun segera membersihkan pecahan piring tersebut, meletakkannya ke dalam kantong plastik dan membuangnya ke tong sampah depan rumah.

Setelah semua pekerjaannya beres. Nala kembali ke dapur untuk melancarkan aksi detektifnya.



To be continue ya guys 😂😂
Xoxo :x

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang