weirdo

15 1 0
                                    

Jemari wanita itu menari lepas diatas sebuah laptop, ia terus menuaikan karya nya diatas benda tersebut. Sadar akan handphone nya yg berbunyi ia pun menghentikan aktivitasnya dan mengecek handphonenya.

From: 08129880xxxx

Hey, how ya doin'?

Lula menautkan alisnya bingung, ia tidak kenal akan nomor yg mengiriminya sms tersebut. Ia lalu membalas seadanya.

To: 08129880xxxx

Nothing, who's this?

1 menit, 2 menit nomor itu tidak membalas lagi. Mungkin hanya orang iseng pikir Lula. Ia lalu melanjutkan kegiatannya menulis sajak yg sudah menjadi hobby nya sejak 2 tahun yg lalu.

Aku akan membaca buku
Alihkan perhatian
Tetap saja
Dirimu ada disana sebagai pemeran utama
Maksudku bukan dibuku
Melainkan pikiranku
Kau meracuni nya
Hingga hanya kaulah yang ada disana.

Tidak ada alasan mengapa Lula mengetik sajak tersebut pada blog nya, ia hanya menuangkan apa yg sedang dirasakan saja. tidak lebih. Namun tidak ada yg tau apa yg sebenarnya wanita itu rasakan.

****

Lula's POV

Baru 5 menit yg lalu gue upload sajak gue ke blog dan boom udah banyak yg like dan comment ya walaupun mereka ga tau siapa penulis sebenernya. Laptop gue tutup dan ngecek ngecek handphone, galama ada telfon masuk.

"assalamualaikum?" Gue mengucapkan salam takut takut yg nelfon adalah saudara, kalo ga ngucap salam yg ada gue kena semprot bisa berabe urusannya.

"waalaikumsayang"

"eh? siapa nih?"

"dafy didiye hehe"

Gue menggaruk tengkuk leher gue yg ga gatel sama sekali, ko gue ngerasa seneng ya dia nelfon? apaandeh

"tau nomer gue dari siapa ka?"

"feeling donggg"

"cenayang lo ya?"

"tau aja kalo gue sayang"

"lebaran beli korek kuping ka makanya"

"haha, udah dulu ya. Jangan lupa save nomor gue nama nya Dafy Ganteng okeyy? Goodnight Luluu"

Sambungan terputus. Maksudnya apa coba ya tu orang nelfon malem malem buat ngomong hal gapenting doang, terus tau nomer gue dari siapa coba yaa.

Gue memejamkan mata karena jam udah menunjukkan pukul 22.00 dan besok gue harus suckolah eh sekolah maksudnya.

****
Normal POV

Dafy menaiki motor ninja nya dengan pasti. Ia melihat jam tangannya yg menunjukkan pukul 06.20 masih banyak waktu untuk menjemput gebetannya sekarang. Motor pun melaju dengan kecepatan sedang, jalanan Jakarta lumayan ramai di jam segini, membuat Dafy bergegas menuju rumah Lula.

tok tok

Wanita paruh baya itu berjalan untuk membukakan pintu, tidak biasanya ada tamu di jam segini.

"assalamualaikum tan" Dafy tersenyum tulus saat melihat Clara yg berada diambang pintu

"waalaikumsalam, eh Khadafy ya? ayo masuk" Clara membalas dengan senyuman tulus dan mempersilahkan Dafy untuk masuk.

"Lula nya ada tan?" tanya Dafy sesaat ia mendaratkan bokongnya di sofa rumah yg bernuansa putih itu.

"masih mandi dia, biasa kebo gitu" balas Clara setengah bercanda.

"Lulaaaa ada temennya nih" Teriak Clara yg tak lama orang yg dipanggil pun turun dengan rambut yg masih acak acakan, dan muka bantal nya yg masih terlihat jelas.

Lula yg melihat ada Dafy yg sedang tertawa melihatnya pun wajahnya langsung berubah menjadi merah karena malu.

"ih ko ada lo sih" tanya Lula sambil menguncir rambutnya menjadi ponytail dan mengambil sepotong roti yg telah disiapkan mamanya dan memakannya dengan terburu buru.

"ga boleh gitu Lul, udah sana berangkat" suruh Clara pada anak sulung nya itu

Lula pun memakai sepatu nya dengan terburu buru karena merasa tidak enak pada Dafy yg telah menunggunya. Sedangkan yg menunggu hanya asik duduk dimotor sambil memainkan gadget nya lalu memasukkannya kembali ke kantung seragamnya.

"eh tunggu" cegat Dafy saat Lula ingin naik keatas motornya

"kenapa lagi ka?" tanya Lula bingung dengan ucapan Dafy tibatiba.

"make sepatu tu yg bener Lul" ucap Dafy turun dari motor dan mengikatkan tali sepatu Lula yg belum terikat sempurna.

Lula hanya bisa menatap Dafy dengan perasaan tidak karu karuan, baru kali ini ada pria yg nekad mendekatinya seperti Dafy.

"mau disitu aja sampe lebaran?" tanya Dafy tibatiba karena Lula hanya diam ditempat seperti patung. Lula pun menaiki motornya dan motor pun melaju menuju sekolah nya dengan pasti.

****

gabagus banget sih emang ini cerita tapi hargain ya? hehe

-T

Same MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang